download

Matakuliah
Arsitektur
Tahun
: R0044/Metode Perencanaan dan Perancangan
: 2006
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas
Perancangan
Pertemuan 14-15
1
•
Ada beberapa factor yang harus
diperhatikan dalam perancangan
arsitektur seperti :
•
•
•
•
•
•
•
Kesatuan
Keseimbangan
Proporsi
Skala
Irama
Klimaks
Perjalanan arsitektur (architectural promenade).
2
Faktor-faktor diatas menentukan kua-litas
perencanaan dan perancangan arsitektur.
3
Kesatuan
“Kesatuan” dalam perancangan arsitektur akan
dapat dicapai jika ada unsur-unsur bentuk,
ukuran, warna, tekstur, jenis bahan bangunan
yang sama dalam perancangan tersebut.
Contoh :
Bentuk atap yang sama dengan genteng yang
sama warna dan ukuran. Juga dibantu oleh type
jendela yang sama dengan lantai dan dinding
masing-masing mempunyai warna dan tekstur yang
sama.
Jadi bentuk, warna, ukuran dan tekstur akan
membantu menim-bulkan “kesatuan”.
4
Keseimbangan.
Setiap komposisi massa atau tampak
mempunyai titik keseim-bangan atau pusat
keseimbangan. Biasanya pusat keseimbangan
ini juga menjadi pusat perhatian dan sering
dipakai sebagai pintu masuk utama atau
sebagai pusat kegiatan.
Ada 2 jenis keseimbangan, yakni:
• Keseimbangan simestris
• Keseimbangan asimetris
Atau disebut juga keseimbangan statis dan keseimbangan
dinamis
5
Proporsi
Proporsi adalah perbandingan atau ratio
antara panjang dengan lebar atau volume atau
tinggi dengan lebar yang terdapat dalam ruang
atau bidang.
Proporsi yang baik dapat menimbulkan suatu
kesatuan dan keseimbangan yang
menyenang-kan.
Seperti yang dikatakan oleh Viollet-le-Duc
mengenai proporsi sebagai berikut :
6
“yang dimaksud dengan proporsi adalah
hubungan-hubungan yang ada antara
keseluruhan dan bagian-bagiannya,
hubungan-hubungan yang logis, perlu dan
menjadi se-demikian rupa sehingga
secara bersamaan, proporsi ini akan memuaskan kesan pengamat secara visual.
7
Skala.
Salah satu factor yang mem-pengaruhi kualitas
arsitektur adalah kualitas skala.
Skala dalam arsitektur menimbul-kan kualitas yang
membuat sebuah bangunan terlihat sesuai besarnya
bagi kebutuhan pemakai/manusia.
Manusia biasanya menjadi skala pengukur bangunan
yang sebenarnya.
Skala ditentukan bukan hanya oleh aktifitas yang dan
dilakukan dalam bangunan itu tetapi juga oleh
banyaknya manusia yang ikut dalam kegiatan
tersebut.
8
Ada 3 jenis skala yang dikenal yakni:
• Skala alamiah, usaha perancang-an untuk
mengexpresikan sebuah bangunan sesuai
dengan dimensi yang sesungguhnya.
• Skala Heroik, usaha untuk mem-buat bangunan
terlihat menjadi sebesar mungkin sehingga
manusia terasa kecil.
• Skala Intim, usaha untuk men-dapatkan skala
bangunan atau ruangan kelihatan lebih kecil dari
besaran yang sesungguhnya sehingga timbul
suasana intim
9
Irama.
Irama dalam seni visual terjadi dengan
cara pengulangan secara sistematis
elemen-elemen yang mempunyai
hubungan.
Irama dalam arsitektur dan irama ritme
dalam nada lagu mem-punyai
persamaan-persamaan.
10
Irama dalam arsitektur dapat ditimbulkan oleh
elemen-elemen :
•
•
•
•
•
•
Garis-garis
Perbedaan warna
Terang-gelap
Tiang/kolom
Bentuk struktur
Dll
11
Irama dapat dibagi dalam 2 jenis yakni :
– Irama monotone
– Irama dinamis
Seperti pada tangga lagu maka irama monotone adalah
hanya satu elemen yang berulang-ulang hingga akan
menimbulkan irama yang tetap atau monotone
Sedangkan pada irama dinamis terjadi kebalikannya
dimana irama lebih bervariasi karena ada beberapa
elemen yang berulang-ulang dari suatu irama.
Irama dalam tampak biasa terjadi pada arah horizontal
dan juga arah vertical.
12
Klimaks
Hampir setiap rancangan mem-punyai unsur
klimaks dimana unsur inilah akan menarik
per-hatian dan perasaan pengunjung secara
maximum.
13
– Ada 2 cara untuk mencapai unsur klimaks ini yaitu :
• Pada rancangan cara Barat maka unsur klimaks
langsung terjadi / dicapai tiba-tiba.
• Rancangan cara Oriental (Timur) maka untuk
mencapai unsur klimaks harus melalui beberapa
tahap dimana dalan tahap-tahap itu akan
diperlihat-kan sebagian dari unsur klimaks
tersebut.
Kedua gaya rancangan diatas mempunyai daya
tarik masing-masing, tergantung dari jenis proyek.
14
Perjalanan Arsitektur (Architecural
Promenade)
•
Dalam Arsitektur yang baik ter-dapat suatu
pengalaman estetis yang berkesinambungan.
Menik-mati satu karya arsitektur adalah suatu
perjalanan estetis, mulai dari ruangan-ruangan
luas terus melewati ruangan-ruangan dalam dan
akhirnya ke ruang utama sebagai unsur klimaks.
15
•
Seperti telah diuraikan, “bentuk” terdiri atas 3
faktor yakni :
»Rangkaian fungsional
»Rangkaian estetis
»Rangkaian structural
Dalam menikmati bentuk arsitektur
terjadilah apa yang dinamakan Perjalanan
Arsitektur dimana pengalaman visual dan
rangsangan-rangsangan yang di-terima
menimbulkan suatu persepsi mengenai
“bentuk” ter-sebut.
16
•
Rangsangan-rangsangan itu membantu memberi
kesan yang mendalam mengenai bangunan
tersebut. Jenis rangsangan ter-sebut bermacammacam seperti :
Rangsangan visual yang timbul dari bentuk,
warna, tekstur dll.
Rangsangan penciuman terjadi dari bau bunga,
udara, pohon-pohonan dll.
Rangsangan perabaan dari temperatur panas,
dingin, ke-lembaban udara dalam ruang dan
sebagainya.
17
• Jadi dalam perancangan Arsitektur yang
baik maka semua unsur-unsur ini harus
diperhati-kan untuk mendapatkan hasil
perancangan yang maximal.
18