Matakuliah Tahun :F0452/Akuntansi Perpajakan : 2006 AKUNTANSI PENGHASILAN 3: PENGHASILAN YANG PAJAKNYA DIPOTONG OLEH PIHAK LAIN (2) PERTEMUAN: 6 bab 7 1 AKUNTANSI PENGHASILAN 3:PENGHASILAN YANG PAJAKNYADIPOTONG OLEH PIHAK LAIN (2) Penghasilan Obyek Pajak Pasal 26 Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak-luar negeri dari Indonesia, Undang-undang Pajak Penghasilan yang menjalankan dua sistem pengenaan pajaknya: (1) Pemenuhan sendiri kewajiban perpajakannya bagi Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentuk Usaha Tetap di Indoensia; dan (2) Melalui pemotongan oleh pihak yang wajib membayar atau memberi penghasilan bagi Wajib Pajak-luar negeri yang lain. Pajak Penghasilan Pasal 26 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atau dipotong atas penghasilan-penghasilan yang bersumber di Indonesia, yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha Tetap di Indonesia. 2 Obyek Pajak Penghasilan Pasal 26, Tarif, dan Sifat Pemotongannya Penghasilan Obyek PPh Pasal-26, Tarif, dan Sifat Pemotongannya Tarif No. Jenis Penghasilan Obyek Pajak Pajak 20% 1 20% 2 20% 3 (a) Dividen; (b) Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang; (c) Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; (d) Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, atau kegiatan; (e) Hadiah dan penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun; (f) Pensiun dan pembayaran berkala lainnya. (a) Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia; (b) Premi asuransi dan premi reasuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi di luar negeri. Penghasilan sesudah dikurangi pajak (laba bersih) dari suatu bentuk usaha tetap, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia Basis Sifat Perhitungan Pemotongan Penghasilan bruto Final Perkiraan Penghasilan Neto Final Penghasilan Kena Pajak Final 3 Royalti yang terutang atau dibayarkan kepada WP-Luar Negeri PT KFC adalah Wajib Pajak-badan dalam negeri yang memproduksi dan menjual produknya berdasar lisensi dari perusahaan di luar negeri. Dalam tahun pajak 2003, perusahaan membayar royalti kepada perusahaan di luar negeri (sebagai Subyek atau Wajib Pajak-dalam negeri) sebesar Rp250,00 juta. Sebagai Subyek atau Wajib Pajak-dalam negeri, PT KFC wajib memotong, menyetor, dan melaporkan pajak atas penghasilan berupa royalti yang dibayarkan kepada Subyek atau Wajib Pajak-luar negeri tersebut. Bagi PT KFC sendiri, royalti yang terutang atau dibayarkan kepada Subyek atau Wajib Pajak-luar negeri sebesar Rp250,00 juta tersebut merupakan bagian dari biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilannya. 4 Untuk mencatat adanya pemotongan dan penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 26 atas penghasilan berupa royalti yang dibayarkan kepada Wajib Pajak-luar negeri tersebut adalah sebagai berikut (dalam ribuan rupiah) Rekening & Deskripsi Tg l. Biaya Gaji & Upah Debit Rp250.000,00 Utang Pajak Penghasilan-Pasal 26 Kredit Rp50.000,00 200.000,00 Utang Gaji & Upah Utang Pajak Penghasilan-Pasal 26 Utang Gaji & Upah Rp50.000,00 200.000,00 Rp250.000,00 Kas atau Bank 5 Saat terutangnya Pajak Penghasilan Pasal 26 No. 1 2 Jenis Penghasilan Saat Terutangnya Jatuh Tempo Obyek Pajak PPh Pasal 26 PPh-Pasal 26 Penyetoran Akhir bulan dilakukannya pembayaran atau terutangnya penghasilan yang bersangkutan Selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak Tanggal 25 bulan ketiga setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak berakhir, sebelum SPT disampaikan Tanggal 25 bulan ketiga setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak berakhir, sebelum SPT disampaikan (a) Penghasilan dari modal, berupa: dividen; bunga termasuk premium, diskonto; dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang; royalti; sewa; dan penghasilanlain sehubungan dengan penggunaan harta; (b) Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, atau kegiatan; hadiah dan penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun; pensiun dan pembayaran berkala lainnya; (c) Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia; (d) Premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri; Penghasilan berupa Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu Bentuk Usaha Tetap di Indonesia 6 Penghasilan Kena Pajak setelah Dikurangi Pajak dari suatu BUT Nikisae Ltd adalah cabang dari suatu perusahaan yang berkantor pusat Tokio Jepang dan menjalankan kegiatan usahanya di Indonesia. Berikut adalah ikhtisar neraca sisa perusahaan tersebut pada akhir tahun pajak 2003 (dalam jutaan rupiah): Rekening Pembukuan Macam-macam harta atau aktiva Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan Debit Kredit Rp250.000,00 45.000,00 Macam-macam penghasilan Rp75.000,00 Macam-macam kewajiban 100.000,00 Modal Saham 150.000,00 Jumlah Rp295.000,00 Rp295.000,00 7 PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Sebagai penghasilan obyek pajak yang dikenakan pajak tersendiri, termasuk dalam kategori penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan meliputi seluruh penghasilan yang diterima atau diperoleh melalui segala bentuk transaksi penghalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, termasuk: (1) Penjualan, tukar-menukar, perjanjian pemindahan hak, pelepasan hak, penyerahan hak, lelang, hibah; (2) Penjualan, tukar-menukar termasuk ruitslag, pelepasan hak, penyerahan hak; (3) Penjualan, tukar-menukar termasuk ruitslag, pelepasan hak, atau cara lain yang disepakati dengan pemerintah guna pelaksanaan pembangunan sarana atau fasilitas umum yang memerlukan persyaratan khusus. 8 Contoh: Penghasilan Dari Bangunan-Orang Pribadi Pengalihan Hak Atas Tanah dan/atau Berhubung luas lahan yang tidak lagi mencukup kebutuhan untuk ekspansi di masa depan, UD Makmur menjual sebidang tanah berikut bangunankantor, toko, dan gudangnya kepada perusahaan lain dengan harga seluruhnya Rp5,00 milyar pada awal tahun 2002. Atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tersebut perusahaan membayar atau dipungut pajak penghasilan sebesar Rp250,00 juta. Menurut neraca fiskal pada awal tahun 2002, nilai sisa buku tanah adalah Rp1,00 milyar, sedang nilai perolehan bangunan Rp2,00 milyar dan akumulasi penyusutannya sebesar Rp0,75 milyar. Tgl. Rekening & Deskripsi Kas Akumulasi Penyusutan Bangunan Tanah Bangunan Keuntungan penjualan tanah dan bangunan Pajak Penghasilan (Final) Kas Debit Kredit Rp5.000.000,00 750.000,00 Rp1.000.000,00 2.000.000,00 2.750.000,00 Rp250.000,00 Rp250.000,00 9 PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK Sebagai penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan tersendiri, penghasilan dari transaksi penjualan saham di bursa efek meliputi penghasilan yang diterima atau diperoleh, baik oleh orang pribadi maupun badan. Pajak penghasilan yang dikenakan atau dipungut atas penghasilan yang bersal dari transaksi penjualan saham di bursa efek bersifat final. Untuk tujuan pengenaan pajaknya, baik saham maupun transaksi penjualan saham keduanya dibedakan ke dalam dua kategori sebagai berikut: (1) Saham pendiri dan saham bukan pendiri; dan (2) Penjualan saham pada saat penawaran umum di pasar perdana (initial public offerring-IPO). 10
© Copyright 2024 Paperzz