download

Matakuliah
Tahun
: LAB Perpajakan
: 2009
Pertemuan 5
PPh BADAN
Kerjakan Soal-Soal Berikut Ini di Buku
Praktikum Anda:
– Menghitung Angsuran PPh bulan Januari dan Februari
2009 (Buku 2 hal 38)
– Menghitung Total Penjualan tahun 2008 (Buku 2 hal 39)
– Menghitung Harga Pokok Penjualan tahun 2008 (Buku 2
hal 40)
– Menghitung Biaya Usaha Lainnya dan Biaya dari Luar
Usaha (Buku 2 hal 41)
– Menghitung Penghasilan di Luar Usaha Sebelum Pajak
(Buku 2 hal 42)
– Menghitung Penyusutan Fiskal Tahun 2008 (Buku 2 hal 43)
– Menghitung Nilai Buku Fiskal Awal Tahun 2008 (Buku 2 hal
45)
3
Bina Nusantara University
BIAYA FISKAL
Biaya komersial adalah biaya yang pengakuan dan
penyusunannya mengacu kepada PSAK atau GAAP lainnya untuk
kepenting-an manajemen, shareholders, publik, dll.
Biaya fiskal adalah biaya yang pengakuan dan penyusunannya
mengacu kepada peraturan perundang-undangan perpajakan
untuk keperluan di bidang perpajakan.
Biaya fiskal atau koreksi fiskal negatif diperkenankan sebagai
pengurang terhadap penghasilan bruto dalam perhitungan beban
pajak mengacu pada UU PPh ps. 6 (1) dan ps. 9 (1) huruf c, d, e.
Bina Nusantara University
4
BIAYA FISKAL………(2)
(UU PPh ps. 6 (1))
Biaya M3 (mendapatkan, menagih dan memelihara penghasi-lan) spt pembelian bahan, upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yg
diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalti, biaya perjalanan, biaya
pengolahan limbah, premi asuransi, biaya administrasi & pajak kecuali PPh
Untuk dapat dibebankan sebagai biaya, pengeluaran-pengeluaran tsb hrs
mempunyai hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan sebagai objek pajak.
Bina Nusantara University
5
Copyright © 2002 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
BIAYA FISKAL………(3)
(UU PPh ps. 6 (1))
Dana pensiun XYZ yang pendiriannya sdh disyahkan oleh Menteri
Keuangan memperoleh penghasilan bruto yang terdiri dari:
Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak
100,000,000
Penghasilan bruto lainnya
300,000,000
400,000,000
Jika total biaya yang dikeluarkan oleh dana pensiun XYZ sebesar
Rp 200.000.000, maka biaya M3 yang boleh dikurangkan sebesar
¾ x 200.000.000 = Rp 150.000.000
Bina Nusantara University
6
BIAYA FISKAL………(3)
(UU PPh ps. 6 (1))
b. Depresiasi dan Amortisasi
Untuk memperoleh hak yang mempunyai masa manfaat > 1 tahun
c. Iuran ke dana pensiun
Pendiriannya telah disyahkan oleh
Menteri Keuangan.
d. Rugi krn pengalihan harta
Dalam rangka M3
e. Rugi krn selisih kurs
f. Biaya R&D
Bina Nusantara University
Dilakukan di Indonesia
7
BIAYA FISKAL………(4)
(UU PPh ps. 6 (1))
g. Biaya beasiswa, magang, dan
pelatihan
h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih
dengan syarat:
1)
Telah dibebankan sebagai biaya pada L/K komersil.
2)
Urusan penagihannya telah diserahkan kepada BUPLN.
3)
Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus.
4)
Wajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak tertagih kpd Direktur Jenderal Pajak untuk dibuat keputusannya.
Bina Nusantara University
8
BUKAN BIAYA FISKAL
• Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun.
• Biaya untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu,
atau anggota.
• Pembentukan/pemupukan dana cadangan kecuali ditetapkan
lain dgn UU.
• Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan
asuransi bea-siswa yang dibayar oleh wajib pajak.
• Penggantian/imbalan sehubungan dengan pekerjaan/jasa yg
diberikn dlm bentuk natura dan kenikmatan.
• Jumlah yg melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada
pemegang saham atau pihak yg memiliki hubungan istimewa
sbg imbalan sehubungan dgn pekerjaan yang dilakukan.
