1 NETWORK ACCESS 1. PENDAHULUAN Dalam proses tukar menukar informasi melalui jaringan sistem komunikasi memegang peran yang menentukan dalam berbagai ketentuan seperti kecepatan pengalihan data, keandalan, aksesibilitas, cakupan geografik, dan sebagainya. Perubahan karena perkembangan teknologi banyak terjadi pada sistem telekomunikasi ini, sehingga diperlukan perlindungan bagi aplikasi agar tidak terpengaruh oleh perkembangan ini. Arsitektur dengan penggunaan layer merupakan solusi yang diterima oleh semua pihak. Berdasarkan model OSI layer yang memegang peran dalam mengakses jaringan untuk menyalurkan data dalam jaringan adalah Layer Physical yang berinteraksi secara langsung dengan saluran komunikasi dalam bentuk sinyal listrik dan Layer Data Link yang berperan dalam membentuk serta memahami sinyal listrik tersebut ke dalam bentuk yang dapat diolah lebih lanjut. Sinyal tersebut akan dibentuk menjadi bit data dan dipilah menjadi suatu frame yang sesuai dengan interface yang telah disepakati penggunaannya oleh kedua belah pihak. Arsitektur TCP/IP menentukan bahwa Layer Network Access ini berkaitan erat dengan Layer Physical dan Layer Data link dari model OSI. Model 7 layer merupakan model acuan yang digunakan dalam membahas komunikasi data secara teoritik. 2. LAYER PHYSICAL Layer ini bertugas dalam aspek pengalihan data ke dalam jaringan, yaitu bagaimana paket dapat masuk ke dalam jaringan melalui sambungan fisik (saluran komunikasi) atau media yang tersedia. Paket dari layer atas dikirimkan ke perangkat keras yang tersambung ke media transmisi. Pada layer ini telah tersedia berbagai protokol sebagai interface ke dalam maupun ke luar jaringan seperti misalnya X.25, Frame Relay, Ethernet, dan sebagainya. Layer Physical berkaitan erat dengan teknologi yang digunakan oleh media transmisi. Layer pertama ini memberikan ketentuan tentang cara menyalurkan bit data melalui saluran komunikasi. Tujuan utamanya ialah menjaga agar supaya bit 1 diterima sebagai bit 1 dan bit 0 sebagai bit 0 (misalnya menentukan besarnya tegangan, lama waktunya, kecepatan). Ketentuan lain yang mendapat perhatian ialah ketentuan besaran mekanikal, besaran listrik, prosedur handshaking dan lainlain. Ketentuan ini berkaitan dengan fungsi dan karakteristik mekanik maupun sinyal listrik yang diperlukan untuk membentuk, menjaga dan mebebaskan sambungan. Ketentuan ini akan memungkinkan terjalinnya sambungan fisik antar node baik dalam satu jaringan maupun dalam jaringan berbeda. Dalam prosedur handshaking diberikan ketentuan mengenai sinyal dari DTE dan DCE yang diperlukan dan dipertukarkan. Ketentuan mekanikal akan memberikan kesepakatan mengenai bentuk connector, arti dan fungsi pin yang digunakan hingga memudahkan pemakaian pada berbagai peralatan maupun sistem yang berbeda dalam satu jaringan. Untuk mengisi layer ini maka dipergunakan beberapa standard yang telah banyak dipergunakan sehingga implementasinya tidak sukar. Tentu saja standard ini tidak terlalu memuaskan misalnya RS-232-C tetapi pemakaiannya cukup meluas, sedangkan ada beberapa standard baru seperti USB yang mulai banyak dipergunakan sesuai dengan pesatnya 2 perkembangan teknologi serta layanan dalam dunia telekomunikasi. Beberapa ketentuan baku yang umum dipakai adalah: STANDARD RS-232-C/ITU-T V.24 Ketentuan ini digunakan agar supaya peralatan komunikasi data dapat saling berkomunikasi. Data Terminal Equipment dan Data Communication Equipment yang melakukan pertukaran data secara serial dengan sinyal biner dapat menggunakan standard RS-232-C yaitu yang dibuat oleh EIA (Electrical Industry Association) atau standard internasional yang mirip dengan RS-232C yaitu ITU-T V24. Kedua standard ini dalam banyak hal sesuai (compatible) dalam karakteristik sinyal listrik , karakteristik mekanik, dan cara operasi rangkaian fungsionalnya. Beberapa ketentuan umum sinyal listrik RS-232-C: Tegangan rangkaian terbuka tidak boleh lebih dari 25V Keadaan logik "1" (MARK) ditandai dengan tegangan yang lebih negatif dari -3 V. Pada logik "1" besarnya tegangan harus antara -5V dan -15V Keadaan logik "0" (SPACE) ditandai dengan tegangan yang lebih positif dari +3 V. Pada logik "0" besarnya tegangan harus antara +5V dan +15V Hambatan keluaran DC harus lebih kecil dari 7000 ohm kalau diberi tegangan antara 3 sampai 25 Volt dan harus lebih dari 3000 ohm bila tegangan kurang dari 25 V. Slew Rate (perubahan tegangan keluaran per satuan waktu) harus lebih kecil dari 30V per mikrosekon. Waktu yang diperlukan untuk melewati daerah peralihan -3 sampai +3V tidak boleh lebih dari 1 milisekon. Karakteristik mekanik untuk interface baku ini juga ditentukan yaitu penggunaan connector yang dikenal sebagai DB25P dan DB25S. Tiap kontak dari connector ini berasal dari rangkaian fungsional telah tertentu yaitu: AA (ITU-T 101) = Protective Ground AB (ITU-T 102) = Signal Ground BA (ITU-T 103) = TX (Transmitted data) BB (ITU-T 104) = RX (Received data) CA (ITU-T 105) = RTS (Request To Send) CB (ITU-T 106) = CTS (Clear To Send) CF (ITU-T 109) = CD (Carrier Detect) CC (ITU-T 107) = DSR (Data Set Ready) CD (ITU-T 108) = DTR (Data Terminal Ready) pin 1 pin 7 pin 2 pin 3 pin 4 pin 5 pin 8 pin 6 pin 20 Proses handshaking yang harus diikuti DTE dan DCE guna mendapatkan sambungan adalah sebagai berikut: sinyal DSR diterima yang menunjukkan bahwa modem telah mendapatkan daya dan siap beroperasi. sinyal RTS diberikan guna menghidupkan transmitter modem atau menghentikannya (operasi HDX). 