download

Matakuliah
Tahun
Versi
: F0692 / KODE ETIK AKUNTAN
: Semester Genap 2004 / 2005
:0/0
Pertemuan 6
INDEPENDENSI
1
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan
mahasiswa akan mampu :
• Memecahkan masalah dalam pekerjaan
dilapangan yang berhubungan dengan
penerapan independensinya sebagai
Akuntan Publik
• Menolak klien, baik saat pelaksanaan
pekerjaan maupun pelaporan; apabila hal
tersebut melanggar independensinya
sebagai Akuntan Publik
2
Outline Materi
• Materi 1: penjelasan Kepribadian AP, bab I
yang menyangkut independensi
• Materi 2 : Penerapan independensi dan
contoh-contohnya
• Materi 3 : Upaya memelihara Independensi,
Integritas dan Obyektivitas
3
Kepribadian Akuntan Publik
Dalam bab I – Kepribadian dicantumkan dua pasal
yang mengatur :
1. Kewajiban semua anggota IAI untuk menjaga nama
baik profesi dan menjunjung tinggi etika profesional
serta hukum yang berlaku ditempat anggota
menjalankan profesinya.
2. Kewajiban semua anggota IAI untuk
mempertahankan integritas dan obyektivitas dalam
menjalankan tugasnya.
4
Kepribadian Akuntan Publik
Independensi berarti bebas / tidak dikendalikan orang atau
pihak lain. Jadi independensi adalah kondisi dimana
auditor tidak terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh
berbagai kekuatan yang berasal dari luar dirinya dalam
mempertimbangkan
fakta
yang
ditemukan
saat
melaksanakan pekerjaan audit.
Independensi auditor mempunyai tiga aspek :
1. Independensi dalam diri auditor sendiri, yaitu berupa
kejujuran nya dalam memrtimbangkan fakta yang
ditemukan dalam audit. Kenyataan ini disebut
independence in fact,
2. Independensi ditinjau dari sudit pandang pihak lain yang
mengetahui informasi ysng bersangkutan dengan diri
auditor. Disebut sebagai independensi dalam penampilan
(perceived independence / independence in appearance
5
Kepribadian Akuntan Publik
3. Independensi dari sudut keahliannya. Seseorang dapat
mempertimbangkan fakta dengan baik jika ia mempunyai
keahlian atas fakta tersebut. Oleh karena itu auditor harus
mempunyai pengetahuan mengenai bisnis klien. Kompetensi
auditor/ kecakapan profesional menentukan independen atau
tidaknya melaksanakan pekerjaan (perhatikan Kode Etik
Akuntan Indonesia pasal 1 ayat 2 dan pasal 2 ayat 3)
Contoh :
Seorang AP yang mengaudit suatu perusahaan. Ia juga menjadi salah
seorang Direktur pada perusahaan tersebut. Meskipun ia telah
menggunakan keahliannya dengan jujur, namun sulit untuk
mengharapkan masyarakat mempercayai hasil laporannya; karena
kedudukannya itu.
Seorang AP (=Auditor BI yang sedang periksa bankXX) mempunyai
kepentingan keuangan yang cukup besar dalam perusahaan yang
diauditnya (misal AP=dapat dropping BANTUAN LIKUIDITAS BI/BLBI),
mungkin ia benar-benar tidak memihak dalam hal menyertakan
pendapatnya atas laporan keuangan perusahaan namun masyarakat
tidak akan percaya bahwa ia bersikap jujur dan tidak memihak
6
Penerapan yang berlaku
1. KETERLIBATAN DALAM USAHA YANG TIDAK
SESUAI DAN TIDAK KONSISTEN
- Seorang auditor tidak boleh terlibat dalam usaha/
pekerjaan lain yg. dapat menimbulkan pertentangan
kepentingan/mempengaruhi independensinya dalam
pelaksanaan jasa profesionalnya
- Seorang auditor tidak dapat melakukan kerjasama
bisnis dengan perusahaan klien atau dengan salah
satu eksekutif/pemegang saham utama.
7
Penerapan yang berlaku
2. PELAKSANAAN JASA LAIN UNTUK KLIEN AUDIT
Jika seorang auditor disamping melakukan audit, juga
melaksanakan jasa lain untuk klien yang sama; maka ia harus
menghindari jasa yang menuntut dirinya melaksanakan
fungsi/keputusan manajemen yang menyebabkan ia tidak
independen.
