download

Matakuliah
Tahun
Versi
: F0692 / KODE ETIK AKUNTAN
: Semester Genap 2004 / 2005
:0/0
Pertemuan 7
INTEGRITAS dan
OBYEKTIVITAS
1
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa
akan mampu :
• Memecahkan masalah dalam pekerjaan dilapangan
yang berhubungan dengan penerapan integritas dan
obyektivitasnya sebagai Akuntan Publik
• Menolak klien, baik saat pelaksanaan pekerjaan
maupun pelaporan; apabila hal tersebut melanggar
integritas dan obyektivitasnya sebagai Akuntan
Publik
2
Outline Materi
• Materi 1: penjelasan Kepribadian AP, bab I
yang menyangkut integritas dan obyektivitas
• Materi 2 : Penerapan integritas dan
obyektivitas dan contoh-contohnya
3
Kepribadian Akuntan Publik
Dalam bab I – Kepribadian dicantumkan dua pasal
yang mengatur :
1. Kewajiban semua anggota IAI untuk menjaga nama
baik profesi dan menjunjung tinggi etika profesional
serta hukum yang berlaku ditempat anggota
menjalankan profesinya.
2. Kewajiban semua anggota IAI untuk
mempertahankan integritas dan obyektivitas dalam
menjalankan tugasnya.
4
Kepribadian Akuntan Publik
Integritas merupakan unsur karakter yang
menunjukkan kemampuan seseorang untuk
mewujudkan apa yang telah disanggupinya
dan diyakini kebenarannya kedalam kenyataan.
Auditor yang berintegritas adalah auditor yang
memiliki kemampuan untuk mewujudkan apa
yang
telah
diyakini
tersebut
kedalam
kenyataan
5
Kepribadian Akuntan Publik
Obyektivitas merupakan unsur karakter yang
menunjukkan kemampuan seseorang untuk
menyatakan kenyataan sebagaimana adanya,
terlepas dari kepentingan pribadi maupun
kepentingan orang lain. Jadi obyektivitas
berarti
kejujuran
dalam
diri
(internal)
profesional dalam mempertimbangkan fakta
yang dihadapinya seperti apa adanya, dan
memberikan pendapat berdasarkan fakta
tersebut.
6
Penerapan yang berlaku
1. HUBUNGAN KEUANGAN DENGAN KLIEN
•
•
•
•
Hubungan ini dapat mempengaruhi obyektivitas dan dapat
mengakibatkan pihak ketiga / masyarakat berkesimpulan
bahwa obyektivitas auditor tidak dapat dipertahankan.
Hubungan keluarga sampai derivate kedua dari auditor
dengan klien, dianggap mempengaruhi obyektivitas.
Saham yang dimiliki merupakan bagian yang material, baik
berupa modal saham maupun aktiva. Konsekuensinya, AP
harus menolak penugasan audit, kecuali jika hubungan
keuangan tersebut diputuskan.
Pemilikan saham secara langsung atau tak langsung
(misalnya dari warisan, perkawinan dengan pemegang saham
atau pengambilan) dianggap mempengaruhi obyektivitas.
7
Penerapan yang berlaku
3. HUBUNGAN KELUARGA DAN PRIBADI
Hubungan
keluarga
dan
pribadi
dapat
mempengaruhi obyektivitas. Oleh karena itu, auditor
harus menghindari penugasan audit atas laporan
keuangan kliennya jika ia memiliki hubungan
keluarga atau hubungan pribadi.
8
CLOSING
Independensi dan obyektivitas merupakan tulang
punggung profesi akuntan publik, yang
dibutuhkan masyarakat sebagai pihak yang dapat
dipercaya  untuk menilai kewajaran informasi
keuangan yang dibuat oleh manajemen suatu
perusahaan. Tanpa jaminan kedua hal tersebut
masyarakat akan meragukan pendapat (opini)
yang diberikan oleh akuntan independen yang
bekerja sebagai pegawai perusahaan klien. IAI
dalam Pernyataan Etika Profesi no.1, memperinci
mengenai Independensi, Integritas dan
obyektivitas
9