Matakuliah : K0252 / Fisika Dasar II Tahun : 2007 DiFRAKSI PERTEMUAN 10 1. PENDAHULUAN Pertemuan ini akan membahas mengenai pelenturan cahaya (difraksi): yaityu cahaya dilenturkan ke bagian belakang penghalang. Sebagaimana halnya dengan interferensi maka prinsip dasar dalam mencari bayangan pada layar adalah mencari selisih lintasan optik pada titik pengamatan. Pelenturan yang dibahas pada pertemuan ini adalah Difraksi Fraunhofer yang merupakan pelenturan medan jauh. Fenomena difraksi ini membuktikan pula kebenaran teori Huygens dan Maxwell yang menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang transversal yang dapat merambat dalam hampa maupun dalam medium . 2. DIFRAKSI FRESNEL DAN FRAUNHOFER ▪ Difraksi Fresnel . .Difraksi Fresnel merupakan difraksi medan dekat (yaitu layar berada . dekat dengan celah demikian pula sumber cahaya berada dekat . . . dengan celah 7/11/2017Bina Nusantara 3 Sumber cahaya S merupakan sumber cahaya titik . layar Gambar 1 A S● sumbu celah B penghalang ▪ P (titik pengamatan difraksi) Skema jalannya sinar pada difraksi Fresnel Jarak antara A dan B adalah lebar celah Setiap titik pada celah merupakan sumber gelombang. Setiap sumber cahaya pada celah akan bekerja sama (berinterferensi di titik P) sehingga di titik P akan terjadi terang atau gelap , tergantung pada selisih lintasan optik dari semua sumber cahaya yang tiba di tiik P . 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 4 ▪ Difraksi Fraunhofer lenturan cahaya sinar datang sumbu celah penghalang Gambar 2 Sumber cahaya dan layar cukup jauh dari celah , maka - Sinar-sinar yang menuju celah merupakan sinar- sinar sejajar. - Sinar-sinar yang menuju layar merupakan sinar- sinar sejajar. Difraksi Fresnel dapat diubah menjadi difraksi Fraunhofer dengan cara memasang 2 buah lensa konvergen, yaitu : – Satu didepan celah dengan bidang fokus lensa berimpit dengan sumber cahaya . 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 5 – Satu dibelakang celah dengan bidang fokus lensa berimpit dengan layar ▪ Difraksi Fraunhofer Celah Tunggal * Intensitas Minimum D = lebar celah Gambar 3 λ = panj .gelombang λ D P f =R 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 6 Pada Gambar 1 cahaya dengan panjang gelombang λ merambat dengan muka gelombang tegak lurus arah rambatan sehingga setiap titik pada celah berfase sama dan panjang lintasan optik dari celah sampai ke titik P adalah sama sungguhpun lintasan geometris -nya tidak sama . Aikbatnya di titik P akan terjadi terang maximum karena semua gelombang cahaya yang tiba di titik P adalah sefase saling menguatkan . Jadi bila pengamatan lenturan cahaya dilakukan di titik P pada layar yang berada pada sumbu celah , yang nampak adalah terang karena intensitas cahaya di titik tersebut adalah maximum .. Bila titik pengamatan digeser ke atas atau ke bawah sumbu celah pada layar , karena perbedaan lintasan optik maka terjadi pengurangan terang atau terjadi gelap sebagaimana gambar berikut.. 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 7 Jarak b- c = D = lebar celah , θ = sudut deviasi Cahaya atau sinar yang merambat tegak lurus celah berpanjang gelombang λ . Sinar r1 berasal dari bagian atas celah dan sinar r2 dari bagian pusat celah . Gambar 4 P r1 b Da λ r2 a’ θ θ O c f =R ba’ ┴ aa’ 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 8 Pada gambar 4 titik pengamatan lenturan cahaya berada di luar sumbu celah Selisih lintasan optik antara lintasan r1 dan r2 adalah : r1 – r2 = a a’ Kalau dipilih a a’ = ½ λ maka sinar r1 dan r2 akan berlawanan fase sehingga ke dua cahaya tidak memberikan efek apa-apa di P. Setiap sinar dari bagian setengah celah bagian atas akan saling berlawanan fase dengan bagian setengah celah bagian bawah , sehingga menjadikan titik P minimum pertama (gelap pertama) yang teramati pada layar . Jadi untuk ½ bagian celah : ½ λ = ½ D sin θ → minima di P Untuk seluruh leber celah D : D sin θ = λ → minima di P Rumus umum terjadinya minima : 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 9 Minimum : D sin θ = m λ , m = 1 , 2 , 3, … (Minimum) ………….