Contoh:
Auditor mendapat kontrak untuk mengawasi kantor klien,
menanda-tangani bukti kas keluar (Voucher) untuk pembayaran
dan menyusun laporan operasional berkala, sedangkan pada
saat yang bersamaan auditor juga melaksanakan tugas audit
atas laporan keuangan klien tersebut.
8
Penerapan yang berlaku
3. HUBUNGAN KELUARGA DAN PRIBADI
Hubungan keluarga pasti akan mengancam
independensi akuntan publik. Hubungan
yang dimaksud sebagai suami/isteri keluarga
sedarah- semenda sampai garis kedua
dengan pemilik, pemegang saham utama,
direksi dan eksekutif lain.
9
Penerapan yang berlaku
4. PENERIMAAN/ PEMBERIAN BARANG ATAU
JASA DARI/KEPADA KLIEN
Akuntan Publik, suami atau isterinya dan
keluarga sedarah-semenda sampai garis
kedua tidak boleh menerima/ memberi
barang atau jasa dari/ kepada klien
10
Penerapan yang berlaku
Pendekatan yang digunakan oleh Dewan SPAP adalah
mengikuti AICPA. Di USA, kepemilikan saham
perusahaan diatur lebih terinci, antara lain seperti :
PARTNER KAP tidak dibolehkan mendapat assignment
audit :
1. Suatu badan usaha, dimana dia sebagai Pemegang
Saham pada usaha tersebut.
2. Tugas dan tanggung-jawabnya ada kepentingan
Keuangan, baik langsung maupun tidak langsung,
termasuk anggota keluarganya.
11
3.Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai dan tidak
konsisten, misalnya terdapat investasi kekayaan
pribadi pada usaha tersebut, baik dalam bentuk
langsung (saham) maupun dalam bentuk surat
berharga pasar modal (reksadana).
4. Pelaksanaan jasa lain untuk Klien Audit, misalnya
jika partner dan pegawai lainnya mempunyai
pinjaman uang dari suatu lembaga keuangan.
5. Menjadi Komisaris, Direksi, CEO perusahaan Profit
Center (namun bagi usaha nirlaba  dibolehkan)
Pengesahan KAP yang dipilih oleh para Pemegang
Saham
salah satu cara untuk memilih KAP pada perusahaan
go publik adalah meminta pemegang saham
masyarakat untuk memilih KAP; hal ini dianggap
lebih obyektif dan KAP dapat bersikap independen.
12
CLOSING
Upaya memelihara Independensi, Integritas dan Obyektivitas
A. Sebelum penanda-tanganan perikatan, AP dapat meminta
kepada klien untuk membentuk KOMITE AUDIT yaitu
sejumlah anggota komisaris yang akan menegaskan
runglingkup dan jasa auditor, serta membantu auditor
dalam
mempertahankan
independensinya.
Secara
berkala Komite Audit, Manajemen dan Auditor
mengadakan pertemuan berkala yang akan membahas
permasalahan yang timbul dan mencari solusi
penyelesaian yang baik; sehingga lapran keuangan
maupun pendapat yang diberikan oleh auditor dapat
diterima oleh masyarakat.
13
b. Komunikasi dengan auditor terdahulu (PSA.16/SA.315),
informasi yang diperoleh dapat membantu auditor baru
menentukan apakah manajemen klien cukup mempunyai
integritas, ini menentukan akan diterimanya atau tidak
perikatan dengan klien yang terkait
c. Penerapan prinsip akuntansi. Dalam kode Etik Akuntan
Indonesia, bab 1, pasal 1 ayat 2 : sudah dijelaskan. Namun
dilapangan Auditor dapat kehilangan obyektivitasnya pada
saat akuntan independen meminta auditor agar
pembayaran pajak perusahaan (klien) dapat dikurangi
berdasarkan sejumlah bukti pendukung yang tidak sah.
d. Bebas dari pertentangan kepentingan (conflict of interest),
misalnya auditor diminta oleh klien untuk membela
kepentingannya dalam suatu perkara pengadilan; maka
disinipun auditor harus bersikap tidak memihak.
14