3 sinyal CTS yang diterima menunjukkan bahwa modem siap menerima data kesiapan modem lawan beroperasi dan saluran komunikasi kwalitasnya memenuhi syarat ditunjukkan oleh adanya sinyal Carrier Detect. data yang akan dikirimkan melalui saluran komunikasi diberikan pada rangkaian Transmit Data. data yang diterima melalui saluran komunikasi dapat diambil dari rangkaian Received Data. Semua sinyal yang telah disebutkan di atas dapat dikendalikan melalui perangkat lunak yang sesuai, sehingga didapatkan sistem yang fleksibel. STANDARD RS-449/422/423A Kekurangan RS-232-C ialah kecepatan dan jarak jangkau yang terbatas yaitu kurang dari 64 kbps. Kecepatan transmisi mempengaruhi jarak yang dapat dicapai oleh sinyal yang dikirimkan. DTE juga tidak mempunyai banyak kendali pada DCE khususnya modem. Untuk mengatasi hal ini EIA mengeluarkan beberapa standard baru yang dapat menggantikannya. Standard yang baru ini dikenal sebagai RS-449. RS-449 mendefinisikan ketentuan mekanik, fungsional dan prosedur dari interface yang baru. Ketentuan listriknya diberikan oleh RS-422-A dan RS-423-A. RS-423-A mirip dengan RS-232-C dalam hal adanya ground bersama. Teknik ini dikenal sebagai unbalanced transmission. Unbalanced menggunakan ground sebagai jalan kembalinya aliran listrik. RS-422-A menggunakan balanced transmission yang berarti tiap sinyalnya mempunyai ground tersendiri sehingga dapat melalukan data dengan kecepatan 2 Mbps untuk jarak 60m. Dalam transmisi balanced digunakan sepasang kawat, arus mengalir melalui satu penghantar dan kembali melewati penghantar yang lain. Kalau sinyal digital maka teknik ini dikenal sebagai differential signalling. Pada dasarnya RS-449 mirip dengan RS-232-C dan memang ditujukan agar dapat beroperasi dengan RS-232-C. Semua sinyal RS-232-C tetap dipertahankan kecuali protective ground dan ada 10 sinyal tambahan. Sinyal tambahan yang terpenting antara lain Terminal In Service (IS), New Signal (NS), Select Frequency (SF), Remote Loopback (RL), Test Mode (TM) dan sebagainya. Seperti halnya RS-232-C tiap rangkaian mempunyai fungsi tunggal dan komunikasi berdasarkan atas pemberian reaksi karena adanya aksi. RS-449 menggunakan connector dengan 37 pin dengan kemungkinan penambahan penggunaan connector 9 pin apabila kanal sekunder juga digunakan. Perbaikan yang utama ialah perbaikan dalam karakteristik listriknya seperti ditentukan oleh RS-422-A atau RS-423-A. Mode balanced lebih toleran terhadap noise. RS-422-A menentukan balanced transmission untuk kecepatan 100 kbps dengan jarak 1200m, sedangkan RS-423-A bagi unbalanced transmission 3kbps pada 1000 m. 3. LAYER DATA LINK Dalam membahas data link layer perlu diketahui apa yang dimaksudkan dengan network user, physical circuit, dan sebagainya. Pemakai jaringan (network user) ialah komponen dari sistem yang mengirimkan informasi atau menerima 4 informasi, sedangkan rangkaian fisik (physical circuit) merupakan sambungan fisik yang membentuk hubungan komunikasi antara satu pemakai dengan pemakai lain. Logical communication path merupakan konsep yang menunjukkan adanya hubungan logik antara 2 pemakai. Saluran komunikasi dan DTE menentukan karakteristik operasional dari data link karena informasi dapat disalurkan secara half-duplex atau full duplex. Sifat full duplex hanya bermanfaat bilamana DTE menggunakan full duplex data link protocol. Agar informasi dapat diterima dengan tepat dan dengan keandalan tinggi harus digunakan bentuk khusus yang dibakukan menurut protokol yang dipilih. Bentuk baku ini disebut sebagai frame. Semua bit dalam frame disalurkan menurut interval waktu yang sama. Pemancar dan penerima haruslah sinkron selama transmisi satu frame. Besarnya frame dapat berkisar antara beberapa oktet sampai ribuan oktet. Pengiriman satu frame dan frame berikutnya memerlukan tenggang waktu. Untuk efisiensi frame ukuran besar lebih disukai tetapi kemungkinan terganggunya juga tinggi. Oleh karena itu diperlukan kompromi antara kedua faktor diatas. Pengirim harus mengikuti sejumlah aturan guna mengubah informasi menjadi aliran bit dan menyalurkannya melalui kanal komunikasi. Penerima harus mengikuti peraturan yang serupa agar dapat memperoleh informasi yang dikirimkan tadi. Aturan ini