Matakuliah : D0234 - Teknologi Proses Tahun : 2007 PENGERJAAN PANAS LOGAM Pertemuan 7 Learning Outcomes . Mahasiswa dapat menerangkan proses pengerjaan panas logam Outline Materi : • Pembentukan Logam Secara Plastis • Pengerolan • Ekstrusi • Pembuatan Pipa dan Tabung • Penarikan • Metode Khusus Bina Nusantara PEMBENTUKAN LOGAM SECARA PLASTIS Pembentukan logam secara plastis adalah pembentukan dengan cara memberikan gaya-gaya luar kepada benda kerja (logam) sehingga terjadi deformasi plastis, dimana untuk memperoleh bentuk yang diinginkan volume atau massa logam dijaga tetap, hanya dipindahkan / didesak dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Pembentukan logam secara plastis dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : pengerjaan panas, dan pengerjaan dingin. Bina Nusantara 7-2 Perbedaan antara pengerjaan panas dan dingin : PENGERJAAN PANAS Dilakukan di atas temperatur rekristalisasi (baja sekitar 500O – 700OC); Diperlukan gaya yang lebih rendah; Perubahan sifat mekanik kecil : - keuletan naik, - ketahanan terhadap impak naik. PENGERJAAN DINGIN Dilakukan di bawah temperatur rekristalisasi; Diperlukan gaya yang lebih tinggi; Perubahan sifat mekanik besar : - keuletan turun, - kekuatan dan kekerasan naik. Catatan : beberapa jenis logam seperti timah hitam dan timah putih mempunyai daerah rekristalisasi rendah, sehingga pengerjaan pada suhu ruang tergolong pengerjaan panas. Bina Nusantara Pengerjaan Panas adalah pembentukan dengan cara memanaskan bendakerja sampai di atas suhu rekristalisasinya, kemudian diberikan gaya-gaya luar sehingga terjadi perubahan bentuk yang diinginkan. Keuntungan pengerjaan panas : Porositas dalam logam dapat dikurangi; Ketidak murnian dalam bentuk inklusi terpecah-pecah dan tersebar dalam logam; Struktur butir lebih halus; Sifat-sifat fisis meningkat; Jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengubah bentuk Bina Nusantara relatif kecil. Kerugian pengerjaan panas : Terjadi oksidasi dan pembentukan kerak pada permukaan benda kerja sehingga penyelesaian permukaan tidak bagus; Dimensi bendakerja yang dihasilkan kurang akurat; Peralatan pengerjaan panas dan biaya pemeliharaan mahal. Bina Nusantara Proses utama pengerjaan panas : Penempaan palu Pengerolan Penempaan timpa Penempaan tekan/pres Penempaan Ekstrusi langsung Ekstrusi Ekstrusi tak langsung Ekstrusi impak Pengerjaan Panas Pembuatan pipa & tabung Penempaan upset Penempaan rol Las tumpul Las tumpul listrik Las tumpuk Pelubangan tembus Penarikan Pemutaran panas Cara-cara khusus Bina Nusantara Ekstrusi tabung PENGEROLAN Figure 7.1 Rolling mill Bina Nusantara Baja cair didiamkan dalam cetakan ingot hingga membeku, kemudian dikeluarkan dari cetakan; Ingot panas dimasukkan dalam dapur gas (soaking pit) hingga mencapai suhu 1200OC; Ingot dimasukkan dalam mesin pengerolan dan dibentuk menjadi bentuk setengah jadi (slab, bloom, atau billet); Dari bentuk setengah jadi digiling dengan mesin rol yang lain menjadi pelat, skelp, strip, bentuk profil, tabung, dll. Efek operasi pengerjaan panas pengerolan : Busur AB dan A’B’ merupakan daerah kontak dengan rol; Aksi jepit pada benda kerja diatasi oleh gaya gesek pada daerah kontak dan logam tertarik di antara rol; Figure 7.2 Effect of hot rolling on grain structure Logam keluar dari rol dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada kecepatan masuk; Pada titik A dan B kecepatan logam sama dengan kecepatan keliling rol; Akibat pengaruh penggilingan struktur yang kasar menjadi struktur memanjang; Bila dikerjakan di atas suhu rekristalisasi maka struktur yang memanjang akan berubah menjadi butir halus. Bina Nusantara Jenis mesin rol : Figure 7.3 Various roll arrangements used in rolling mills. A. Mesin bertingkat dua, kontinu atau bolak-balik; B. Mesin bertingkat empat dengan rol pendukung untuk lembaran yang lebar; C. Mesin