download

Matakuliah
Tahun
: S0793 – Teknologi Bahan Konstruksi
: 2009
BETON
Pertemuan 06
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan
mahasiswa akan mampu :
• Menjelaskan tipe beton dan kegunaannya
• Menjelaskan proses pembuatan Beton
Bina Nusantara University
3
Outline Materi
• Jenis-jenis Beton
• Kelas dan Mutu Beton
• Pembuatan, Pengecoran, dan Perawatan Beton
Bina Nusantara University
4
KLASIFIKASI BETON
Menurut PBI 1971, Beton di bagi menjadi 3 Kelas
KELAS I








KELAS II




KELAS III
Bina Nusantara University

Untuk pekerjaan Non Struktural
Pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus
Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu
bahan
Tidak dilakukan pemeriksaan terhadap kekuatan bahan
Mutu beton kelas I dinyatakan dengan beton mutu B0
Untuk pekerjaan Struktural Secara Umum
Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan
dibawah pimpinan tenaga-tenaga ahli
Mutu beton Kelas II dinyatakan dalam mutu standdar B1,K125,K175 dan
K225
Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan tanpa
pemeriksaan kuat desak
Pada K125,K175, dan K225 pengawasan mutu terdiri dari pengawasan ketat
terhadap mutu bahan, dengan keharusan pemeriksaan kekuatan beton
secara kontinyu
Untuk pekerjaan structural dimana dipakai beton dengan kuat desak lebih
dari 225 kg/cm2.
Pada Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan
dibawah pimpinan tenag-tenaga ahli.
DIpersdyaratkan adanya laboratorium beton dengan peralatan yang lengkap,
dan dilayani tenaga-tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu
beton secara kontinyu
5
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
•
•
•
•
•
•
•
Persiapan
Penakaran
Pengadukan / Mixing
Pengecoran / Placing
Pemadatan / Vibrating
Penyelesaian Akhir / Finishing
Perawatan / Curing
Bina Nusantara University
6
PERSIAPAN
• Semua Peralatan untuk pengadukan dan pengangkutan
harus bersih
• Tempat yang akan diisi beton harus bersih
• Permukaan dalam acuan dapat dilapisi dengan bahan
khusus
• Pasangan bata yang berhubungan dengan beton harus
dibasahi sampai jenuh
• Tulangan harus dalam keadaan bersih
Bina Nusantara University
7
PENAKARAN
• Untuk beton dengan f’c  20 MPa penakaran
berdasarkan berat
• Untuk beton dengan f’c < 20 MPa penakaran boleh
berdasarkan volume
Bina Nusantara University
8
PENGADUKAN MANUAL
• Pasir dan semen dicampur dalam keadaan kering diatas
tempat yang kedap air sampai didapat warna yang
homogen
• Ditambahkan kerikil dan di campur sampai didapat
warna yang homogen
• Tambahkan 75 % kebutuhan air dan aduk hingga merata
• Tambahkan sedikit demi sedikit kebutuhan air yang
tersisa
Bina Nusantara University
9
PENGADUKAN DENGAN MESIN
• Dengan beton molen atau batching plant
• Menurut SK SNI waktu pengadukan minimal untuk
campuran beton dengan volume  1 m3 adalah 1.5 menit
dan ditambah 0.5 menit untuk setiap penambahan 1 m3
Bina Nusantara University
10
PENGADUKAN TERALU SEBENTAR
• Pencampuran bahan kurang merata
• Pengikatan agergat dan beton kurang
Bina Nusantara University
11
PENGADUKAN TERLALU LAMA
•
•
•
•
Naiknya suhu beton
Keausan pada agregat
Terjadinya kehilangan air
Bertambahnya nilai slump
Bina Nusantara University
12
PENUANGAN BETON
• Dihindarkan terjadinya segregasi dan bleeding
• Campuran yang akan dituangkan harus ditempatkan sedekat
mungkin dengan cetakan untuk mencegah segregasi
• Tinggi jatuh maksimum 1.5 meter. Jika lebih harus menggunakan
pipa atau tremie
• Kecepatan penuangan diatur agar beton dapat mengalir mengisi
lokasi lokasi yang sulit
• Penuanganharus dilakukan tanpa berhenti sampai dengan posisi
yang diijinkan dalam pelaksanaan (siar pelaksanaan / construction
joint
• Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus bersih dan dibasahi
sebelum pengecoran.
• Siar pelaksanaan biasanya dipilih pada lokasi dimana momen = 0.
• Beton yang dituang harus dipadatkan secara maksimal agar dapat
mengisi semua rongga.
• Tebal penuangan maksimum 30 -45 cm agar dapat dilakukan
pemadatan dengan mudah
Bina Nusantara University
13
PEMADATAN BETON
• Pemadatan dilakukan setelah beton di tuang dan
sebelum terjadinya initial setting
• Indikasi innitial setting belum terjadi jika beton dengan
mudah dapat ditusuk sampai 10 cm
• Untuk volume beton yang kecil pemadatan dilakukan
dengan menusukkan batang besi
• Untuk volume beton yang besar pemadatan dengan
vibrator
• Dapat berupa tongkat yang bergetar atau dengan
menggetarkan cetakan
Bina Nusantara University
14
PERAWATAN BETON
• Dilakukan setelah betonmengalami final setting
• Fungsi perawatan agar proses hidrasi tidak mengalami
gangguan yang disebabkan oleh kehilangan air
• Kehilangan air banyak terjadi pada saat setting time
serta penguapan pada hari-hari pertama akibat beda
suhu yang besar dengan lingkungan
• Untuk beton normal perawatan dilakukan selama
minimal 7 hari, sedangkanuntuk beton dengan kekuatan
awal tinggi selama 3 hari.
• Tujuan akhirnya adalah agar didapat beton yang awet,
kedap air dan kuat
Bina Nusantara University
15
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
16
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
17
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
18
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
19
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
20
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
21
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
22
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
23
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
24
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
25
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
26
SPESIFIKASI TEKNIS
Bina Nusantara University
27