dikenal sebagai data link protokol. Komunikasi tidak mungkin terjadi kalau tidak dipergunakan protokol yang sama. Ada 2 jenis protokol data link layer yang dikenal: a. Character Oriented Protocol (COP) menggunakan kode tertentu yang sudah disepakati guna mengirimkan informasi serta mengendalikan transmisi. Kode ini satuannya adalah karakter misalnya ASCII atau EBCDIC b. Bit Oriented Protocol (BOP) tidak tergantung pada kode tertentu untuk mengirimkan informasi serta mengendalikan transmisi. Disini yang digunakan adalah pola bit dengan pola tertentu yang telah disepakati mengandung arti khusus. Protokol data link melaksanakan himpunan fungsi dasar yang sama seperti: Framing yaitu mengenali awal atau akhir sebuah frame Kendali aliran yaitu dengan mengatur aliran frame sehingga berjalan dengan lancar karena disesuaikan dengan kemampuan penerima. Istilah lain dari kendali ini ialah "pacing" Kendali kesalahan termasuk di dalamnya deteksi kesalahan dengan cara perbaikannya kembali Mengelola saluran (Link management) Memberikan layanan (service) interface untuk layer network Addressing atau pengalamatan ( pada beberapa sistem manipulasi alamat dilaksanakan dalam layer ini) 4. FUNGSI DASAR LAYER DATA LINK MEMBENTUK FRAME (framing) Data link layer memanfaatkan layanan yang diberikan oleh layer Physical. Layer Physical hanyalah menerima atau mengirimkan data bit, oleh karena itu 5 ia tidak mengetahui apakah bit tersebut telah diterima dengan sempurna atau terjadi gangguan saat penyalurannya. Untuk mengetahuinya maka bit data yang diterima oleh layer Data Link dikelompokkan dalam bentuk frame sesuai dengan protokol yang disepakati. Untuk merangkai deretan bit yang diterima menjadi frame tertentu tidaklah mudah karena awal dan akhir suatu frame harus dikenali dengan tepat. Beberapa metode untuk mengenali sebuah frame dan fieldnya: a. Character Count Terdapat field yang menunjukkan berapa karakter yang dibutuhkannya. Kerugiannya: karakter yang menunjukkan jumlah karakter itu sendiri dapat terganggu sehingga framing salah, akibatnya terjadi ketidakserasian. Retransmission tidak dapat diulang karena penerima tidak mengetahui karakter yang terganggu. b. Penggunaan Karakter awal dan akhir tiap frame dimulai dengan urutan karakter tertentu misalnya dengan awal STX dan akhir ETX. Kalau penerima kehilangan "sinkronisasi", maka cukup dengan melihat pada STX atau ETX dapat diketahui letak awal frame dan akhir frame. Kesukaran timbul bilamana yang dikirimkan adalah data biner (Object program, bilangan floating point, dan sebagainya), karena pola bit yang mirip dengan karakter kendali dapat timbul. Untuk mengatasi masalah ini maka karakter DLE disisipkan sebelum pola tersebut oleh pengirim dan dibuang oleh penerima pada saat penerimaan data (Character Stuffing). Contoh: S T X D L E X E T X Y dengan character stuffing menjadi D L E S T X X D L E D L E Y D L E E T X Kekurangan lain ialah satuan dasar dari informasi ialah karakter (umumnya ASCII) dan 8 bit. c. Penggunaan Pola bit awal dan akhir Untuk menghilangkan ketergantungan pada karakter dan data dengan 8 bit digunakan pendeteksian Flag awal dan Flag akhir. Tiap frame diawali dan diakhiri dengan Flag yang pola bit khusus yaitu 0 1 1 1 1 1 1 0. Supaya pola ini tidak timbul dalam informasi yang dikirim maka dalam pengiriman setelah tiap 5 buah bit 1 secara berturut-turut harus diselipkan sebuah bit 0. Metode ini disebut Bit Stuffing. Penerima akan membuang bit 0" yang diselipkan tadi. Contoh: Data asli: 01101111111111110010 6 Data yang dikirim 0 1 1 0 1 1 1 1 101 1 1 1 101 1 0 0 1 0 KENDALI ALIRAN Layer ini juga mengatur jalannya aliran data yaitu agar kecepatan pengiriman data jangan melebihi kemampuan penerima dalam menerimanya. Ada beberapa teknik pengendalian aliran data, antara lain a. Stop and wait Penerima harus memberitahukan bahwa data siap diterima sebelum Pengirim mengirimkan frame selanjutnya. Prosedur ini berjalan baik bilamana data yang dikirimkan berupa blok data yang berurutan. Kalau yang informasi lengkap tersebut dipecahkan ke dalam blok yang lebih kecil maka mulai timbul kesukaran. Pemecahan informasi menjadi satuan yang lebih kecil disebabkan antara lain efisiensi saluran, makin lama transmisi (blok besar), makin besar kemungkinan adanya gangguan dan besarnya buffer penerima terbatas b. Sliding Window Pengiriman multiple frame per satu satuan waktu. Penerima dan pengirim harus mempunyai buffer yang cukup, sehingga dapat mengirimkan sejumlah frame sesuai dengan kapasitas buffer tanpa menunggu konfirmasi (acknowledgement). Tiap frame yang dikirim diberi nomor. Penerima akan memberikan acknowledgement (termasuk di dalamnya nomor frame berikutnya). Acknowledgement ini dapat berlaku bagi multiple frame. Pengirim mempunyai daftar frame yang telah dikirimkannya dan penerima mempunyai daftar frame yang harus