bertingkat tiga bolak-balik; D. Mesin rol kelompok dengan empat buah rol pendukung. Bina Nusantara Mesin rol bolak-balik bertingkat dua (Fig.7.2A) : Lembaran logam bergerak diantara rol, kemudian dihentikan; Arah rol dibalik, kemudian operasi di atas diulang kembali; Pada interval tertentu logam diputar 90O agar penampang uniform dan butir-butir logam merata; Untuk mereduksi penampang ingot menjadi bloom diperlukan sekitar 30 pas. Keuntungan : Dapat mereduksi luas penampang dalam berbagai ukuran; Dapat diatur kemampuannya sesuai dengan ukuran batangan dan laju produksi. Bina Nusantara Kelemahan : Ukuran panjang batangan yang dapat dirol terbatas; Pada setiap siklus pembalikan gaya kelembaman harus diatasi. Mesin rol bertingkat tiga (Fig.7.2C) : Keuntungan : Tidak diperlukan arah putar rol, sehingga tidak ada gaya kelembaman yang harus diatasi; Lebih murah dan mempunyai keluaran lebih tinggi dibandingkan dengan mesin rol bolak-balik dua tingkat; Bina Nusantara Kelemahan : Diperlukan adanya mekanisme elevasi; Terdapat sedikit kesulitan dalam mengatur kecepatan rol. Mesin rol dengan rol pendukung (Fig.7.2B & D) : Pada mesin empat rol atau lebih, rol tambahan berfungsi sebagai rol pendukung dan hanya dua buah yang berhubungan langsung dengan bendakerja; Diameter rol yang berhubungan langsung dengan bendakerja relatif kecil untuk mengurangi absorbsi panas dari benda kerja; Digunakan untuk lembaran logam yang relatif tipis. Bina Nusantara Mesin rol kontinu (lihat juga Fig.7.2A): Terdiri dari kurang lebih sepuluh rol yang disusun dalam satu garis lurus; Dalam proses ini penampang sebuah bilet berukuran 100x100 mm direduksi secara berurutan menjadi batang bulat. Figure7.4 Diagram illustrates number of passes and sequences in reducing the cross section of a 4-by-4 in. (100 by mm) billet to round bar stock Bina Nusantara PENEMPAAN Penempaan palu : Pada proses ini logam dipanaskan sampai suhu rekristalisasinya, kemudian ditempa secara manual atau menggunakan mesin uap dengan die datar; Kelemahan : Tidak dapat diperoleh ketelitian yang tinggi; Tidak dapat dilakukan untuk membuat bendakerja yang rumit. Figure 7.5 Open-frame steam hammer Bina Nusantara Penempaan timpa : Figure 7.6 Drop forging with closed dies Menggunakan die tertutup, dan bendakerja terbentuk akibat tumbukan atau tekanan, memaksa logam panas plastis memenuhi dan mengisi bentuk die. Bina Nusantara Penempaan timpa dengan palu piston: Untuk mengangkat palu digunakan udara atau uap; Tinggi jatuhnya dapat diatur dengan program, sehingga dapat dihasilkan bendakerja yang uniform; Bina Nusantara Figure 7.7 Piston lift gravity drop hammer Penggunaan : Untuk pembuatan gunting, sendok-garpu, suku cadang dan lain-lain. Penempaan timpa dengan palu piston: Figure 7.8 Horizontal-impact forging machine Silinder yang saling berhadapan dalam bidang horisontal, menekan benda kerja yang diletakkan pada bidang tumbukan dimana kedua bagian die bertemu; Benda tempa mempunyai sirip di sekeliling garis pisah; Penggunaan : Untuk pembuatan landing gear pesawat terbang (berat > 28 Mg). Bina Nusantara Keuntungan operasi penempaan : struktur kristal halus, porositas tertutup, waktu penempaan singkat, sifat fisis meningkat. Kerugian operasi penempaan : timbulnya inklusi kerak, harga die mahal, jadi tidak ekonomis untuk pembuatan produk dengan jumlah kecil. Bina Nusantara Penempaan tekan : Deformasi plastik logam melalui penekanan yang berlangsung dengan lambat, berbeda dengan impak palu yang berlangsung dengan cepat. Penempaan Upset : Untuk pembuatan kepala baut : Figure 7.9 Upset forging Batang berpenampang rata dijepit dalam die dan ujung yang dipanaskan ditekan sehingga mengalami deformasi; Umumnya benda tempa tidak memerlukan pemangkasan lagi. Bina Nusantara Untuk pembuatan benda tempa silinder : Potongan bahan bulat dipanaskan sampai suhu tempa, kemudian