download

Matakuliah
Tahun
Versi
: F0692 / KODE ETIK AKUNTAN
: Semester Genap 2004 / 2005
:0/0
Pertemuan 4
KEBUTUHAN PERILAKU ETIKA
BAGI AKUNTAN PUBLIK
1
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan
mahasiswa akan mampu :
• Dalam melayani Klien, akuntan publik
membutuhkan perilaku etika
• Memahami standar perilaku dan pentingnya
kecakapan profesional akuntan publik
2
Outline Materi
• Materi 1 : Perlunya Etika Profesional
• Materi 2 : Rerangka Kode Etik Akuntan
Indonesia
• Materi 3 : Kecakapan Profesional
• Materi 4 : Hubungan antara Moral,
Kecakapan Profesional dan Etika
3
Perlunya Etika Profesional
Pengetahuan mengenai Etika Profesi Akuntan sangat
penting bagi semua pekerjaan akuntan publik, mulai
dari Perikatan, pelaksanaan proses kerja sampai
dengan penulisan laporan/pernyataan pendapat audit.
Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan
menjadi lebih tinggi jika profesi akuntan publik
menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap
pelaksanaan pekerjaan audit yang dilakukan angoota
profesi tersebut. Pemakai laporan audit tidak
diharapkan untuk mengevaluasi pelaksanaan audit,
sebagian besar pemakai tidak memiliki kompetensi dan
waktu untuk melakukan evaluasi.
4
Perlunya Etika Profesional
Akhir-akhir ini, peningkat persaingan usaha 
membuat para akuntan publik dan para profesi lain
menjadi lebih sulit untuk berperilaku secara
profesional. Tetapi bukan berarti mereka boleh kerja
asal-asalan. Persaingan tersebut menurut saya, justru
diatasi dengan meningkatkan mutu, seperti dalam
merekrut pegawai yang diambil adalah minimal S1
dengan
pendidikan
lanjut
Profesi
Akuntan,
penggunaan Laptop saat bekerja dikantor Klien,
membuat prosedur audit lebih efektif, berperilaku
terhormat meskipun ada pengorbanan pribadi dan
banyak contoh lainnya.
5
Cara Akuntan Publik
mewujudkan perilaku profesional
1. Persyaratan standar auditing yang berlaku umum dan
interpretasinya
2. Pengendalian mutu dan review teman seprofesi.
3. Mendapatkan izin dari Bapepam sebagai auditor yang dapat
memberikan pendapatnya pada Klien yang akan go-public
4. Pelatihan dan pendidikan profesi berkelanjutan yang
diselenggarakan oleh IAI, sehingga bermanfaat baik bagi
akuntan individual maupun bersama-sama bila ada kasus
hukum dalam pekerjaannya
5. Laporan Audit yang dihasilkan harus dapat benar-benar
dipertanggung-jawabkan - KREDIBILITAS, KEAKURATAN dan
KEBENARANnya  karena ini menyangkut informasi bagi
masyarakat/pihak luar maupun manajemen/intern perusahaan
6
Rerangka
Kode Etik Akuntan Indonesia
Kode Etik Akuntan Indonesia dibagi menjadi 9 bab, yaitu:
1) Pembukaan
2) Bab I. Kepribadian
3) Bab II. Kecakapan Profesional
4) Bab III. Tanggung Jawab
5) Bab IV. Ketentuan Khusus
6) Bab V. Pelaksanaan Kode Etik
7) Bab VI. Suplemen dan penyempurnaan
8) Bab VII. Penutup
9) Bab VIII. Pengesahan
Pelajari SPAP hal. 20000.7
7
Kecakapan Profesional
Mengatur :
1. Kewajiban bagi setiap anggota IAI untuk melaksanakan
pekerjaannya berdasarkan standar profesional yang
berlaku bagi pekerjaan tersebut
2. Kewajiban bagi setiap anggota IAI untuk mengikat orangorang lain yang bekerja dalam pelaksanaan tugas
profesionalnya untuk mematuhi Kode Etik Akuntan
Indonesia
3. Kewajiban bagi setiap anggota IAI untuk senantiasa
meningkatkan kecakapan profesionalnya
4. Kewajiban untuk menolak setiap penugasan yang tidak
sesuai dengan kecakapan profesionalnya.
