download

Matakuliah
Tahun
: F0494 - PPH Perorangan dan Badan
: 2009
PERTEMUAN 1
PAJAK PENGHASILAN – UMUM (1)
Agenda
•
•
•
•
•
Subjek dan Wajib Pajak
Kewajiban Pajak Subjektif
Tidak Termasuk Subjek Pajak
Objek Pajak
TIdak Termasuk Objek Pajak
Bina Nusantara University
3
Sumber Bacaan
• Bab 4: Perpajakan – edisi Revisi 2008:
Mardiasmo, Penerbit Andi, Yogyakarta.
• UU No. 7 tahun 1984 sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Undang-undang
NO. 36 tahun 2008.
• www.pajakonline.com
• www.pajak.go.id
Bina Nusantara University
4
Pendahuluan
• UU No. 7 th 1984 tentang Pajak Penghasilan
(PPh) berlaku sejak 1 Januari 1984.
– UU ini terakhir kali diubah dengan UU No. 36 Tahun
2008
• UU PPh mengatur tentang subjek pajak, objek
pajak, serta cara menghitung dan melunasi
pajak yang terutang.
• UU PPh menganut asas materiil artinya
penentuan mengenai pajak yang terutang tidak
tergantung kepada surat ketetapan pajak
Bina Nusantara University
5
Subjek Pajak
1.
2.
3.
a. Orang Pribadi
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak.
Badan: PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD
dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi,
kperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik,
lembaga dan bentuk badan lainnya
Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Bina Nusantara University
6
Subjek Pajak Dibedakan Menjadi
1. Subjek Pajak dalam negeri yang terdiri dari
a. Subjek pajak pribadi, yaitu:
•
•
Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di
Indonesia lebih dari 183 hari (tidak harus berturut-turut)
dalam jangka waktu 12 bulan, atau
Orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di
Indonesia.
b. Subjek pajak badan, yaitu:
•
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia
c. Subjek pajak warisan, yaitu:
•
Bina Nusantara University
Warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan,
menggantikan yang berhak.
7
Subjek Pajak Dibedakan Menjadi
2. Subjek Pajak luar negeri yang terdiri dari:
a. Subjek Pajak orang pribadi yaitu:
•
Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan yang:
1.
2.
b.
Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia
Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia
bukan dari menjalankan atau melakukan kegiatan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia
Subjek Pajak badan, yaitu:
•
Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia
1.
2.
Bina Nusantara University
Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk
usaha tetap di Indonesia
Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia
bukan dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia
8
Perbedaan Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak
Luar Negeri
Wajib Pajak dalam negeri
Wajib Pajak luar negeri
• dikenakan pajak atas penghasilan
diterima atau diperoleh dari
Indonesia
• dikenakan pajak berdasarkan
• tarif pajak yang digunakan adalah
(tarif UU PPh Pasal 17)
•Wajib menyampaikan SPT
• dikenakan pajak hanya atas
berasal dari sumber penghasilan di
• dikenakan pajak berdasarkan
•Tarif pajak yang digunakan adalah
(tarif UU PPh 26)
•Tidak wajib menyampaikan SPT
Bina Nusantara University
9
Tidak Termasuk Subjek Pajak
• Yang tidak termasuk subjek pajak
– Badan perwakilan negara asing
– Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari
negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada
mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama
mereka, dengan syarat:
• Bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima
atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatannya di Indonesia
• Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik
– Organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam
Keputusan Menkeu No. 574/KMK/04/2000 tanggal 26 Desember
2000 sebagaimana telah diubah dengan KMK/243/KMK.03/2003
tanggal 4 Juni 2003
– Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana
dikmaksud dalam Keputusan Menkeu di atas, dengan syarat:
• Bukan warga negara Indonesia
• Tidak menjalankan usaha atau melakukan kegiatan atau pekerjaan
Bina Nusantara University
lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia
10
Objek Pajak
• Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan;
• Penghasilan
adalah
setiap
tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak baik yang berasal dari
Indonesia maupun luar Indonesia, yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
dnegna nama dan bentuk apapun.