diletakkan dalam die dan dilubangi secara progresif dengan batang pelubang, sehingga diperoleh bentuk tabung. Figure 7.10 Sequence of operations for a cylinder forging on an upset forging machine. Bina Nusantara Penempaan Rol : Batang bulat yang telah dipanaskan sampai suhu tempa, diletakkan diantara rol yang berada dalam posisi terbuka; Ketika rol berputar, batang dijepit oleh alur rol dan didorong ke salah satu sisi; Figure 7.11 Principle of roll forging Bila rol terbuka, batang didorong kembali dan digiling lagi, atau dipindahkan ke alur berikutnya; Agar tidak berbentuk sirip, sesudah setiap pas batang diputar 90O. Bina Nusantara Penggunaan penempaan rol : suku cadang, baling-baling pesawat terbang, linggis, pisau pahat, tabung tirus, dan lain-lain. Bina Nusantara EKSTRUSI Prinsip ekstrusi sama seperti menekan tapal gigi keluar dari tabung. Jenis Ekstrusi : 1. Ekstrusi langsung : Figure 7.12 Diagram illustrating direct and indirect extrusion Billet bulat yang telah dipanaskan dimasukkan dalam ruang die, kemudian diekstrusi melalui lubang die. 2. Ekstrusi tak langsung : Hampir sama dengan ekstrusi langsung, hanya disini bagian yang diekstrusi ditekan ke luar melalui bagian dalam ram. Bina Nusantara Perbedaan ekst. langsung dengan tak langsung : EKTRUSI LANGSUNG : Arah ekstrusi searah dengan arah gaya; EKTRUSI TAK LANGSUNG : Arah ekstrusi berlawanan arah dengan arah gaya; Bendakerja bergesekan dg. dinding kontainer diperlukan gaya yang lebih besar;**) Bendakerja tidak bergesekan dg. dinding kontainer diperlukan gaya yang lebih kecil; *) Bentuk ram pejal lebih Bentuk ram berlubang kokoh;*) kurang kokoh;**) Hasil ekstrusi dapat dito Hasil ekstrusi tidak dapat pang dengan baik tidak ditopang dengan baik mengalami deformasi mudah mengalami deforakibat gaya gravitasi.*) masi akibat gravitasi.**) Keterangan : *) keunggulan & **) kelemahan Bina Nusantara PEMBUATAN PIPA DAN TABUNG Pipa/tabung dengan kampuh Pengelasan tumpul listrik Pengelasan tumpuk Pembuatan pipa dan tabung Pipa/tabung tanpa kampuh Bina Nusantara Pengelasan tumpul Pelubangan tembus Ekstrusi tabung Pengelasan tumpul (butt welding) : Figure 7.13 Drawing skelp throught a welding bell. Salah satu ujung skelp dibentuk tirus untuk memudahkan pemasukannya dalam pembentuk lonceng; Skelp dipanaskan sampai suhu las dan ujungnya ditarik melalui pembentuk lonceng sehingga menjadi bulat dan tepinya membentuk lasan tersambung menjadi satu; Selanjutnya dimasukkan dalam rol penyelesaian untuk mendapatkan ukuran yang tepat dan untuk membersihkan teraknya. Bina Nusantara Pengelasan tumpul kontinu : Tepi skelp dipanaskan hingga mencapai suhu las, kemudian dimasukkan ke dalam serangkaian rol horisontal dan vertikal yang membentuknya menjadi pipa; Pipa dipotong-potong dalam ukuran tertentu; Figure 7.14 Skelp being formed into a continuous butt-welded pipe Bina Nusantara Dilakukan proses pembersihan dan penyelesaian. Pengelasan tumpul listrik : Figure 7.15 Continuous-resistance butt welding of steel pipe Bina Nusantara Mula-mula lembaran baja dibentuk dingin dengan memasukkan pelat melalui beberapa pasangan rol secara kontinu sehingga mengubah bentuk pelat menjadi pipa; Perangkat pengelasan ditempatkan pada ujung mesin rol; Kedua tepi pipa dijepit dengan elektrode rol yang mengalirkan arus listrik penghasil panas sehingga kedua tepi tsb. menyatu; Pipa kemudian melalui rol ukuran dan rol penyelesaian. Pengelasan tumpuk (lap welding) : Figure 7.16 Method of producing lap-welded pipe from skelp Skelp dengan tepi agak tirus dipanaskan dalam dapur pemanas kemudian ditarik melalui die/diantara rol sehingga membentuk silinder dengan tepinya saling tertindih. Kemudian dipanaskan kembali dan ditarik melalui dua buah rol yang beralur; Diantara rol tersebut terdapat mandrel tetap, sehingga tepi akan menyatu karena adanya tekanan antara rol dan mandrel. Bina