Matakuliah : R0474/Teknologi Bangunan I Tahun : 2007 Diagram Pertemuan 13-16 • • • DIAGRAM Pertemuan 13, 14, 15 dan 16 Penggunaan diagram pada perkiraan gaya-gaya dalam struktur mempunyai peranan yang cukup penting. Masing-masing jenis beban ( terpusat atau merata ) dan bekerjanya pada tumpuan dengan sifat yang berbeda akan menghasilkan diagram yang berbeda dan penggunaan yang berbeda pula. Bina Nusantara • DIAGRAM LINTANG, • Pertemuan 13 • Diagram yang terbentuk dari adanya beban vertical. Pada batang balok yang menerima beban ini, akan timbul gaya yang bersifat memutuskan batang balok. Dari diagram ini kita bisa melihat pada bagian mana beban terbesar yang diterima balok sehingga kita bisa memberi tahanan untuk gaya lintang sesuai dengan kebutuhan. • Ada satu ketentuan yang harus konsekwen kita patuhi untuk mempermudah perhitungan, maka perlu ada kepastian tentang arah dari gaya akibat beban misalnya • gaya lintang yang bergerak keatas disebut positip dan yang bergerak kebawah disebut negatip, begitu juga pada penentuan diagramnya, positip diatas dan negatip dibawah. • Pada kolom yang menjadi gaya lintang adalah gaya horisontal, seperti angin atau gempa, jadi peninjauan untuk gaya lintang misalnya pada balok dan kolom kita harus jelas. • Begitu juga tinjauan pada gaya normal dan momen. Bina Nusantara Besarnya gambar diagram gaya lintang dan gaya normal sesuai dengan skala. Bina Nusantara • • DIAGRAM NORMAL Pertemuan 14 • Dengan diagram ini bisa melihat gaya yang bekerja sifat tekan dan tariknya. Besarannya akan menentukan apakah melewati batas faktor tekuknya apa tidak. Gaya normal ada dua macam, berupa gaya tekan ( dengan tanda negatip )dan gaya tarik ( dengan tanda positip ). Faktor tekuk artinya suatu batang ( balok atau kolom ) bila menerima beban melebihi batasnya maka batang tersebut akan melengkung dan mungkin patah. Setiap material mempunyai batas tekuknya yang tergantung dari kelangsingan • • • Bina Nusantara • Bahan, yaitu perbandingan luas penampang dengan panjangnya dan jenis tumpuannya. • Pada tumpuan yang kedua ujung/ tumpuannya sendi dengan sendi maka panjang tekuknya ( Lk ) = L • Pada tumpuan dengan satu sendi dan yang lainnya jepit Lk = 0,7 L • Pada tumpuan dengan tumpuan yang satu jepit dan yang lainnya juga jepit Lk = 1/2 L • Pada tumpuan dengan tumpuan yang satu jepit dan yang lainnya bebas Lk = 2 L Bina Nusantara Contoh diagram momen yang tejadi akibat beban merata dan gaya horisontal Bina Nusantara • • DIAGRAM LENTUR Pertemuan 15 • Bentuk lenturan yang terjadi akibat beban, akan mempermudah kita untuk menentukan momen yang terjadi sifatnya positip atau negatip. Apabila lengkungan yang terjadi kearah atas maka disebut negatip dan apabila lengkungannya kebawah disebut positip. Bentuk lenturan ini akan membantu kita terutama pada balok atau kolom yang menerus dengan melihat besaran beban dan kearah mana batang akan melentur. • • Bina Nusantara • DIAGRAM MOMEN • Pertemuan 16 • Beban yang bekerja pada suatu bangunan akan selalu ada momennya yang bekerja pada kolom maupun balok. Dengan mengatur keseimbangan, momen bisa merupakan keuntungan dalam penggunaan bahan, misalnya adanya kantilever pada bangunan akan mengurangi beban momen pada bentang yang ada dibelakang kantilever. • Dengan melihat bentuk diagram momen yang terjadi positip atau negatip, kita bisa menentukan dimana letak penguatan pada konstruksinya. • Jadi dengan bentuk diagram yang terjadi dari beban dan tumpuannya akan sangat membantu konstruksinya tepat atau tidak kesimpulan awal yang dibuat. Bina Nusantara
© Copyright 2025 Paperzz