diterimanya. Daftar ini dapat dianggap sebagai Window. Kalau transmisi dua arah maka acknowledgement dapat ditumpangkan dengan pengiriman data dan cara ini disebut piggybacking KENDALI KESALAHAN (Error Control) Frame yang diterima harus dapat diperiksa keadaan frame tersebut karena Penerima harus mengirimkan kembali konfirmasi (acknowledgement). Konfirmasi ini berupa frame yang mempunyai format khusus yang memberitahukan penerimaan positif atau negatif. Konfirmasi positif berarti frame diterima dalam keadaan tidak mengandung error, sedang konfirmasi negatif mebgandung arti bahwa frame yang diterima terganggu. Bilamana tidak ada konfirmasi terdapat kemungkinan bahwa penerima tidak menerima sama sekali frame yang dikirimkan, sehingga ia tidak dapat bereaksi sama sekali. Untuk mencegah pengirim menunggu jawaban dari penerima untuk waktu tidak tentu (dapat terjadi misalnya karena kerusakan perangkat keras) diperlukan batas waktu. Penghitungan batas waktu akan dimulai saat pengiriman frame. Apabila sampai dengan batas waktu ini tidak diterima umpan balik, penerima akan menyadari akan adanya gangguan. Untuk mencegah penerima mendapatkan frame yang sama lebih dari satu kali maka frame yang disalurkan biasanya diberi nomor urut. Teknik error control yang umum didasarkan atas prosedur error detection dan Automatic Repeat Request (ARQ) seperti misalnya dengan Stop and Wait, Go back N atau Selective Repeat. 7 LINK MANAGEMENT (LINK CONTROL) Untuk akses saluran komunikasi yang ada diperlukan kendali yang mengatur pembagian sumber daya yang terbatas sehingga tiap pemakai akan terpenuhi mendapatkan kebutuhan. Ada 2 macam cara pengendalian saluran komunikasi ini yaitu : - Contention - Central Control Contention: Pemakai atau terminal mendapatkan fasilitas menggunakan jaringan atas dasar First In First Out. Central Control: Terdapat suatu pengendali yang terpusat yang mengatur semua transmisi data dari maupun ke terminal. Process dengan Central Control dikenal sebagai polling. Pendudukan saluran komunikasi dilakukan oleh Pusat Pengendali kemudian secara bergiliran tiap terminal dapat mengirimkan atau menerima data. Pusat Pengendali umumnya mempunyai fungsi sebagai Front End Processor atau Concentrator. Bilamana terminal yang mendapat giliran mempunyai data untuk dikirimkan atau diterima, kendali dari saluran dialihkan ke terminal tersebut. Kendali dari saluran dikembalikan ke Pusat Pengendali bila data selesai dikirimkan ataupun diterima. Front-End Processor ataupun Concentrator dalam memorynya mempunyai daftar urutan dari terminal yang dikendalikannya. Dengan daftar ini urutan dan prioritas terminal yang mendapatkan giliran dapat diatur. Terminal yang penting dan mempunyai volume data yang besar akan mendapatkan giliran lebih dari satu kali untuk satu siklus lengkap. Sistim Polling yang umum digunakan: 1. Roll Call: Tiap terminal dapat mempunyai prioritas yang berbeda-beda sehingga terminal yang mempunyai volume data dapat lebih sering mengirimkan atau menerima data . Dengan cara ini tiap terminal akan diberi giliran satu per satu menurut daftar urutan. 2. Hub: giliran akan diberikan kepada terminal yang terletak di ujung dari saluran komunikasi. Bilamana ternyata data tersebut bukan untuknya, ia akan meneruskannya ke terminal berikutnya. Pada cara ini semua terminal mempunyai prioritas yang sama. Bila saluran komunikasi menggunakan connection oriented, proses yang harus dijalankan cukup rumit karena memerlukan tahapan seperti pembentukan saluran, pembebasannya, pemberian nomor urut dan lain-lain sebelum pengalihan data dapat berlangsung. Untuk sambungan dengan terminal yang berjarak dekat fungsi ini dapat dilakukan dengan sinyal tambahan dan lebih dikenal sebagai handshaking procedure, sedangkan kalau komunikasi berorientasi pada pertukaran frame maka biasanya dipertukarkan supervisory frames. 8 LAYANAN UNTUK LAYER NETWORK Layanan utama ialah mengalihkan data dari layer network pada sumber ke layer network dari tujuan. Proses pada sumber akan memberikan beberapa bit kepada layer data link untuk disalurkan ke layer network tempat tujuan. Data link layer secara koseptual melakukan komunikasi virtual, tetapi dalam keadaan sebenarnya menggunakan layer fisik. Data link layer dapat dirancang untuk memberikan beberapa macam layanan, yang umum ialah: - Unacknowledged connectionless service: Sumber mengirimkan frames (informasi) ke tujuan tanpa memerlukan konfirmasi dari tujuan tersebut. Tidak ada sambungan yang harus dibuat dan tidak ada sambungan yang harus dibubarkan sesudahnya. Layanan seperti ini cocok bilamana tingkat kesalahan rendah; aplikasi real-time, dan dalam LAN. - Acknowledged Connectionless Sama seperti di atas tetapi tiap frame diberi konfirmasi sehingga pengirim mengetahui statusnya. Konfirmasi yang hilang dapat menyebabkan frame yang sama dapat diterima