download

Matakuliah : Pengantar Perumahan Massal
Tahun
: Sep - 2009
PENDEKATAN BARU DALAM PERANCANGAN
PERUMAHAN MASSAL
Pertemuan 6
BEBERAPA TEORI YANG DIDUKUNG OLEH PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PERUMAHAN MASSAL SETELAH PERANG Dunia II
SAMPAI TAHUN 1970 (TIMBULNYA ARSITEKTUR POST- MODERN)
ADALAH MENELITI POLA PERANCANGAN LINGKUNGAN
PERUMAHAN BERDASARKAN PERIMETER ARSITEKTUR.
HASILNYA ANTARA LAIN :
- Segi Empat Fresnel (Fresnel Square) .Gb. 1.: Luas bidang
yang hitam sama dengan luas bidang yang putih. Berdasarkan
luasan tersebut, maka ada alternatif untuk merancang dengan
luasan yang sama antara tipe:
- Tipe molekul atau pavilyun ( Gb.2)
- Tipe blok(Gb.3)
- Tipe blok dengan halaman/ruang hijau (court yard)-(Gb.4)
- Garfik Gb.5. menunjukan built potential ratio (potensi bangunan)
antara luas denah bangunan terhadap luas tanah/lahan
banguan,
1
2
3
4
4
a
b
c
Grafik atas :Ruang hijau (a), tengah : Jalan (b); bawah: Blok rumah.(c)
Garis dasar (horisontal) : Jumlah lantai/tingkat dari bangunan.
Persegi empat Freshner intinya adalah bagaimana
mempertahankan luas segi empat putih di Gb.1 agar
tetap sama luasnya dengan bidang hitam tyang
membingkainya.Varian dari teori ini adalah
bagaimana bidang tengah di Gb.2 sama luasnya
dengan bidang yang membingkai persegi empat di
tengah tersebut.Untuk menjadi perhatian bahwa
bingkai itu semakin ke luar semakin tipis , namun
luasnya tetap sama dengan persegi empat pusat.
1
2
Terapan praktisnya dalam perancangan perumahan
adalah bagaimana ruang terbuka bersama dapat
lebih terpencar ke luar dalam bentuk taman atau
ruang terbuka hijau lainnya, dari pada terkonsentrasi
di satu lokasi tipe hunian saja (pavilyun/molekul)
1
Istilah lain untuk tipe pavilyun adalah molekul,detached,
yang intinya dimaksud tiap unit rumh memiliki halaman
tersendiri dan tanah bangunan dibagi habis dengan jumlah
unit hunian. Hal ini adalah solusi umum di tahun 1960-70an.
Untuk fasilitas sosial dan fasilitas umum osdi atur tersendiri. Cara ini diteraopkan oleh Perumnas untuk
pengadaan perumahan di kota-kota besar di Indonesia.
Martin & March (1976) berkesimpulan bahwa
kepadatan rumah per Ha dari tipe molekul dapat
sama dengan perumahan bertingkat rendah
seperti tipe court-yard, (Gb.2, 3) dan dapat 5 kali
lebih padat dari pada dengan blok bangunan
tinggi.Tipe court-yard dapat memberi
kenyamanan bahwa tiap unitnya masih memiliki
ruang hijau sendiri.
2
3
2
1
3
4
Gb.1. Contoh rumah tipe courtyard di Campdentown- UK (1979)
Gb.2. Tipe pavilyun/molekul oleh Perumnas di Bengkulu (1982)
Gb.3. Perumahan tipe molekul yang dikembangkan oleh PT.Wijaya Karya di Bandung (1980).Rumah bertingkat dua.
Gb.4. Konsep ‘kampung tumpuk’ rususn 4 lantai dengan dapur
dan dan tempat cuci bersama di luar unit hunian.
 DI EROPA : TREN MENGHINDARI PEMBANGUNAN
HUNIAN TINGGI LEBIH DARI 18 – 20 LANTAI DAN
BANGUNAN YANG DEMIKIAN TIDAK DISARANKAN
UNTUK KELUARGA YANG BERANAK BALITA ATAU
ANAK KECIL, KARENA BERDAMPAK SECARA
PSIKOLOGIS YANG KURANG MENGUNTUNGKAN
DALAM PERTUMBUHAN MEREKA. TERAPAN TEORI
FRESHNER SQAURE MELUAS.
 DI USA ADA GELOMBANG NEW URBANISM YANG LEBIH
MENYUKAI PERUMAHAN MASAL YANG LOW RISE DI
LINGKUNGAN SUB-URBAN.
