download

Matakuliah
Tahun
: R0142/Fisika Bangunan
: September 2006
IKLIM DAN ARSITEKTUR
Dua kekuatan yang mempengaruhi tempat
berlindung:
IKLIM
BUDAYA
Pertemuan 10
1
Latar Belakang:
• Masih banyak karya arsitektur yang
kurang tanggap lingkungan/iklim.
• Pemanfaatan potensi iklim kurang optimal.
• Solusi disain terhadap kendala iklim tropis
kurang berkembang. (fasade, pelataran
beton, perkerasan yang memantulkan
panas.
• Solusi arsitektur “sub tropis” banyak
ditiru/muncul di daerah tropis; gedung
kaca reflektif (kulit gedung)--- (latah).
2
Arsitektur tanggap lingkungan.
• Iklim harus dipertimbangkan sebelum
suatu konsep menyeluruh akan
diputuskan.
• Kesalahan dalam disain arsitektur yang
tidak mempertimbangkan iklim akan
berdampak negatif sepanjang bangunan
tersebut berdiri; (biaya operasional,
perawatan gedung)
3
TUJUAN:
• Mahasiswa dapat memahami/menghayati
dan memanfaatkan potensi iklim yang
ada, serta dapat mencari solusi terhadap
kendala iklim lingkungan sekitar, dalam
proses disain arsitektur
4
Arsitektur Tropis: rancangan arsitektur yang
mengarah pada pemecahan problema iklim tropis.
Ciri-ciri Iklim Tropis Basah:
• Radiasi matahari relatif tinggi
• Curah hujan relatif tinggi
• Suhu udara relatif tinggi: 23 – 33 oC
• Kelembaban tinggi : 60-90 %
• Kecepatang angin relatif rendah
5
Arsitektur Tropis Basah
• Suatu karya arsitektur yang dirancang
untuk mengatasi problem yang
ditimbulkan oleh iklim tropis basah. Suatu
rancangan yang dibuat untuk
memodifikasi iklim luar (tropis basah yang
kurang dikehendaki) menjadi iklim dalam
bangunan yang nyaman (dikehendaki oleh
penghuni)
6
Indonesia :Iklim Tropis lembab
• Ciri/karakteristik:
• Curah hujan relatif tinggi:2000-3000m/thn.
• Radiasi matahari relatif tinggi:15002500kWh/m2/tahun.
• Suhu relatif tinggi, Jakarta 23-33 oC , dengan
variasi perbedaan suhu harian, bulanan dan
tahunan maximun 10 oC
• Kelembaban udara tinggi (Jkt:60-95 %)
• Kecepatan angin relatif rendah (dlm kota Jakarta
< 5 m/s)
7
Teknik Perancangan:
• Melindungi manusia dan sarana
pendukung dari air hujan dan sengatan
matahari, perlu disediakan ruang yang
bebas dari cucuran air hujan dan sengatan
matahari, misal:perlu koridor penghubung
antar bangunan bang beratap.
• Perlu overstek/overhang yang cukup lebar
agar hujan dan sengatan matahari tidak
masuk ke dalam ruang/gedung.
8
Hindari pemanasan Udara di dalam bangunan
akibat Radiasi Matahari
• Rencanakan bagian pendek gedung pada posisi
Timur- Barat. Jika perletakkan ini tidak
memungkinkan maka perlu penghalang
terhadap jatuhnya radiasi matahari. Perletakan
zona ruang service.
• Hindarkan “Efek rumah kaca” dalam bangunan
agar tidak terjadi akumulasi panas dalam
bangunan.
• Buat Ventilasi pada ruang atap (antara plafond
dan penutup atap) untuk menghalau panas yang
terperangkap pada ruang tersebut.
9
Cross Ventilasi
• Optuimalisasi ventilasi silang pada
bangunan “non A.C”, bentang gedung
relatif pendek, untuk kemudahan aliran
udara pada setiap titik dalam gedung,
serta diperoleh pencahayaan alami yang
optimal.
10
Panas dan radiasi sekitar
bangunan
• Kurangi perkerasan pada ruang terbuka dan material
keras.
• Maksimalkan penghijauan, untuk mengurangi panas
radiasi matahari.
• Sediakan ruang terbuka antar gedung, tata letak gedung
yang baik agar terjadi aliran udara, untuk menunjang
disain ventilasi silang didalam gedung.
• Pilih bahan bangunan dengan sifat laju aliran panas
rendah (pada dinding, atap) yang menghadap timur +
barat.
• Manfaatkan jendela, atap(sky light) untuk penerangan
alami.
• Mencegah Efek Rumah Kaca(terperangkapnya panas
pada r. dalam, langit-langit).
• Perhatikan solusi Rumah Tradisional Indonesia : Bentuk
Atap, sudut kemiringan atap, overstek, cross ventilasi,
rumah panggung.
11