Nusantara Pelubangan tembus (piercing) : Figure 7.17 Principal steps in the manufacture of seamless tubing Bilet baja silindris mula-mula diberi lubang senter, kemudian dipanaskan sampai mencapai suhu tempa; Bilet kemudian ditekan masuk diantara ke dua rol penembus yang memaksa bilet berputar dan sekaligus bergerak maju melalui mandrel hingga tembus; Bina Nusantara Pelubangan tembus (piercing) : Figure 7.17 Principal steps in the manufacture of seamless tubing Pipa/tabung yang masih berdinding tebal, bergerak melalui rol beralur, sedang ditengahnya terdapat mandrel berbentuk sumbat hingga pipa bertambah panjang dan tipis sesuai dengan ukuran yang dikehendaki; Tabung ini yang masih berada pada suhu kerja, kemudian melalui mesin pelurus dan pengatur ketepatan ukuran Bina Nusantara dan penyelesaian. Pelubangan tembus kontinu : Figure 7.18 Principal steps in the manufacture of continuous tubing. Batang bulat 140 mm dipanaskan dan kemudian diberi lubang tembus dengan mandrel penembus; Diteruskan ke mesin mandrel untuk mengurangi diameter dan ketebalan; Tabung dipanaskan kembali dan dimasukkan ke mesin pereduksi regang untuk mengurangi diameter dan ketebalan dengan melakukan peregangan terhadap pipa. Bina Nusantara Ekstrusi tabung : Cara ini termasuk ekstrusi langsung, akan tetapi disini digunakan mandrel untuk membentuk bagian dalam dari tabung. Bilet ditempatkan di dalam ruang ekstrusi; Mandrel didorong menembus bilet; Pendorong pres didorong maju mengekstrusi logam. Figure 7.19 Extruding a large tube from a heated billet Bina Nusantara PENARIKAN Biasanya digunakan bila tidak dapat dibuat dengan mesin Rol tanpa kampuh. Bloom dipanaskan sampai suhu tempa; Bloom panas dipasang pada mesin pres vertikal; Dengan menggunakan pelubang tembus, bloom dibentuk menjadi benda tempa berongga dengan alas tertutup; benda tempa dipanaskan kembali dan ditempatkan dalam bangku tarik yang terdiri dari Figure 7.20 beberapa die dengan diameter Drawing thick-walled cylinders from heated bloom. yang semakin kecil; Bina Nusantara PENARIKAN Biasanya digunakan bila tidak dapat dibuat dengan mesin Rol tanpa kampuh. Pelubang digerakkan secara hidraulis menekan benda tempa tersebut membentuk silinder/ tabung dengan diameter tertentu; Untuk silinder/tabung berdinding tipis, pemanasan dan penarikan perlu diulang beberapa kali; Bila pipa merupakan benda akhir ujung yang tertutup harus dipotong dan dirol kembali agar ukuFigure 7.20 rannya tepat dan penyelesaianDrawing thick-walled cylinders nya baik;; from heated bloom. Bina Nusantara PENARIKAN Biasanya digunakan bila tidak dapat dibuat dengan mesin Rol tanpa kampuh. Pada pembuatan tabung oksigen, ujung terbuka ditempa atau direduksi dengan pemutaran panas (hot spinning) untuk menghasilkan leher tabung. Figure 7.20 Drawing thick-walled cylinders from heated bloom. Bina Nusantara Pemutaran panas (hot spinning) Tabung dipanaskan sampai suhu tempa; Tabung panas diputar dengan mesin putar (sejenis mesin bubut); Pada bagian tabung yang akan direduksi ditekan dengan penekan tumpul sehingga dihasilkan leher tabung yang diinginkan. Bina Nusantara CARA-CARA KHUSUS Cara-cara khusus diperlukan bila dengan cara-cara biasa tidak dapat digunakan. Contoh : Untuk membuat bagian-bagian yang tipis pada benda tempa dapat dilakukan dengan : menggunakan die yang dipanaskan dan pada bagian benda kerja yang mengalami penekanan diberi pelumas untuk mengurangi oksidasi permukaan, operasi pengerjaan dilakukan dengan cepat dengan menggunakan mesin pres kecepatan tinggi. Untuk logam yang sulit ditempa seperti titanium dapat dicetak dalam pres yang dikelilingi gas mulia untuk mencegah terjadinya oksidasi dan pengerakan. Pelet aluminium yang kecil (lebih kecil dari butir-butir Bina Nusantara beras) dapat digiling menjadi lembaran. SELESAI TERIMA KASIH Bina Nusantara
© Copyright 2024 Paperzz