• Yang termasuk dalam pengertian penghasilan
adalah….berlanjut ke slide berikutnya
Bina Nusantara University
11
Penghasilan adalah…
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan
atau jasa yang diterima atau diperoleh
Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan
penghargaan
Laba usaha
Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan
harta
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya
Bunga termasuk premium, diskonto atau imbalan lain
karena pengembalian utang
Dividen, dengan nama dan bentuk apapun termasuk
dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang
polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi
berlanjut ke slide berikutnya
Bina Nusantara University
12
Penghasilan adalah…
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Royalti
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta
Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala
Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai
dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva
Premi asuransi
berlanjut ke slide berikutnya
Bina Nusantara University
13
Penghasilan adalah…
15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari
anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
16. Tambahan kekayaan netto yang berasal dari
penghasilan yang belum dikenakan pajak.
17. penghasilan dari usaha berbasis syariah
18. imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan
umum dan tata cara perpajakan; dan
19. surplus Bank Indonesia.
Bina Nusantara University
14
Tidak Termasuk Objek Pajak
1.
Bantuan sumbangan, termasuk :
a.
b.
2.
3.
4.
zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah dan para
penerima zakat yang berhak.
Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan keagamaan
atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha
kecil, termasuk koperasi, sepanjang tidak ada hubungan
dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan
antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Warisan
Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan
sebagai pengganti saham atau penyertaan modal
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh
dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib
Pajak atau Pemerintah
15
Bina Nusantara University
berlanjut ke slide berikutnya
Tidak Termasuk Objek Pajak
5.
6.
Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kepada
orang pribadi
Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri,
dengan syarat:
a.
b.
7.
8.
Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
Bagi perseroan terbatas, BUMN dan BUMD yang menerima
dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan
harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut.
Iuran yang diterima atau diperoleh oleh dana pensiun
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai.
Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana
pensiun sebagaimana dimaksud pada angka 7, dalam
bidang-bidang tertentu yang ditetapkan oleh Menteri
16
Keuangan
Bina Nusantara University
berlanjut ke slide berikutnya
Tidak Termasuk Objek Pajak
9.
Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan
kongsi.
10. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan
modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan
usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau
kegiatan di Indonesia.
11. beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
Bina Nusantara University
17
Tidak Termasuk Objek Pajak
12. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau
lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang
pendidikan
dan/atau
bidang
penelitian
dan
pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi
yang membidanginya, yang ditanamkan kembali
dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan
pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan,
dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak
diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan; dan
13. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak
tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Bina Nusantara University
18
Contoh Kasus
• Saat ini marak sekali bermunculan partai
politik yang sepertinya memiliki banyak
dana sehingga dapat mengerahkan massa
dan melakukan berbagai macam kegiatan.
Pertanyaannya, apakah partai politik wajib
memiliki NPWP dan harus membayar
pajak seperti PPh, PPN dan PBB?
Bina Nusantara University
19
Jawaban (1)
• Dari penjelasan Pasal 2 ayat (1) UU PPh
jelas disebutkan secara eksplisit (lihat
slide no. 5) bahwa organisasi sosial politik
merupakan subjek PPh yang berupa
Badan. Dengan demikian secara umum
dapat dikatakan bahwa Partai Politik
termasuk subjek pajak dan karenanya
wajib memiliki NPWP.
Bina Nusantara University
20
Jawaban (2)
• Masalah apakah partai politik tersebut dikenakan PPh
bergantung pada apakah partai politik itu memiliki objek
pajaknya yaitu penghasilan.
• Jika Partai Politik sudah memiliki NPWP, maka
kewajiban pajaknya secara garis besar tidak berbeda
dengan kewajiban perpajakan badan lainnya. Artinya,
terdapat kewajiban pemotongan PPh Pasal 21 berkaitan
dengan penghasilan yang diberikan partai politik kepada
orang pribadi (anggotanya), PPh Pasal 23/26 atas objekobjek tertentu yang dibayarkan partai politik kepada
pihak lain.
• Jadi, jika partai politik memperoleh penghasilan maka
penghasilan tersebut merupakna objek pajak dan
dikenakan pajak penghasilan.
21
Bina Nusantara University
TERIMA KASIH
ADA PERTANYAAN?
Bina Nusantara University
22