download

Matakuliah
Tahun
: O0144 / Teori Komunikasi Massa
: 2008 / 2009
Audiens dan Media
Pertemuan 21 & 22
Audiens dan Media
•
•
•
•
•
•
•
•
Dualitas audiens
Timbulnya audiens
Konsep alternatif tentang audiens
Tipologi informasi tentang audiens
Karakter sosial perubahan audiens
Interaksi sosial
Teori komposisi audiens
Pengaruh audiens atas isi (media)
Bina Nusantara
Dualitas Audiens
• Istilah “audiens media” berlaku universal dan secara
sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang
yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai
media.
• Masalah terpenting adalah hakekat dualitasnya.
• Audiens merupakan kolektivitas yang terbentuk baik
sebagai tanggapan atas isi media maupun sesuatu yang
sudah ada dalam kehidupan sosial dan kemudian
“dilayani” oleh media tertentu.
Bina Nusantara
Timbulnya Audiens
• Semula,”audiens” adalah perkumpulan penonton drama,
permaian dan tontonan, yaitu penonton “pertunjukan”
yang mengambil berbagai bentuk dalam tahapan
peradaban dan sejarah yang berbeda.
• Audiens biasanya besar, dibandingkan dengan
keseluruhan populasi. Suasana lingkungan bagi audiens
(teater, aula, gereja) seringkali dirancang dengan indikasi
peringkat dan status.
Bina Nusantara
• Audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam
rentang waktu tertentu, terhimpun bersama oleh tindakan
individual untuk memilih secara sukarela sesuai harapan:
menikmati, mengagumi, mempelajari, merasa gembira,
tegang, kasihan atau lega.
• Unsur historis bertambah menyusul penemuan
percetakan dan perkembangan publik pembaca (reading
public).
• Perkembangan ini juga membantu pembentukan
gagasan mendasar tentang publik sebagai sesuatu yang
ada.
• Audiens dibedakan menurut: minat, pendidikan, juga
menurut aspirasi keagamaan dan politik.
Bina Nusantara
Konsep Alternatif tentang Audiens
• Audiens sebagai kumpulan penonton, pembaca,
pendengar, pemirsa
• Audiens sebagai massa
• Audiens sebagai publik atau kelompok sosial
• Audiens sebagai pasar
• Tipologi formasi audiens
• Sumber perubahan
Bina Nusantara
Audiens sebagai kumpulan penonton,
pembaca, pendengar, pemirsa
• Kumpulan penonton, pembaca, pendengar, pemirsa,
inilah yang disebut sebagai audiens dalam bentuk yang
paling dikenali.
• Fokusnya pada jumlah total yang dapat dijangkau oleh
“satuan isi” media tertentu dan jumlah orang dalam
karakteristik demografi tertentu.
• Namun, dalam penelitian Calusse (1968) yang
menunjukkan karakteristik tertentu:
• Audiens pertama dan terbesar adalah populasi yang
tersedia untuk menerima “tawaran” komunikasi tertentu.
Bina Nusantara
• Kedua, terdapat audiens yang benar-benar menerima
hal-hal yang ditawarkan dengan kadar yang berbedabeda: pemirsa televisi, pembeli koran reguler dan
sebagainya.
• Ketiga, ada bagian audiens sebenarnya yang
“mengendapkan” hal-hal yang ditawarkan dan diterima.
Bina Nusantara
Audiens sebagai massa
• Arti massa mengacu pada definisi yang dikemukakan
Blummer (1939) dan sosiolog lainnya misalnya Mills
(1956).
• McQuail menyimpulkan, bahwa audiens mengacu pada
ukurannya yang besar, heterogenitas, tersebar, anonim,
lemah dalam organisasi sosial, komposisi dapat berubah
dengan cepat dan tidak konsisten.
• Massa tidak memiliki eksistensi yang berlanjut.
