download

Matakuliah
Tahun
: F0494 - PPH Perorangan dan Badan
: 2009
Pertemuan 21-22
PAJAK PENGHASILAN PASAL 26
Agenda
•
•
•
•
•
•
Wajib Pajak PPh Pasal 26
Objek Pajak Penghasilan Pasal 26
Tarif Pajak dan Penerapannya
Contoh Penghitungan Pemotongan PPh Pasal 26
Sifat Pemotongan
Pemotong Pajak
Bina Nusantara University
3
Wajib Pajak PPh Pasal 26
• Yang dikenakan pemotongan PPh Pasal 26
adalah Wajib Pajak luar negeri (orang pribadi
maupun badan) selain Bentuk Usaha Tetap yang
menerima atau memperoleh penghasilan.
Bina Nusantara University
4
Objek Pajak Penghasilan Pasal 26
• Penghasilan yang dipotong PPh pasal 26 adalah
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk
apapun, yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak di luar negeri selain bentuk usaha tetap di
Indonesia
• Penghasilan yang menjadi objek PPH pasal 26
adalah…berlanjut di slide berikutnya
Bina Nusantara University
5
Objek Pajak Penghasilan Pasal 26
• Penghasilan yang menjadi objek PPH pasal 26 adalah:
– dividen;
– bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan
dengan jaminan pengembalian utang;
– royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta;
– imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
hadiah dan penghargaan;
– pensiun dan pembayaran berkala lainnya;
– premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan/atau
– keuntungan karena pembebasan utang.
Bina Nusantara University
6
Tarif Pajak dan Penerapannya
1. PPh Pasal 26 = Penghasilan Bruto x 20%
Atas penghasilan berupa:
a. dividen;
b. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan
dengan jaminan pengembalian utang;
c. royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta;
d. imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
hadiah dan penghargaan;
e. pensiun dan pembayaran berkala lainnya;
f. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan/atau
g. keuntungan karena pembebasan utang.
Bina Nusantara University
7
Tarif Pajak dan Penerapannya
2. PPh Pasal 26 = (Penghasilan Bruto x Perkiraan
penghasilan netto) x 20%
Atas penghasilan berupa:
a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia
b. Premi asuransi, termasuk premi reasuransi
c. penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3c)
UU PPh
Bina Nusantara University
8
Tarif Pajak dan Penerapannya
3. PPh Pasal 26 = (PKP – PPh terutang) x 20%
Atas penghasilan berupa:
a. Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi Pajak
Penghasilan dari suatu BUT di Indonesia, kecuali
ditanamkan kembali di Indonesia.
Bina Nusantara University
9
Syarat Penanaman Kembali
a. Penanaman
kembali
dilakukan
dalam
bentuk
penyertaan modal pada perusahaan yang baru didirikan
dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau
peserta pendiri,
b. Penanaman kembali dilakukan dalam tahun pajak
berjalan atau selambat-lambatnya tahun pajak
berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperolehnya
penghasilan tersebut, dan
c. Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali
tersebut paling sedikit dalam jangka waktu 2 tahun
sesudah perusahaan tempat penanaman dilakkan
berproduksi komersial.
Bina Nusantara University
10
Sifat Pemotongan
 Pemotongan PPh pasal 26 bersifat final, kecuali:
 Pemotongan atas penghasilan kantor pusat dari usaha atau
kegiatan, penjualan barang atau pemberian jasa di Indonesia
yang sejenis dengan yang dijalankan atau dilakukan BUT di
Indonesia.
 Pemotongan atas penghasilan sebagaimana tersebut dalam
PPh Pasal 26 yang diterima atau diperoleh kantor pusat,
sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta
atau kegiatan yang memberikan penghasilan dimaksud.
 pemotongan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
orang pribadi atau badan luar negeri yang berubah status
menjadi Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk us aha tetap.
Bina Nusantara University
11
Pemotong Pajak
 Pemotong pajak berdasarkan ketentuan pasal
26 wajib dilakukan oleh:





Badan pemerintah
Subjek pajak dalam negeri
Penyelenggara kegiatan
Bentuk Usaha Tetap
Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya yang
melakukan pembayaran kepada Wajib Pajak luar
negeri selain BUT di Indonesia
Bina Nusantara University
12
Contoh Penghitungan Pemotongan PPh 26
 Andrew Thornley adalah karyawan asing pada
perusahaan PT Dinamika Consulting. Andrew
bertempat tinggal kurang dari 183 hari. Andrew
sudah beristri, dan mempunyai seorang anak.
Dalam bulan Desember 2009, Andrew
memperoleh gaji US$5000 sebulan. Kurs yang
berlaku adalah Rp6.500.- per US$ 1.
 Hitunglah PPh Pasal 26 untuk Andrew
Bina Nusantara University
13
Contoh Penghitungan Pemotongan PPh 26
Jawaban:
 Penghasilan bruto berupa gaji sebulan
 5.000 x Rp6.500.- = Rp32.500.000.-
 Penerapan Tarif:
 20% x Rp32.500.000.- = Rp6.500.000.-
 Maka PPh pasal 26 atas gaji Andrew bulan
Desember 2009 adalah Rp6.500.000.-
Bina Nusantara University
14
TERIMA KASIH
ADA PERTANYAAN?
Bina Nusantara University
15