8
Hubungan Moral, Kecakapan Profesional dan Etika
MORAL
AKUNTABILITAS
KEAKURATAN
KEJUJURAN
KREDIBILITAS
KEBENARAN
ETIKA
• Etika Profesi
• SPAP lainnya
KETERHANDALAN
9
AKUNTABILITAS
Merupakan SUATU KONDISI / KEADAAN UNTUK
DIPERTANGGUNG-JAWABKAN ATAU KEADAAN YANG DAPAT
DIMINTAKAN PERTANGGUN-JAWABAN
• Dari awal proses pekerjaan (perikatan)/penugasan pekerjaan
lapangan sampai dengan pelaporan pekerjaan (pernyataan)
dari jasa-jasa yang diberikan oleh Akuntan Independen harus
dapat dipertanggung jawabkan
• Dengan pelatihan/pengetahuan yang lengkap dan update,
Akuntan Independen harus mengetahui mengenai bisnis klien
• Dengan pengetahuan yang memadai mengenai Akuntansi,
Hukum. Ekonomi moneter, manajemen dan pengetahuan teknis
lainnya yang related dengan bisnis klien, maka analisis dan
pembehasan Akuntan Independen dengan manajemen; sesuai
dengan landasan konseptual
10
KEAKURATAN
SUPAYA PEMERIKSAAN / PERHITUNGAN Akuntan Independen
BENAR/AKURAT DAPAT DIGUNAKAN SIMBOL-SIMBOL
DENGAN MAKSUD UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN ATAU
KEKURANGAN DALAM PENYAJIAN INFORMASI, DAN
MELENGKAPI DASAR SUATU ARGUMENTASI SERTA FAKTA
YANG RASIONAL SELAMA PERIODE PEMERIKSAAN.
Catatan-catatan yang timbul pada simbol-simbol audit dapat
dijadikan pedoman tugas-tugas pemeriksaan pada periode
pemeriksaan berikutnya.
Contoh-contoh simbol-simbol antara lain:
√ = disamping kanan angka  menyatakan kebenaran hasil trasir
dan telah dibandingkan dengan dasar pembukuannya (angka
pada buku besar dengan jurnalnya.
≠ = dibawah deretan angka vertikal yang dijumlah (footing) tidak
sama dengan deretan angka horisontal yang dijumlah (crossfooting)
11
<<ISI>>
12
KEJUJURAN
• LURUS HATI, APA YANG BENAR DIKATAKAN
BENAR DAN SEBALIKNYA, NOT CHEATING or
STEALING, NOT SHORT WIEGHT. TIDAK MENIPU
KLIEN, MASYARAKAT ATAU PIHAK-PIHAL LAIN
YANG PERLU DATA Akuntan Independen.
• (LIHAT BUKU CB II hal.253 Sikap Jujur erat
kaitannya dengan sikap Keterbukaan). Jika Akuntan
Independen memiliki keutamaan kejujuran, maka
sebenarnya di tidak akan berbohong/menipu,
walaupun sebenarnya ia memiliki kesempatan untuk
berbuat serong dengan karyawan klien atau pihak
ketiga lainnya.
13
KREDIBILITAS
DAPAT DIPERCAYA, that can be belived,
TIDAK
DISANGSIKAN, DALAM KEADAAN APAPUN DAPAT
DIPERCAYA (dibelakang atasan dan dibelakang tetap
sama tindakannya).
• Akuntan independen tidak conflict of interest
• Akuntan harus mampu menguji keterterapan
(aplicability) sistem dan prosedur yang
dilaksanakan, apakah cukup menunjang
pengendalian intern bisnis klien.
14
KEBENARAN
AKUNTAN INDEPENDEN HARUS BERANI
MENYATAKAN KEBENARAN DALAM
PEMERIKSAAN, DEN MENGUNGKAPKAN ADANYA
PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
(lihat SPAP-SA 334 Untuk memberikan PERNYATAAN
ATAS HASIL PEMERIKSAANNYA).
Akuntan Independen harus mempunyai dedikasi dan
loyalitas yang tinggi pada profesinya.
15
KETERHANDALAN
TANGGUH, CAKAP / PANDAI, IBARAT MESIN
DIJALANKAN SESUAI DENGAN KAPASITASNYA
TIDAK MUDAH RUSAK.
• Akuntan Independen adalah seorang yang kreatif,
kritis dan supel ; tetapi memegang prinsip.
• Akuntan Independen adalah seorang yang disiplin
untuk mengejar dan berbakti pada “norma moral”
dan menjada martabatnya (menjauhi perbuatan
tercela) sebagai akuntan profesional
16
CLOSING
Dengan adanya etika profesi akan mengikat
para anggota profesi pada nilai-nilai sosial
tertentu yang memungkinkan profesional
hidup produktif baik dibidang ekonomi,
sosial maupun kultural; sesuai
perkembangan zamannya. *)
17