lebih dari satu kali. - Connection Oriented Service: Pengirim dan penerima membuat sambungan terlebih dahulu sebelum data dikirimkan. Tiap frame diberi nomor dan data link layer menjamin tibanya tiap frame di tempat tujuan. Frame tersebut juga dijaga agar urutannya benar serta hanya ada satu frame bagi tiap nomor urut. Dalam komunikasi antara layer network dan layer data link digunakan beberapa operator baku yaitu: Request digunakan oleh layer network untuk meminta layer data link membentuk atau membubarkan sambungan ataupun mengirimkan frame Indication memberitahu layer network bahwa sesuatu telah terjadi misalnya frame diterima Response network layer pada sisi penerima menjawab operator Indication Confirm data link layer memberitahu layer network pengirim bahwa Request berhasil 5. CHARACTER ORIENTED PROTOCOL 9 Protokol Binary Synchronous Communication (BISYNC atau BSC) dibuat oleh IBM dan dipakai dalam sistem jaringan SNA. Protokol ini efisien, mudah dimengerti dan flexible. Bisync merupakan Character Oriented Protocol karena protokol ini menggunakan karakter khusus untuk memisahkan field yang membentuk satu frame. Pada bisync seperti halnya semua protokol yang sejenis sebelum data dikirimkan dan sesudah semua data selesai diterima, antar peralatan diadakan tukar menukar sinyal (handshaking). Sinyal yang dipertukarkan adalah sebagai berikut: Sinyal yang menyatakan bahwa ada data yang siap untuk dikirimkan. Sinyal untuk menunjukkan awal dari transmisi teks. Sinyal penerimaan (acknowledgement) atau penolakan teks yang dikirimkan. Sinyal untuk mengulang pengiriman data setelah ditemukan adanya kesalahan. Sinyal yang menunjukkan akhir dari transmisi. Binary Synchronous (BSC) mempunyai himpunan peraturan bagi transmisi data (yang telah disandikan) secara sinkron dan dapat menangani berbagai macam sandi transmisi. BSC mempunyai kemampuan transparansi sehingga dapat menyalurkan data yang mempunyai pola seperti karakter kendali namun pola bit tersebut tidak ditafsirkan sebagai karakter kendali. Protokol BSC bekerjanya menggunakan metode Half Duplex, karena pengiriman blok data hanya dilakukan setelah adanya jawaban dari penerima. Karakter SYN yang digunakan bagi sinkronisasi karakter. Seperti telah diketahui penerima harus mendeteksi paling sedikit 2 karakter SYN berturut-turut untuk mendapatkan sinkronisasi karakter. Jumlah karakter SYN yang diperlukan untuk sinkronisasi tergantung dari jaringan dan aplikasi. Bentuk frame data dari BSC: S O H HEADER S T X TEXT E T X B C C Tiap frame dapat terdiri sampai 3 macam elemen Header Teks (blok data) Trailer Karakter kendali yang menentukan batas elemen (field): SOH STX ETX ITB ETB : menentukan awal header : menentukan awal teks : menandakan akhir teks : menandakan akhir blok antara : menandakan akhir blok data Header menunjukkan lokasi pengirim atau penerima (yaitu address). Dalam multidrop link address dapat diberikan melalui control message tersendiri. SOH menunjukkan bahwa karakter berikutnya merupakan header. Suatu informasi 10 lengkap terdiri atas satu atau lebih blok data. Blok pertama mengandung header. Tiap blok selanjutnya terdiri atas teks dan trailer. Teks ditandai dengan STX. Kalau informasinya pendek dapat terjadi bahwa blok data hanya satu; sedangkan untuk informasi panjang dapat terdiri atas beberapa blok data.Blok data terakhir harus diikuti dengan ETX. Trailer terdiri atas BCC (Block Check Character). Karakter ini terdiri atas bit yang digunakan untuk error checking. Pada saat blok data dikirimkan pengirim dan penerima melakukan perhitungan. Pada akhir blok penerima membandingkan hasil perhitungannya dengan BCC dari pengirim. Bila keduanya tidak sama, karakter NAK dikirimkan ke pengirim. Pengirim akan mengirimkan lagi blok informasi yang lengkap. Bila kesalahan ini terus berulang sampai beberapa kali hubungan akan dihentikan. Informasi yang panjang dapat dipecah-pecah menjadi beberapa blok. Tiap-tiap blok diakhiri dengan ITB dan blok terakhir dengan ETB. ETB membutuhkan jawaban dari penerima untuk itu saluran harus dibalik agar berubah fungsi (penerima menjadi pengirim dan sebaliknya) dan BCC dikirimkan. ITB menunjukkan akhir blok data antara dan tidak membutuhkan jawaban dari pengirim. ITB tidak memerlukan SOH, kecuali ITB pertama. BCC tiap blok akan diperiksa oleh penerima, bilamana terjadi kesalahan pada blok antara tidak terjadi tindakan apa-apa sampai ETB diterima. Seluruh blok antara harus diulang pengirimannya kembali jikalau terjadi kesalahan. Informasi yang panjang (long message) umumnya mempunyai format seperti di bawah ini: S O H S T X TEXT I T B B C C S T X TEXT I T B B C C S T X TEXT E T X B C C Karena penggunaan karakter kendali untuk menandai tiap field dari data frame maka dalam teks karakter kendali ini tidak boleh ada. Akibatnya data yang dapat dikirim hanyalah teks, sedangkan