9
• Harta yg dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan,
Bina Nusantara University
KOMPENSASI KERUGIAN
(UU PPh ps. 6 (2))
Kompensasi kerugian selama 5 tahun berturut-turut
1995:
1996:
1997:
1998:
1999:
2000:
rugi fiskal
laba fiskal
rugi fiskal
laba fiskal
laba fiskal
laba fiskal
(1,200,000,000)
200,000,000
(300,000,000)
NIHIL
100,000,000
800,000,000
Kompensasi kerugian tahun 1995 dilakukan sebagai berikut:
Rugi fiskal tahun 1995
(1,200,000,000)
Laba fiskal tahun 1996
200,000,000
(1,000,000,000)
Rugi fiskal tahun 1997
(300,000,000)
(1,000,000,000)
Laba fiskal tahun 1998
NIHIL
(1,000,000,000)
Laba fiskal tahun 1999
100,000,000
(900,000,000)
Laba fiskal tahun 2000
800,000,000
(100,000,000)
Bina Nusantara University
10
Penyusutan
• Harta tetap berwujud dibagi menjadi dua
golongan: harta berwujud bukan berupa
bangunan dan harta berwujud berupa
bangunan
• Harta berwujud bukan bangunan dibagi
menjadi empat kelompok
• Harta berwujud berupa bangunan dibagi
menjadi dua: permanen dan tidak permanen
Bina Nusantara University
11
Metode dan Tarif Penyusutan
• Metode yang digunakan adalah metode
garis lurus dan metode saldo menurun
• Garis lurus digunakan untuk semua
kelompok harta tetap berwujud
• Saldo menurun digunakan untuk kelompok
harta berwujud bukan bangunan saja
Bina Nusantara University
12
Metode dan Tarif Penyusutan (lanjutan)
Tarif Depresiasi
Kelompok Harta
I.
Bukan bangunan
kelompok I
kelompok II
kelompok III
kelompok IV
Bina Nusantara University
Masa
Manfaat
Garis Lurus
Saldo
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
25%
12.5%
6.25%
5%
50%
25%
12.5%
10%
13
Metode dan Tarif Penyusutan (lanjutan)
Tarif Depresiasi
Kelompok Harta
II Bangunan Permanen
Masa
Manfaat
Garis Lurus
Saldo
20 tahun
5%
-
10 tahun
10%
-
Tidak Permanen
Bina Nusantara University
14
Dimulainya Penyusutan
• Bulan dilakukannya pengeluaran
• Untuk harta yang masih dalam pengerjaan,
dimulai pada bulan pengerjaan harta tersebut
selesai
• Ijin dari Dirjen Pajak, penyusutan dapat dimulai
pada bulan harta berwujud mulai digunakan
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan atau pada bulan harta tersebut
mulai menghasilkan
Bina Nusantara University
15
Contoh Penghitungan Penyusutan
• PT Jayantika pada bulan Juli 2002
membeli sebuah alat pertanian yang
mempunyai masa manfaat 4 tahun
seharga Rp1 juta. Hitunglah penyusutan
atas harta tersebut!
Bina Nusantara University
16
Contoh Penghitungan Penyusutan
• Alternatif I: Metode Garis Lurus
– Penyusutan tahun 2002
6/12 x 25% x Rp1.000.000 = Rp125.000
– Penyusutan tahun 2003
25% x Rp1.000.000 = Rp250.000
– Penyusutan tahun 2004
25% x Rp1.000.000 = Rp250.000
– Penyusutan tahun 2005
25% x Rp1.000.000 = Rp250.000
Bina Nusantara University
17
Contoh Penghitungan Penyusutan
• Alternatif II: Metode Saldo Menurun
– Penyusutan tahun 2002
6/12 x 50% x Rp1.000.000 = Rp250.000
– Penyusutan tahun 2003
50% x (Rp1.000.000–Rp250.000)= Rp375.000
– Penyusutan tahun 2004
50% x (Rp750.000 – Rp375.000) = Rp187.500
– Penyusutan tahun 2005
Rp375.000 – Rp187.500 = Rp187.500*
*karena tahun 2005 merupakan akhir masa manfaat maka pada tahun
2005
seluruh sisa nilai buku disusutkan sekaligus.