Bina Nusantara
Audiens sebagai publik atau kelompok
sosial
• Unsur penting dalam konsep ini adalah praeksistensi dari
kelompok sosial yang aktif, interaktif, sebagian besar
otonom yang dilayani oleh media tertentu, &
keberadaannya tidak bergantung pada media.
• Sebagai contoh, gagasan yang dikemukakan John
Dewey (1927) sebagai “pengelompokan orang-orang
secara politis yang terwujud sebagai unit sosial melalui
pengakuan bersama atas masalah bersama yang perlu
ditanggulangi”
Bina Nusantara
• Beberapa pandangan mengajukan karakteristik
eksistensi audiens yang berciri publik:
• Pertama, terdapat “publik yang mengetahui” yaitu
audiens yang paling aktif dalam politik dan sosial serta
memiliki banyak sumber informasi.
• Kedua, banyak negara menguasai beberapa pers partai
tertentu & pers yang memiliki hubungan politik dengan
kelompok pembacanya
• Ketiga, terdapat audiens lokal atau komunitas bagi
publikasi yang bersifat lokal.
Bina Nusantara
Audiens sebagai pasar
• Perkembangan kebudayaan menimbulkan audiens asli;
perkembangan politik menimbulkan konsep tentang
publik, dan konsep “audiens sebagai pasar” terpengaruh
dari perkembangan ekonomi..
• Audiens dipandang sebagai “pasar”, biasanya menunjuk
pada sesuatu yang spesifik,dan sekumpulan populasi
dengan ciri tertentu.
• Beberapa konsekwensi cara pandang audiens sebagai
pasar adalah:
Bina Nusantara
• Pertama, pendekatan tersebut merinci hubungan media
dengan audiensnya sebagai hubungan konsumenprodusen, dan karenanya bersifat “kalkulatif”’
• Kedua, pendekatan ini kurang menekankan hubungan
sosial audiens yang bersifat intern.
• Ketiga, karakteristik audiens yang paling relevan dengan
cara berpikir ini adalah sosial ekonomi dan stratifikasi
sosial audiens.
• Keempat, dari perspektif pasar, fakta penting tentang
audiens adalah perilaku pemerhatian mereka, yang
dapat diukur dari tindakan pembelian, pemirsa dan
pendengar.
Bina Nusantara
Tipologi formasi audiens
Tipologi formasi Audiens: McQuail, 2004
Masyarakat sebagai sumber
I. Publik atau keanggo- II. Keseluruhan atau
an kelompok sosial
tujuan individual yang
yang ada (Kelompok
timbul dalam pengaatau Publik)
laman sosial
Bina Nusantara
Media sebagai sumber
III.Isi (Kelompok penggemar atau Budaya
Cita Rasa)
IV. Saluran atau Medium
(Audiens Medium)
Penjelasan:
I. Kelompok atau publik:
sejalan dengan suatu pengelpmpokan sosial yang ada
(misalnya: komunitas, keanggotaan minoritas politis,
religius, atau etnis), dan dengan karakteristik sosial
bersama dari tempat, kelas sosial, politik, dan
sebagainya
II. Kelompok kepuasan
Terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu
tertentu yang ada terlepas dari media, tetapi berkaitan
oleh isu tertentu, misalnya isu politik, dan sebagainya
III.Kelompok penggemar atau budaya cita rasa
Terbentuk atas dasar minat pada jenis isu, atau daya
tarik tertentu akan kepribadian tertentu atau cita rasa
budaya/intelektual tertentu
Bina Nusantara
IV. Audiens medium
Berasal dari dan dipertahankan oleh kebiasaan atau
loyalitas pada sumber media tertentu, misalnya: pada
surat kabar, majalah, saluran radio, televisi, dan
lainnya.
•
Bina Nusantara
Kategori di atas bukan sesuatu yang ekslusif dan
karakter primer audiens tertentu tidak mudah untuk
ditentukan secara empiris.
