download

Matakuliah
Tahun
Versi
: F0692 / KODE ETIK AKUNTAN
: Semester Genap 2004 / 2005
:0/0
Pertemuan 5
Landasan Etika Akuntan Publik
1
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa
akan mampu :
– Menjelaskan mengenai landasan etika profesi
2
Outline Materi
• Materi 1 : Menempatkan etika sebagai
landasan kerjanya sebagai Akuntan Publik
• Materi 2 : Memahami kode etik Akuntan
Indonesia dana penerapannya
3
Hubungan yang Lemah antara: Kecakapan
Profesi dan Sifat tidak dapat Mempercayai
1.Sifat Tidak Dapat Mempercayai Yang
Melekat Pada Keahlian : akuntan profesional
selalu mempunyai dasar teoritis/ilmiah dan
skeptisme profesional. Jangan dikacaukan
dengan gejala-gejala keahlian yang relatif
baru
2.Kekacauan Praktek : ini dapat terjadi antara
lain karena rekomendasinya keliru,
sehingga:
• Menimbulkan Konflik pada manajemen
klien
• Klien tidak mengikuti sispro,dapat
berakibat pengendalian intern-nya lemah
4
3. Klien-nya Lenyap : manajemen sudah percaya
mutu jasa akuntan profesional; jika suatu kali
memberikan rekomendasi yang tidak dapat
dipercaya klien dengan segera akan berpindah
ke KAP lain.
4. Penghancuran Peran-peran Profesional Yang
Khas : kredibilitas dan integritas akuntan
profesional dalam kondisi apapun haruslah
dipertahankan. Benar, akuntan profesional harus
tanggap terhadap para stakesholder, tetapi
sampai batas tertentu haruslah ia dapat
mengambil sikap.
5
PRINSIP
ETIKA
Mengandung ATURAN ETIKA AP dari IAI-KAP yang
proses penyusunannya terdiri :
1. Indepedensi, Integritas dan Objektivitas
2. Standar Umum Prinsip Akuntansi
3. Tanggung-Jawab kepada Klien
4. Tanggung-Jawab kepada Rekan
5. Tanggung-Jawab pada Praktik Lain
Prinsip dan penjelasan secara keseluruhan akan hal
tersebut dinyatakan sebagai Interpretasi Aturan Etika
6
PERSYARATAN PROFESIONAL
Yang dituntut dari auditor independen adalah :
• Orang yang memiliki pendidikan akuntan
• Berpengalaman berpraktik sebagai auditor independen *)
Pertimbangan dalam menentukan prosedur audit, menjadi
basis informasi dari seorang profesional yang ahli
Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan
seksama dalam pelaksanaan pekerjaan pemeriksa, menuntut
auditor untuk melaksanakan Skeptisme Profesional (adalah
sikap, yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan
dan melakukan evaluasi secara kritis dari Bukti-bukti Audit
yang ditemukan) dengan menggunakan pengetahuan,
ketrampilan dan kemampuannya, secara cermat dan
seksama; dengan maksud baik dan integritas, pengumpulan
dan penilaian bukti audit secara obyektif
7
TANGGUNG-JAWAB DAN FUNGSI PROFESI AP terhadap (vs)
TANGGUNG-JAWAB MANAJEMEN
Auditor
Bertanggung-jawab
untuk merencanakan
dan melaksanakan audit
untuk memperoleh
keyakinan memadai
tentang apakah laporan
keuangan bebas dari
salah saji materiil (baik
yang disebabkan oleh
kekeliruan ataupun
kecurangan). *)
Manajemen
Bertanggung-jawab untuk
menerapkan kebijakan
akuntansi yang sehat,
membangun memelihara
pengendalian intern secara
rinci pada setiap aktivitas
dan melaporkan transaksi
kepada BOD secara
konsisten. *)
8
KOMPETENSI DAN KEHATI-HATIAN
• Kompetensi merupakan kewenangan auditor independen dalam
bertindak
menentukan / memutuskan sesuatu disaat pekerjaan
lapangan. Untuk dapat melakukan hal tersebut ia perlu mempunyai
kesadaran untuk secara terus-menerus mengikuti perkembangan
yang terjadi dalam bisnis dan profesinya melalui pelatihan teknis, baik
yang diselenggarakan oleh IAI maupun oleh badan yang berwenang
sehubungan dengan profesi ini.