data lain yang berbentuk pola bit diperlukan suatu cara khusus hingga karakter kendali tersebut dianggap sebagai pola bit biasa oleh penerima. Dengan cara ini maka penerima tidak melihat (transparan) karakter kendali ini. Data atau pola bit yang ada pada teks dikatakan sebagai data transparan. Untuk membedakan antara data transparan data dengan teks maka karakter kendali yang membatasi data transparan ialah DLE STX dan DLE ETX (atau DLE ETB). Jikalau dalam data timbul pola bit yang menyerupai DLE, pengirim akan menambahkan (menyisipkan) satu DLE tambahan. Penerima akan mengabaikan DLE pertama, dan memeriksa karakter berikutnya. Kalau yang berikut ini DLE ia akan dianggap data sedangkan ETB, ETX atau ENQ akan menghentikan mode transparan.Tugas mengenali DLE dalam teks atau DLE sesudah teks merupakan tugas pengirim. Mode operasi ini membatalkan semua pola bit yang mempunyai arti khusus. Kemampuan BSC ini berari bahwa dalam format frame data bakunya segala macam tipe informasi dapat dilayani dengan penggunaan mode transparan ini. 5. BIT ORIENTED PROTOCOL BSC membutuhkan prosedur khusus (handshaking) guna melangsungkan komunikasi tetapi protokol HDLC (High level Data Link Control) telah menghapuskan sebagian besar prosedur ini. HDLC dapat beroperasi secara Half maupun Full Duplex. Protokol HDLC termasuk Bit Oriented Protocol (BOP). 11 BOP tidak menggunakan karakter kendali (control character) untuk memisahkan field dalam frame data akan tetapi posisi bit pada frame yang menentukan arti dan tugasnya. Akibatnya segala macam pola bit boleh timbul dalam informasi yang dikirimkan. Pola bit yang mempunyai fungsi kendali juga digunakan dalam protokol ini tetapi pola tersebut umumnya jarang timbul. Hanya terdapat 2 macam pola bit yang mempunyai arti khusus yaitu: a. Flag dengan pola 01111110 b. Abort dengan pola 11111111 HDLC tidak membatasi panjangnya blok data tetapi kadang-kadang dibatasi oleh kemampuan buffering dan error checking dari penerima. Untuk tiap satu kali transmisi beberapa frame data dapat dikirimkan dan panjang tiap frame data dapat berubah-ubah. Format yang sama dapat dipakai untuk informasi yang panjang (seperti misalnya hasil pengukuran) atau yang pendek. Untuk mendapatkan sinkronisasi antara pengirim dan penerima tiap frame data dimulai dengan FLAG yang fungsinya sama seperti karakter SYN. HDLC mengenal 2 macam stasiun yaitu stasiun Primer (pemberi perintah) dan stasiun Sekunder (yang menanggapi perintah). Stasiun Primer mambangun hubungan, melakukan error recovery, dan lain-lain. Informasi mengalir ke dan dari stasiun Primer. Stasiun Primer dapat berupa Host Computer, Concentrator atau Front End Processor. Stasiun Primer mengirim perintah ke stasiun Sekunder yang kemudian akan ditanggapi sesuai dengan keadaan. Selain konfigurasi multidrop dan point to point juga dapat digunakan konfigurasi loop. Dalam konfigurasi ini frame data disalurkan mengikuti loop melalui stasiunstasiun sekunder. Bila suatu stasiun Sekunder mengenali alamatnya, stasiun tersebut akan mengambil frame data itu. Stasiun Sekunder dapat mengirimkan informasi bila diijinkan oleh Primer. Biasanya setelah satu stasiun Sekunder selesai mengirimkan informasi stasiun berikutnya akan mendapatkan gilirannya. Suatu saluran HDLC dapat mempunyai 3 status berdasarkan kegiatan komunikasinya: - Aktif: Stasiun sedang mengirim atau menerima informasi. - Transient: Kalau stasiun tersebut berpindah status dari "Idle" menjadi "aktif" atau kalau saluran sedang dalam proses pembalikan (pengirim menjadi penerima dan sebaliknya). Dalam status ini stasiun telah memulai permintaan agar boleh mengirim dan sedang menunggu ijin untuk menyalurkan data. - Idle: Bila status transient telah ditinggalkan dan lebih dari 14 buah bit "1" telah diterima. Stasiun Sekunder yang tidak on-line dianggap telah diputuskan hubungannya dengan stasiun Primer. Dalam keadaan ini stasiun tersebut hanya mengenali perintah ganti mode dari Primer. Stasiun Sekunder mempunyai 3 mode operasi: 12 1. Normal Response Mode (NRM): Stasiun ini tidak dapat memulai transmisi.Transmisi hanya dapat dilakukan bila telah dipanggil oleh stasiun Primer. Setelah diberi kesempatan oleh Primer, Sekunder menyalurkan satu atau lebih frame sambil menjaga agar saluran tetap aktif. Frame terakhir harus ditunjukkan secara eksplisit oleh Sekunder. 