download

URL 05:
Fondasi
Pada bangunan tinggi umumnya menggunakan fondasi dalam (fondasi tak
langsung), baik berupa tiang pancang maupun tiang bor. Di samping itu, kerap
kali digunakan fondasi rakit/basemen (‘basement’) yang kadang kala diperkuat
dengan fondasi tiang.
Dalam perencanaan fondasi tiang, perlu dilakukan penyelidikan tanah,
khususnya percobaan sondir untuk memperoleh nilai konus (qc) dan Jumlah
Hambatan Pelekat (JHP = ). Nilai qc dan  ini diperlukan untuk menghitung
kapasitas daya pikul satu tiang.
Dewasa ini, banyak dikenal berbagai jenis fondasi tiang, diantaranya: Frankie
Pile, Baja Profil ‘H’, Pipa Baja. Namun yang paling sering digunakan adalah tiang
pancang beton bertulang berpenampang bukur sangkar atau pipa beton pra
tegang atau fondasi bor (dengan atau tanpa selubung ‘casing’).
Pada fondasi tiang, dikenal dua jenis fondasi tiang:
1) Fondasi yang bertumpu pada lapisan keras (‘point bearing pile’)
Pada kondisi ini, dianggap tiang bertumpu pada lapisan keras dengan nilai q c
> 200 kg/cm2.
2) Fondasi yang mengandalkan lekatan tanah (‘friction pile’)
Mengingat lapisan tanah keras berada jauh di dalam tanah, maka daya pikul
tiang pancang dihitung berdasarkan rumus:
Ptiang 
di mana
A.qc O. .L

3
6
: A adalah luas penampang tiang
qc adalah tegangan konus tanah keras (qc= 200 kg/cm2)
O adalah keliling penampang tiang
adalah Jumlah Hambatan Pelekat (=0,2 kg/cm2)
L adalah panjang tiang
P
k o lo m
K o lo m
t
b
a
'P O E R '
L
F o n d asi
T ian g
Fondasi Tiang dan ‘Poer’
Di atas fondasi tiang, terutama jika menggunakan kelompok tiang, diberi pelat
pengikat yang diberi nama ‘poer’ (‘pile cap’). Ketebalan ‘poer’ ini
diperhitungkan dengan memperhatikan tegangan pons:
 pons 


P
1
  bk 1  kolom 
6
 14 Akolom 
Selanjutnya ketebalan ‘poer’ dapat diperoleh dengan rumus:
P kolom
(kolom persegi empat)
a  b  2t 2t
Pkolom

(kolom lingkaran)
2r  t  .t
 pons 
 pons
di mana : r
adalah jari-jari penampang kolom
Bangunan tinggi yang menggunakan fondasi rakit berupa basemen, daya
dukung fondasinya dihitung berdasarkan:
Prakit  WG  W fondasi  Wtan ah   tan ah . A fondasi 
di mana
: WG
adalah berat bangunan
Wfondasi adalah berat fondasi rakit
Wtanah adalah berat tanah yang dipindahkan
= Afondasi x f x tanah
(berat jenis tanah :  tan ah = 1700 kg/cm2)
 tan ah adalah daya dukung tanah keras di bawah fondasi
Afondasi
(daya dukung tanah keras :  tan ah > 3 kg/cm2)
adalah luas telapak fondasi rakit
=LxB
f
B
L
Skematik Basemen
Jika fondasi bangunan merupakan gabungan antara fondasi rakit dan fondasi
tiang, maka jumlah tiang pancang yang diperlukan adalah:
n
di mana
WG  Prakit
Ptiang
: W G adalah beban bangunan
Prakit adalah daya pikul fondasi rakit
Ptiang adalah daya pikul satu fondasi tiang
W
G
Prakit
P
tiang
Fondasi Rakit dan Tiang