Sumber Perubahan
• Yang paling utama dalam konsep ini adalah:
1. Multiaplikasi rincian dan saluran media, individualisasi
penggunaan dan pemisahan dari sistem distribusi yang
kaku dan bertanggung gugat;
2. Perkembangan media interaktif yang didasarkan atas
jaringan kabel yang dikomputerisasi
• Konsekwensi pertama adalah semakin sukar
memperkirakan siapa yang akan menyediakan “rincian”
bagi audiens yang sukar mengetahui siapa yang terlibat
setelah terjadinya peristiwa.
Bina Nusantara
Karakter sosial perubahan audiens
• Kandungan kelompok dalam audiens
- Berdasarkan Merton (1957) dan Ellis (1961),
membedakan audiens berdasarkan kandungan “batas”
dan kandungan “struktur intern”.
- Jika audiens lebih berkaitan dengan kelompok audiens
yang ada; ia mengandung karakteristik kolektifitas.
• Diferensiasi sosial
- Terkait dengan audiens, hampir selamanya terdapat
perbedaan minat, perhatian, persepsi, dan dampak
perbedaan sosial. (Merton, 1949; Katz dan Lazarfeld,
1955)
Bina Nusantara
Interaksi sosial
• Pengalaman sosial.
• Penggunaan sosial
• Lull (1982) membedakanya atas: struktur, hubungan,
afiliasi, pembelajaran sosial, dan komptensi/dominasi.
• Isolasi sosial
• Perhatian yang terlalu berlebihan terhadap media sering
ditafsirkan sebagai bentuk pengisolasian diri, bahkan
keterasingan, atau pengunduran diri dari realitas.
• Hubungan audiens dengan pengirim
• Dalam kasus ini, kemungkinan tercipta hubungan antara
publik melalui media massa.
• Konteks ini disebut dengan “interaksi para-sosial” (lihat:
Hprton & Wohl, Noble, Schramm, at.all)
Bina Nusantara
Teori komposisi audiens
• Komposisi audiens digolongkan atas golongan usia dan
sosial.
• Usia mempengaruhi ketersediaan dan pilihan isi media.
• Posisi kelas sosial, yang diwakili oleh penghasilan,
mengatur pola penggunaan media.
• Penghasilan yang lebih tinggi cenderung menyisihkan
televisi karena kesenangan nonmedia yang lebih luas.
• Pendidikan dan pekerjaan profesional yang lebih tinggi
dapat juga menjadikan pilihan isi media yang berbeda.
Bina Nusantara
Pengaruh audiens atas isi (media)
• Kritik dan pendengar
• Konsep audiens yang tradisional mengasumsikan dua
unsur dari tanggapan yang dilembagakan.
• Unsur kritik terutama berfungsi untuk kelas menengah
dan berkaitan dengan jenis isi yang lebih elit.
• Pertanggunggugatan yang dilembagakan
• Berkembangnya jenis media memacu tumbuhnya
sarana pengendalian media melalui parlemen, panitia
dan komisi penyelidikan, sarana pengendalian hukum,
dewan pembaca, dll.
• Di Indonesia sendiri, lembaga yang tersedia antaranya
KPI (Komisi Penyiaran Indonesia); LSF (Lembaga
Sensor Film) dan sebagainya
Bina Nusantara
• Pasar
• Kebanyakan pendukung kebebasan media cenderung
pada pelaksanaan pilihan bebas atas media dalam
kondisi pasar bebas.
• “Balikan” langsung
• Bentuk tradisional tanggapan dari audiens yang telah
dilembagakan adalah “surat kepada redaksi” atau “surat
pembaca”.
• Namun, konteks ini sebetulnya dapat dengan mudah
dimanipulasi oleh media.
Bina Nusantara
• Pemanfaatan “citra audiens”
• Pada dasarnya, isi media berpengaruh dalam
membangun “citra audiens” atau calon audiens sebagai
sasaran pesan yang dibentuk.
• Audiens juga dapat berpartisipasi dalam pembuatan film
misalnya, melalui citra audiens yang dibentuk
penciptanya.
• Bentuk ini dapat didasarkan pada pengalaman, imajinasi
dan stereotip pribadi.
Bina Nusantara
Bina Nusantara