Bina Nusantara University
18
Amortisasi
• Kelompok I: harta berwujud yang mempunyai masa
manfaat 4 tahun
• Kelompok II: harta berwujud yang mempunyai masa
manfaat 8 tahun
• Kelompok III: harta berwujud yang mempunyai masa
manfaat 16 tahun
• Kelompok IV: harta berwujud yang mempunyai masa
manfaat 20 tahun
Bina Nusantara University
19
Metode dan Tarif Amortisasi
• Metode yang digunakan adalah metode garis
lurus dan metode saldo menurun
• WP diperkenankan memilih salah satu metode
untuk melakukan amortisasi
Bina Nusantara University
20
Metode dan Tarif Amortisasi (lanjutan)
Tarif Amortisasi
Kelompok Harta Tak
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Bina Nusantara University
Masa Manfaat
4 tahun
8 tahun
16 tahun
20 tahun
Garis
Garis Menurun
25%
12.5%
6.25%
5%
50%
25%
12.5%
10%
21
Amortisasi
Kelompok, metode, tarif amortisasi seperti disebutkan
dalam tabel di atas berlaku juga untuk:
• Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan
modal suatu perusahaan. Pengeluaran ini dapat juga
dibebankan pada tahun terjadinya pengeluaran.
• Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial,
misalnya biaya studi kelayakan dan biaya produksi
percobaan, yang mempunyai manfaat lebih dari satu
tahun. Pengeluaran ini dikapitalisasi kemudian
diamortisasi sesuai tabel di atas.
Bina Nusantara University
22
Amortisasi Berdasar Metode Satuan Produksi
• Amortisasi dengan metode satuan produksi diterapkan
pada amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh
hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun di penambangan minyak
dan gas bumi.
• Dalam hal ini, metode satuan produksi dilakukan dengan
menerapkan tarif amortisasi yang besarnya setiap tahun
sama dengan persentase perbandingan antara ralisasi
penambangan minyak dan gas bumi
Bina Nusantara University
23
Amortisasi Berdasar Metode Satuan Produksi
Contoh Hak/Pengeluaran di bidang penambangan minyak dan gas
bumi:
Pada tahun 2005 PT Maksima Oil mengeluarkan uangnya sebesar Rp
1.000.000.000,00 untuk memperoleh hak penambangan minyak bumi.
Kandungan minyak bumi ditaksir sebesar 5.000.000 barel. Produksi minyak
bumi tahun 2005 mencapai 1.500.000 barel. Besarnya amortisasi untuk
tahun 2005 adalah:
- Tarif amortisasi = (realisasi: taksiran kandungan) x 100%
= (1.500.000 : 5.000.000) x 100%
= 30%
-Amortisasi 2005 = 30% x Rp1.000.000.000
= Rp300.000.000
Seandainya jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari yang diperkirakan, sehingga masih terdapat
sisa
pengeluaran
Bina Nusantara
University yang belum diamortisasi, maka atas sisa tersbut boleh dibebankan sekaligus dalam tahun
24
pajak yang bersangkutan.
Hak penambangan selain minyak dan gas bumi,
hak pengusahaan hutan, hak pengusahaan
sumber dan hasil alam lainnya.
• Amortisasi dengan metode satuan produksi setinggitingginya 20% setahun, diterapkan pada amortisasi atas:
– Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain
minyak dan gas bumi;
– Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan hutan;
– Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan sumber dan
hasil alam lainnya, yang mempunyai masa manfaat lebih dari
satu tahun.
Bina Nusantara University
25
Amortisasi Berdasar Metode Satuan Produksi (2)
Contoh Hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak
pengusahaan hutan, hak pengusahaan sumber dan hasil alam lainnya:
PT Minima Wood pada tahun 2005 mengeluarkan uang sebesar
Rp1.000.000.000 untuk memperoleh hak pengusahaan hutan. Potensi hak
pengusahaan hutan adalah 20.000.000 ton. Jumlah produksi pada tahun
2005 adalah sebesar 8.000.000 ton
Jumlah yang diamortisasi dengan persentase satuan produksi yang
direalisasikan dalam tahun 2005 adalah sebesar:
- Tarif amortisasi = (8.000.000 : 20.000.000) x 100%
= 40%
-Amortisasi 2005 = 40% x Rp1.000.000.000
= Rp400.000.000
Jumlah yang boleh diamortisasi maksimum adalah 20% dari pengeluaran (lihat slide
10), maka amortisasi yang diperkenankan hanyalah sebesar 20% x
Rp1.000.000.000 = Rp200.000.000
Bina Nusantara University
26
Revaluasi (Penilaian Kembali Aktiva Tetap)
• Yang dapat melakukan penilaian kembali aktiva tetap
adalah WP Badan dalam negeri yang telah memenuhi
semua kewajibannya sampai dengan masa pajak
terakhir sebelum masa pajak dilakukannya penilaian
kembali.