2. Asinkron: Stasiun ini dapat memulai transmisi tanpa diberi perintah oleh Primer. Dalam operasi Half Duplex transmisi dapat dilakukan bila telah diterima 15 buah bit 1, sedangkan dalam operasi Full Duplex transmisi dapat dilakukan setiap saat. 3. Inisialisasi: Pemutusan hubungan saat Sekunder dalam mode normal atau asinkron dalam keadaan tertentu dapat membuatnya beroperasi. Biasanya terjadi bila Sekunder tidak dilengkapi peralatan agar dapat beroperasi dengan mode normal atau dalam keadaan siap beroperasi dengan mode normal atau asinkron. Protokol yang mengikuti HDLC antara lain SDLC (Synchronous Data Link Control), ADCCP (Advanced Data Communication Control Procedure), LAP-B (Link Access Protocol B), dan lain-lain. Tiap protokol ini masing-masing mempunyai variasi dalam kegunaan dan kemampuannya tetapi pada dasarnya menggunakan prinsip yang sama. Perbedaan terutama terletak pada panjang Alamat, Field kendali dan metode transmisi ulang data. Untuk data transparency BOP mempunyai overhead yang lebih rendah dibandingkan dengan COP karena field Informasi pola data bebas bentuknya. Format dasar frame HDLC: F L A G ADDRESS CONTROL INFORMATION F C S F L A G Sebuah frame selalu mengandung field Kendali (Control field) tetapi dapat tidak mempunyai field Informasi. Semua frame data umumnya diberi nomor urut yang menunjukkan frame yang disalurkan oleh pengirim ke stasiun tertentu bersama dengan nomor frame yang diharapkan diterima oleh pengirim dari penerima. A. Flag Pembuka: Bagi protokol yang menggunakan posisi bit untuk menentukan berbagai elemen frame data, awal suatu frame akan menentukan posisi bit selanjutnya. Flag merupakan karakter pertama dan awal sebuah frame. Flag digunakan penerima untuk menghitung bit selanjutnya dan menentukan tiap field. Flag mempunyai pola bit yang unik yang tidak akan muncul dalam suatu frame data kecuali sebagai flag ini. Pola bit yang dipergunakan 0 1 1 1 1 1 1 0. Bit 0 akan ditambahkan (bit stuffing) atau dihilangkan untuk mencegah timbulnya pola bit Flag di tempat lain. Kalau lima buah bit "1" harus dikirimkan maka sebuah bit 0 akan diselipkan dalam 13 aliran bit setelah bit 1 yang ke lima. Penerima yang mendeteksi 5 buah bit 1 dan kemudian bit 0 akan membuang bit 0 tersebut. Bit "0" yang ditambahkan dan dihilangkan tersebut tidak dimasukkan dalam perhitungan yang menghasilkan Frame Check Sequence. Setiap stasiun dalam saluran akan selalu mencari Flag dan alamat yang diberikan. Kalau tidak ada informasi yang dikirimkan, Flag dapat dikirimkan untuk menjaga agar saluran tetap aktif dan sinkron, menjaga agar saluran tetap di bawah perintah Primer dan mencegah waktu jatuh (time out) stasiun. B. Address: Merupakan alamat yang menunjukkan stasiun Sekunder yang berkomunikasi dengan Primer. Sebelum suatu stasiun Sekunder dapat menerima informasi stasiun ini harus mengenali alamatnya dalam suatu frame. Primer hanya menerima frame yang mempunyai alamat dari Sekunder yang dikenalnya. Field alamat (Address field) selalu mengandung alamat Sekunder dan tidak pernah Primer. Karena alamat selalu tercantum dalam frame data, Primer dapat menerima frame data dari berbagai Sekunder secara acak tanpa perlu takut mengacaukannya. Kalau digunakan sistem sandi biner dapat diberikan alamat untuk 256 terminal. C. Control Field: Panjangnya 8 bit dan mengandung perintah dan tanggapan yang diperlukan untuk mengendalikan saluran. Digunakan oleh Primer untuk mengendalikan operasi stasiun Sekunder, dan oleh Sekunder untuk menanggapi Primer. Terdiri atas 1 atau lebih oktet (kumpulan 8 bit) tergantung dari subset dan modenya (extended atau non-extended). Menentukan macam data, mengatur proses kirim atau terima, polling dan final response dari Sekunder (Slave) ke Primer (Master). Stasiun Primer menggunakan field kendali untuk memerintahkan Sekunder melakukan suatu tugas, sedangkan stasiun Sekunder menggunakannya untuk tanggapan bagi Primer. Field ini mempunyai 3 format yang menunjukkan isi dan guna frame data. - Informasi (Frame I): Menunjukkan bahwa frame berisikan informasi. Format ini digunakan bila data disalurkan antara stasiun Primer dan Sekunder. Isinya: jumlah frame yang telah dikirim (Ns) jumlah frame yang telah diterima (Nr) sifat frame dalam suatu urutan (Polling atau Final). Jumlah frame (Nr dan Ns) digunakan untuk pemeriksaan kesalahan dan dibangkitkan oleh Primer maupun Sekunder. Polling digunakan oleh Primer untuk memanggil Sekunder dan memulai transmisi data. Final digunakan oleh Sekunder untuk memberitahukan Primer bahwa frame yang dikirimkan adalah frame terakhir dari suatu urutan. Ns menunjukkan jumlah frame yang telah disalurkan oleh Primer atau Sekunder. Nr menunjukkan nomor frame yang diharapkan diterima oleh pengirim dari penerima. 