Mata kuliah : F0824 - Akuntansi Biaya I Tahun : 2010 JUST IN TIME AND BACKFLUSHING Pertemuan 19-20 Learning Objectives Mendeskripsikan sistem produksi Just In Time dan membedakannya dengan sistem tradisional. Memahami material velocity dan kaitannya dengan inventory level. Menyatakan efek potensial JIT on production losses Mendeskripsikan efek JIT pada purchasing function Menyatakan kaitan JIT dengan backflushing Menyiapkan general journals dan T-account for backflushing accounting. Bina Nusantara University 3 Just-In-Time Karakterisrik : a. Pengurangan biaya melalui eliminasi persediaan. Besarnya biaya persediaan mencerminkan ketidak efisienan dalam investasi persediaan. b. Eliminasi biaya persediaan dapat tercapai bila bahan baku sudah siap pada saat dibutuhkan dan barang jadi sudah siap saat konsumen menginginkan. Kondisi yang disyaratkan JIT • Cost dan set up or order times rendah dan tidak relevan. • Lot sizes equal to one. • Minimum and almost instantaneous lead times. • Balanced and level work loads. • No interruption due to stock outs, poor quality, unscheduled equipment downtimes, engineering changes, or other unplanned changes. Karakteristik Just-In-Time PROBLEM JIT : a. JIT and Velocity b. JIT and Production Losses c. JIT and Purchasing d. JIT and Factory Organization e. JIT and a Balance View JIT and Velocity • Velocity dan throughput time berbanding terbalik. • Dengan adanya kecepatan maka perusahaan dapat berproduksi untuk memenuhi pesanan berbanding terbalik dengan kecepatannya. Bila kecepatan ditingkatkan 10 x lipat maka pesanan akan diselesaikan dalam waktu sepersepuluhnya. • Dengan cara begitulah persediaan barang jadi dapat diminimalisir bahkan ditiadakan. JIT and Production Losses • JIT menghindari adanya production losses dalam WIP pada masing-masing tingkat produksi, sehingga kerusakan produksi harus dideteksi sedini mungkin. • Pertimbangan JIT, adalah departemen produksi berikutnya bukanlah departemen yang harus menerima barang catat dari departemen sebelumnya. • Penerapan JIT dapat mengurangi secara drastis production losses pada WIP, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas. JIT and Purchasing • JIT menekankan pada pengurangan pemasok dan memperbaiki kualitas bahan melalui fungsi pembelian. • Menciptakan hubungan yang baik dengan hanya satu pemasok untuk jangka panjang. • Kualitas bahan baku yang masuk ke ruang produksi dari pemasok tanpa dideteksi lagi. • Tidak diperlukan adanya persediaan bahan baku dan persediaan WIP karena antara pemasok-perusahaanpemesan sudah match kebutuhannya. JIT and Factory Organization • JIT menerapkan tata pabrik berdasarkan unit kerja, bukan berdasarkan layout tradisional. • Dalam unit kerja tersebut disediakan semua peralatan yang diperlukan dan pekerja dituntut untuk dapat bekerja dengan berbagai alat secara sekaligus. • Tanggung jawab atas kualitas pekerjaan bukan didasarkan pada prestasi pribadi, melainkan pada kelompok kerja. JIT – A Balanced View • Dengan adanya persyaratan yang ketat untuk penerapan JIT tenyata yang dilaksanakan baru JIT parsial. • Kecemasan terjadinya stockouts diantisipasi dengan safety stock yang besar. • Belum adanya jaminan atau kesepakatan yang kuat antara pemasok dengan perusahaan. • Konsep persediaan ‘zero’ sulit dipenuhi, yang ada hanya berusaha mengeliminir tingkat persediaan. Backflushing Karakteristik : a. Mempersingkat aliran biaya pada perusahaan manufaktur. b. Sebagai jawaban atas cepatnya produksi yang mendahului pencatatan akuntansi tradisional. c. Backflushing digunakan untuk mengimbangi produksi dengan JIT. d. Ditandai dengan rendahnya work in process sebagai akibat tidak terhentinya produksi. Backflush Accounting • Raw material dan Work in process dimasukkan ke dalam akun RIP ( raw and in process ) • Berbeda dengan pencatatan akuntansi tradisional yang tidak mengenal adanya penggabungan Raw Material dengan Work in Process. • Dibuka akun RIP dikarenakan perusahaan menerapkan zero-inventory • Yang lain-lain sama dengan pencatatan akuntansi tradisional. Backflush Accounting • Komponen biaya bahan baku atas pekerjaan yang telah selesai dibackflush dari RIP. • Komponen biaya bahan baku atas pekerjaan yang telah terjual dibackflush dari Finished Goods. • Saldo akhir ditetapkan dalam akun persediaan dengan melakukan penyesuaian terhadap bagian conversion cost. Backflush Accounting • Penerapan backflushing hanya dijadikan alternatif untuk kasus-kasus perusahaan manufaktur yang tingkat produksnya sangat cepat. Kalau menunggu pencatatan akuntansi tradisional tentu saja sangat ketinggalan. • Untuk perusahaan yang tingkat produksi yang umum, tetap menggunakan pencatatan akuntansi yang lazim. Backflush Accounting • Biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke akun COGS • Biaya Overhead pabrik dibebankan ke FOH control, dari FOH control dibebankan ke COGS • Lihat : Case McIntire Company page 10-13/14/15
© Copyright 2024 Paperzz