• Aktiva tetap yang dapat dilakukan penilaian kembali
adalah semua aktiva berwujud dalam bentuk tanah,
kelompok bangunan dan bukan bangunan yang tidak
dimaksudkan untuk dialihkan atau dijual.
• Penilaian kembali aktiva tetap dihitung/dilakukan
berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar yang berlalu
pada saat penilaian kembali.
27
Bina Nusantara University
Perlakuan Pajak atas Revaluasi (1)
• Selisih lebih antara nilai pasar atau nilai wajar dengan
nilai buku fiskal aktiva tetap yang dinilai kembali, terlebih
dahulu wajib dikompensasikan dengan kerugian fiskal
tahun berjalan.
• Jika masih terdapat sisa lebih, dapat dikompensasikan
dengan sisa kerugian fiskal tahun-tahun sebelumnya
yang masih dapat dikompensasikan.
• Revaluasi dapat dilakukan baik terhadap keseluruhan
aktiva tetap maupun sebagian aktiva tetap yang dimiliki.
• PPh Final yang terutang = 10% x (Selisih antara nilai
pasar dengan nilai sisa buku fiskal aktiva tetap Kompensasi kerugian yang masih diperkenankan).
Bina Nusantara University
28
Perlakuan Pajak atas Revaluasi (2)
• Dalam rangka restrukturisasi usaha PPh Final tersebut
dapat dibayar secara cicilan dalam jangka waktu 5 tahun
(tiap tahun minimal 20% dari PPh yang terutang, kecuali
pelunasan terakhir).
• Aktiva yang direvaluasi tersebut tidak diperkenankan
dialihkan dalam jangka waktu 5 tahun, kecuali :
– Dialihkan kepada Pemerintah.
– Dialihkan dalam rangka penggabungan, peleburan, atau
pemekaran usaha bagi wajib pajak yang diperkenankan melakukan
penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha berdasarkan
nilai buku
– Lihat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK.04/1998 Jo
469/KMK.04/1998
Bina Nusantara University
29
Perlakuan Pajak atas Revaluasi (3)
• Apabila aktiva tetap yang telah direvaluasi tersebut
dialihkan sebelum lewat 5 tahun, wajib pajak yang
bersangkutan wajib menyetor tambahan PPh Final sebesar
= 15% x (Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Kompensasi Kerugian yang masih diperkenankan).
Bina Nusantara University
30
Perlakuan Pajak atas Revaluasi (4)
Contoh:
• Pada akhir tahun 2008, PT Boentoro melakukan
penilaian kembali aset tetapnya.
• Nilai buku fiskal aset tetap yang dinilai kembali per
31 Desember 2008 adalah Rp100.000.000,00.
• Nilai
wajar
aktiva
tersebut
adalah
Rp175.000.000,00.
• Sisa kerugian fiskal tahun sebelumnya yang masih
dapat dikompensasikan adalah Rp25.000.000,00.
• Hitung besarnya PPh atas selisih lebih penilaian
kembali aktiva adalah sebesar:
Bina Nusantara University
31
Perlakuan Pajak atas Revaluasi (5)
Jawab:
Nilai wajar aktiva =
Rp175.000.000,00
NIlai buku aktiva=
100.000.000,00
Selisih lebih penilaian kembali aktiva
75.000.000,00
Kerugian fiskal yg dpt dikompensasikan
25.000.000,00
Selisih lebih setelah kompensasi
Rp 50.000.000,00
PPh = Rp50.000.000 x 10%
= Rp5.000.000 (bersifat final)
Bina Nusantara University
32
TERIMA KASIH
ADA PERTANYAAN?
Bina Nusantara University
33