 DI SINGAPURA FLAT ATAU APARTEMEN KECIL-KECIL
DI BONGKAR ( REFITTED) DAN DIJADIKAN UNIT HUNIAN
YANG LEBIH BESAR UNTUK BISA MENJADI HUNIAN
EXTENDED FAMILY
PENDEKATAN BARU DALAM PERANCANGAN
KEBIJAKAN PERUMAHAN INDONESIA DI DASAWARSA
1945-1975
 SEJAK KEMERDEKAAN, MASALAH PERUMAHAN
BERADA SEMULA DI BAWAH PEMBINAAN
DEP.SOSIAL DAN SECARA TEKNIS DIBANTU OLEH
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM.
 DI TAHUN 1951 DIRIKAN DIREKTORAT PERUMHAN
RAKYAT YANG SECARA STRUKTURAL BERADA DI
DEP.PU.
 DI TAHUN 1953 LEMBAGA PENYELIDIKAN MASALAH
BANGUNAN YANG JUGA BERPERAN SEBAGAI
REGIONAL HOUSING CENTRE – BANDUNG YANG
DIDIRIKAN OLEH PBB.
 DI TAHUN 1960 DIDIRIKAN PERUSAHAAN
TERBATAS PEMBANGUNAN PERUMAHAN (YANG
SEKARANG MASIJH BERDIRI TETAOI HANYA
PERNAH SATU KALI MEMBANGUAN PERUMAHAN
TIPE RUMAH TOKO 2 LANTAI DI KREKOT JAKARTA
PUSAT
 DI TAHUN 1972 DIDIRIKAN :
* PERUM PERUMAHAN NASIONAL (
PERUMNAS)
* BANK TABUNGAN NEGARA
 DI TAHUN 1974 DIBENTUK REAL ESTATTE
INDONESIA
 DI TAHUN 1975 DIANGKAT MENTERI MUDA
2a
1a
2b
2d
2c
Gb.2a- 2d Tipe
perumahan kota yang
tidak bertingkat dan
bertingkat prototip
yang dikembangkan
oleh RHC/DPMB
Bandung
1b
3a
1c
Gb.3a-3a Proses
mengayam bamboo
yang tradisinal dan
yang dengan mesin,
dan yang dibuat
sebagai laminated
pannel.
3b
Gb.3a -3b Rumah
massal di pedesaan di
Jawa Tengah dan
rumah di daerah
transmigrasi.
Di dalam perancangan perumah –an
massal PBB pernah menyaran- kan
konsep Site & Services (lahan siap
banguan) yang intinya hanya
menyediakan 1 kran air dan jamban
ditempat bangunan yang sudah di
kapling dalam ukuran tertentu.
Pembangunan rumahnya dilakukan
secara go- tong royong oleh calon
penghuni.
Namun konsep ini tidak diterap- kan di
Indonesia, tetapi seperti yang
dibangun oleh PERUMNAS yang
disipakan adalah wc/kamar mandi dan
satu ruangan yang siap
huni.Pembangunannya sebagai rumah
tumbuh dilakukan oleh calon
penghuni.
PERUMAHAN MASSAL YANG BERSIFAT KHAS
:
 PENGADAAN RUMAH BAGI MASYARAKAT
YANG TERKENA MUSIBAH BENCANA
ALAM. PEMBANGUNAN BARU BAGI
MEREKA MEMERLUKAN PENDEKATAN
YANG KHAS SEPERTI YANG TELAH
DILAKSANAKAN DI ACEH AKIBAT TSUNAMI,
DI JAWA TENGAH AKIBAT GEMPA BUMI .
 PERANCANGAN RUMAH TAHAN GEMPA
MASIH PERLU SOSIALISASI YANG LUAS.
Di latar belakang : Perumahan pasca gempa 2006 di Jogyakarta sumbangan dari USA
Contoh di bawah adalah cottage hotel
bergaya rumah Batak yang meskipun
terbangun dengan tiang berbahan beton,
namun roboh akibat salah cara
konstruksinya.
Kerusakan akibat bencana alam seperti
gempa, tsunami, tanah longsor, gunung api
meletus dsb, memerlukan penanganan
darurat dan perlu diselesaikan
rekonstruksinya dengan pendekatan
perumahan massal.
Secara strukturai rumah tradisional di
rancang oleh leluhur kita sebagai
bangunan yang tahan gempa.Namun
di dalam menerapkan teknologi
bangunan yang baru, terkadang
prinsip kekokohan akan guncangan
gempa kurang diperhatikan.
DASARDASAR
PENDEKATAN
PERANCANG
AN
PERUMAHAN
MASSSAL DI
PERKOTAAN
KETERKAITAN
NYA DENGAN:
Sumberdaya :
*manusia,
*sosial,
*ekonomi, dan
*budaya.