• Kehati-hatian adalah sikap mental dalam bertindak cermat dan
seksama. Bekerja pada satu profesi ada jenjang karirnya dan
Perikatan suatu pekerjaan dialokasikan dalam satu kelompok, artinya
asisten harus disupervisi dengan semestinya, dengan tujuan
mengurangi kesalahan kerja. Membangun pemahaman dengan klien
dengan membentuk Steering Committee merupakan salah satu dari
unsur bekerja dalam kehati-hatian.
9
PROFESIONAL
AUDITOR INDEPENDEN dianggap oleh masyarakat
sebagai seseorang yang sudah mahir (mempunyai
keahlian & sudah mendapatkan pelatihan khusus)
dalam
memberikan
jasa
memeriksa
laporan
keuangan (auditing), atetasi, jasa akuntansi & review
maupun jasa konsultasi.
Melalui pengalamannya, ia menjadi orang yang ahli
dalam bidang akuntansi dan auditing, serta memiliki
kemampuan untuk menilai secara obyektif dan
menggunakan pertimbangan tidak memihak kepada
informasi yang ada diperusahaan klien. Pekerjaan
lapangan dilaksanakan selain secara cermat dan
seksama (due profesional care)
10
K E R A H A S I AA N
Sebagai seorang profesional, tentu seorang Akuntan
Independen harus bermasyarakat. Untuk kegiatan diluar
pekerjaan harus memberikan dampak positif pada profesinya.
Apabila dia ditunjuk untuk menduduki jabatan dalam organisasi
lain, maka pertama-tama yang harus diingat adalah menjaga
kerahasiaan klien.
Selain itu juga, Anggota KAP yang terlibat dalam penyidikan
dan review, tidak boleh memanfaatkan untuk kepentingan diri
pribadi atau mengungkapkan informasi klien yang diketahuinya
dalam pelaksanaan tugasnya
11
PERILAKU PROFESIONAL
Sebagai wujud dari perilaku profesional, maka
Akuntan Publik bertanggung-jawab mematuhi :
1. Standar/ketentuan yang ditetapkan IAI
Contoh: Akuntan harus berlatar-belakang SE.Ak, dan
pendiri KAP harus beregister
1. Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum
Contoh : Dalam mengaudit harus sejalan dengan
kebijakan PSAK
3. Mematuhi Kode Etik
Contoh : Akuntan Publik harus Independen
12
BAHAN REFLEKSI PRIBADI
Sylvia, seorang Akuntan Pajak, pada tahun 1996 menyiapkan Laporan Pajak untuk
kliennya, sebuah perusahaan penjualan mobil, PT PELANGI yang menggunakan
estimasi pajaknya karena catatan perusahaan pada saat itu hilang. Pada bulan
Februari tiga tahun kemudian, pada saat menyiapkan laporan pajaknya; data yang
hilang dapat ditemukan.
Status tiga tahun untuk perhitungan pajaknya akan jatuh tempo bulan depan, Sylvia
memperhitungkan bahwa hutang pajak kliennya didasarkan atas estimasi penilaian
inventory yang seharusnya dinilai secara aktual.
Untuk pengurangan pajak pendapatannya diperlukan formulir tertentu untuk setiap
tahun sejak tahun 1996. Penggunaan nilai aktual menghasilkan biaya pajak yang
lebih tinggi.
Sylvia memeriksa kembali masalah pajak dan ia berkonsultasi dengan partner-nya
S.Silaen yang berpendapat bahwa pemakaian estimasi pajak dibolehkan sesuai
dengan Internal Revenue Code (IRC). Meskipun dari segi hukum salah, tetai untuk
para akuntan dibolehkan menggunakan pada situasi yang menguntungkan.
1. Bagaimana secara norma moral Sylvia dapat melindungi kliennya
2. Jelaskan unsur kecakapan profesional apakah yang digunakan Sylvia dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
13