(01) D = lebar celah , θ = sudut devasi λ = panjang gelombang , m = orde miminimum – Analisa kuantitatif celah tunggal Celah dibagi atas N jalur sejajar, dengan lebar masing-masing X , hingga pada setiap jalur dapat dianggap hanya dilewati oleh 1 berkas cahaya P D ∆x O f=R layar 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 10 α BedaRfase = Em / R α φ R Eθ Gambar 5 φ Em Eθ = 2R sin (φ/2) = Em [ (sin α)/α] :; = / 2 Amplitudo resultan di P : EB = 2 R sin (/2) R = jari-jari kelengkungan fasor = Em / = beda fase ( dalam radian ) Em = amplitudo maksimum ( beda fase = 0 ) 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 11 Gambar 5 merupakan diagram fasor dari sumber-sumber cahaya pada celah Gangguan gelombang antara dua jalur berdekatan adalah : beda fase beda lintasan optik atau 2 ……….(02) 2 x sin sin sin ……….(03) E Em I I m 1 D sin ……….(04) 2 2 Titik minimum dari pers. (03) : α = mπ , m = 0 , 1 ,2, 3 … …(05) 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 12 sehingga dari persamaan (04) dan (05) dihasilkan : D sin θ = m λ , m = 1 , 2 , 3 , …… Contoh soal 1 : Celah dengan lebar D disinari dengan cahaya putih . Berapakah harga D agar minimum pertama cahaya merah λ = 6500 A0 jatuh pada θ = 300 Jawaban : Minimum pertama ,ambil m= 1 → D sin θ = λ → D = (6500 A0 ) / (sin 300) D = 1300 nm Contoh soal 2 : Sebuah berkas cahaya laser λ = 700 nm melewati celah , D = 0.2mm dan jatuh pada layar 6 m dari celah . ……. 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 13 Tentukanlah lebar maximum utama yaitu jarak antara minimum perta -ma yang berada diatas sumbu dan yang berada di bawah sumbu . Jawaban : minimum pertama θ 6m y y minimum pertama Lebar maiximum utama adalah 2y tg θ = y/ (6 m) ; untuk θ < maka sin θ ≈ tg θ → Minimum pertama m = 1 maka : D sin θ = λ → 0.0002 m x y = 6 m . 7 x 109 m y = 2.1 cm → Leber maximum utama = 4.2 cm 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 14 Contoh soal 3 : Tentukanlah intensitas dari maximum secunder yang mengikuti maximum utama . Jawaban : Maxima ke dua (sekunder) terjadi diantara dua minima berturutan Dari persamaan (05) : α = m π → α ≈ (m + ½) π , m = 1 , 2 , 3 , .. Bersama dengan persamaan (03) diperoleh : 1 sin m 2 I I m m 1 2 2 I 1 2 Im 1 2 m 2 I 0.045 , 0.016 , 0.0083 , .... ; m = 1 , 2 , 3 , .. Im 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 15 3. ITERFERENSI DAN DIFRAKSI CELAH GANDA Pada interferensi celah ganda persamaaan intensitasnya dapat dituliskan dalam bentuk : I ,iut I m ,int cos 2 d dengan = sin sedangkan untuk difraksi celah tunggal : sin I ,difr I m ,difr D dengan = sin 2 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 16 Pengaruh gabungan dari ke duanya memberikan : …..sin ….(06) I I m cos 2 2 Amplitudonya berubah-ubah menurut cos2 β Apabila lebar celah D = λ maka lebar maximum utama amat lebar sedangkan bila D kelipatan λ maka maximum utama menyempit dan di ikuti oleh maximum sekunder dan seterusnya . ■ Banyaknya garis garis interferensi ( Frinji ) dalam selubung maksimum utama Difraksi : – Pola maximum interferensi d sin int = m 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 17 untuk kecil , dapat diambil pendekatan : d int = m maka sudut pisah antara dua maksimum berurutan : . . int = /d – Pola minimum Difraksi : D sin dif = m Untuk dif kecil , dapat diambil pendekatan : D dif = m Posisi sudut minimum pertama : θdif , m=1 = λ / D Lebar maximum utama : 2 θdif , m = 1 = 2 λ / D sehingga banyaknya garis Interferensi (n) pada maksimum utama difraksi adalah : 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 18 n = 2 dif / int = ( 2 /D ) / (/d ) - 1 atau : n = ( 2d /D ) – 1 …………..(07) 4. Difraksi Lubang Lingkaran Pola difraksi oleh lobang berbentuk lingkaran akan berbentuk lingkaran -lingkaran konsentris, berupa lingkaran-lingkaran terang dan gelap silih berganti . Minimum Pertama : sin = 1,22 /d ...............(08) d = diameter lobang 5. Kriteria Rayleigh Dua benda dikatakan terpisah jika sudut pemisahnya : R = 1,22 / d , dalam radian …………(0() 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 19 6. Kisi Difraksi Susunan dari N celah ( dapat mencapai 104 celah /cm) dengan lebar setiap celah adalah sama, dan , jarak antar celah juga adalah sama. Maksimum Utama : d sin = m Sudut antara maksimum dan minimum : m = /( N d Cos m ) ………..(10) ………..(11) 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 20 7/11/2017 7/11/2017Bina Nusantara 21
© Copyright 2025 Paperzz