14 - Supervisory (Frame S): Menunjukkan bahwa frame data ini berisikan perintah, tanggapan dan tidak mengandung informasi. Format ini digunakan untuk mengatur lalu-lintas dan untuk meminta transmisi ulang. Dalam format ini field untuk informasi panjangnya 0 bit. Frame ini tidak dihitung baik dalam Ns maupun Nr. Frame ini mengenal 6 buah perintah dan tanggapan. Tiga di antaranya (Nr,P dan F) melaksanakan fungsi yang sama seperti format informasi. Perintah dan tanggapan lain yang dikenal ialah: RR (Receive Ready): RNR (Receive Not Ready) REJ (Reject) - Tak bernomor (Frame U): Frame data ini berisikan perintah dan tanggapan juga dapat mengandung informasi. Frame ini tidak dihitung walaupun mengandung informasi.Ns dan Nr stasiun tidak diubah bila field kendali menggunakan format ini. Perintah mengganti mode membuat hitungan urutan frame ke nol. Perintah dan tanggapan dengan frame ini ada yang berhubungan dengan konfigurasi switched network misalnya untuk tukar-menukar identifikasi antara Primer dan Sekunder, mengadakan polling, dan lain-lain. Format ini digunakan untuk mengelola hubungan data, mengaktifkan Sekunder ,melaporkan kesalahan kalau prosedur yang tidak mungkin diulang dengan transmisi kembali. Selain perintah P (Poll) dan tanggapan F (Final) umumnya dikenal juga: NSI (Non Sequenced Information): RQI (Request for Initialization) : SIM (Set Initialization Mode): SNRM (Set Normal Mode Response): ROL (Request On Line): DISC (Disconnect): NSA (Non Sequenced Acknowledgement): CMDR (Command Reject): ORP (Optional Response Poll): RD (Request Disconnect): XID (Exchange Station Identification): UP (Unnumbered Poll): CFGR (Configure): BCN (Beacon): TEST: D. Informasi: Berisikan data yang harus disalurkan. Tidak ada batasan mengenai panjang maupun pola bit. Information field pada prinsipnya dapat terdiri atas sejumlah bit, tetapi biasanya dibatasi sedemikian rupa sehingga jikalau terjadi kesalahan transmisi ulang tidak memakan terlalu banyak waktu. Data dapat disandikan memakai berbagai macam sandi yang cocok 15 (misalnya BCD, ASCII,dll). Field ini digunakan untuk me-mindahkan data antara stasiun. Isi dan format tidak dibatasi dan transparan bagi prosedur hubungan. Karena buffer terbatas demikian pula kemampuan pemeriksaaan kesalahaan (Frame Check Sequence) informasi tiap frame sebaiknya dibatasi besarnya. Panjang tiap field informasi dapat variabel. Selain data field ini juga dapat mengandung karakter kendali untuk piranti peripheral. Seperti telah dijelaskan sebelumnya karena field ini tidak dibatasi jumlah serta pola bitnya maka untuk menghindarkan pola yang sama dengan Flag maka data yang terdiri atas 5 buah bit "1" akan diberi sisipan bit "0". Bit sisipan ini akan dibuang oleh penerima. Jadi data transparency diperoleh dengan menggunakan metode bit stuffing ini yaitu dengan teknik zero insertion and deletion. Flag dan perintah Abort tidak melalui tahap ini. E. Frame Check Sequence: Memberikan sandi yang dapat digunakan oleh penrima untuk menerima dan memeriksa data apakah bebas dari kesalahan. Field ini panjangnya 16 bit dan mendahului Flag penutup. Tugasnya mendeteksi terjadinya kesalahan.Semua bit kecuali bit sisipan akan digunakan dalam menghitung CRC.Pengirim memberikan hasil perhitungannya dalam field ini.Penerima akan membandingkan hasil perhitungannya dengan isi field ini, bila keduanya sama maka frame sempurna.Kalau tidak sama frame ini tidak diterima dan akan meminta transmisi kembali. F. Flag Penutup: Flag yang menunjukkan akhir dari frame data. Pola yang dipakai 01111110 Flag Penutup ini dapat berfungsi sebagai Flag Pembuka frame data berikutnya Dalam transmisi yang mula-mula disalurkan ialah bit terendah (Low order bit) dari alamat, perintah, tanggapan dan nomor urut. Untuk field informasi oktet yang mengandung bit berharga tinggi harus disalurkan terlebih dahulu baru oktet yang berharga rendah, tetapi dalam oktet itu sendiri bit yang berharga rendah harus berjalan lebih dahulu. Pengiriman FCS dimulai dengan koeffisien berharga tinggi. Frame dikatakan tidak absah (valid) bilamana: - tidak diberi batas yang benar misalnya tidak ada 2 Flag - terlalu pendek yaitu lebih kecil dari 32 bit antara 2 Flag Frame yang tidak absah dapat diabaikan, sehingga cara untuk mem-batalkan frame data ialah dengan mengirimkan 8 buah bit "1" secara berturut-turut. Media Access Control (MAC) MAC merupakan sublayer dari layer Data Link dan digunakan pada Local Area Network (LAN). MAC menyelesaikan hal-hal ynag berkaitan dengan contention dan memberikan spesifikasi mengenai sinkronisasi, flow control dan error control untuk membawa data dari satu tempat ke tempat lain. Dalam protokolnya terdapat 16 alamat fisik dari stasiun berikutnya yang harus menerima atau melakukan routing sebuah paket. MAC mempunyai berbagai macam bentuk tergantung dari LAN. Yang paling umum ialah MAC dari Ethernet versi II. Struktur frame: PREAMBLE 7 OKTET START DELIMITER 1 OKTET DESTINATION ADDRESS 2 ATAU 6 OKTET SOURCE ADDRESS 2 ATAU 6 OKTET LENGTH DATA + PAD FCS Type 2 OKTET MIN. 46 OKTET 4 OKTET Preamble : 7 oktet, menggunakan pola 1 0 1 0 1 0 1 0 Strat Frame Delimiter : 1 oktet dengan pola 1 0 1 0 1 0 1 1 Destination address : 6 oktet Source Address : 6 oktet : 2 oktet, 0 6 0 0 atau lebih besar menunjukkan protokol yang dibawanya. Data : 46 oktet – 1500 oktet termasuk PAD PAD : agar ukuran ukuran frame paling sedikit 64 oktet FCS : 4 oktet, menggunakan CRC-32
© Copyright 2024 Paperzz