download

Matakuliah
Tahun
: F0262/Penganggaran
:2005
PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI
Pertemuan ke-07
1
Anggaran Produksi
• Anggaran produksi dilakukan oleh eksekutif
pabrik setelah menerima rencana penjualan yg.
telah disetujui/ditetapkan eksekutif perencanaan
• Anggaran Produksi dalam arti luas, adalah penjabaran Rencana Penjualan menjadi Rencana
Produksi yang meliputi :
- Perencanaan Volume Produksi,
- Kebutuhan Persediaan,
- Kebutuhan Bahan Baku,
- Tenaga Kerja, dan
- Kapasitas Produksi
2
• Anggaran produksi dalam arti sempit, adalah
suatu perencanaan volume barang yang harus
diproduksi perusahaan agar sesuai dengan/guna
menunjang volume penjualan yang telah direncanakan ditetapkan.
• Anggaran Produksi menentukan jumlah barang
yang direncanakan untuk diproduksi selama
periode anggaran.
• Langkah penyusunan Anggaran Produksi :
1. Menetapkan kebijakan-2 tingkat persediaan
2. Merencanakan jumlah produksi setiap jenis produk
selama periode anggaran
3. Membuat skedul produksi untuk periode yang lebih
pendek (bulan atau triwulan)
3
• Rumus umum dalam penyusunan
Anggaran Produksi :
Rencana Penjualan
+/Perubahan Pers. Produk
=
Rencana Produksi
Anggaran
Bahan Baku
Anggaran Tenaga
Kerja Langsung
Anggaran Biya
Overhead Pabrik
4
• Anggaran Produksi merupakan langkah awal
dalam pembuatan Anggaran Operasi Pabrik.
Selain itu anggaran-2 yg berkaitan erat dengan
Anggaran Produksi adalah anggran bahan baku,
tenaga kerja langsung dan anggaran overhead
• Perencanaan Produksi mencakup masalah-2
yang berkaitan dengan :
- Penentuan tingkat produksi
- Penentuan kebutuhan faslitas produksi
- Penentuan tingkat persediaan
• Faktor-2 yang mempengaruhi jumlah barang
yang harus diproduksi selama periode tertentu :
- Rencana Penjualan yang telah ditetapkan
- Kebijaksanaan tingkat Produksi
- Kebijaksanaan tingkat Persediaan
5
• Untuk menyusun Anggaran Produksi, eskekutif
pabrik harus berkoordinasi dengan bagian yang
terkait
• Keputusan-2 yang diperlukan dalam menyusun
Anggaran Produksi :
1. Jumlah kebutuhan produksi selama periode anggaran
2. Kebijakan mengenai persediaan, tingkat produk jadi,
dalam proses dan biaya penyimpanan persediaan
3. Kebijakan kapasitas pabrik, misalnya tingkat produksi yang diijinkan selama periode anggaran
4. Tersedianya falitas pabrik, terutama untuk penambah
an/pengurangan kapasitas pabrik
5. Tersedianya bahan baku, pembelian dan tenaga kerja
6. Dampak lama proses produksi
7. Jumlah produksi yang ekonomis
6
8. Karakteristik proses produksi
Dimensi Perencanaan Produksi
Meliputi Rencana Produksi jangka pendek dan
jangka panjang, dimana perbedaannya adalah :
Jangka Pendek
Jangka Panjang
Jangkauan
perencanaaan
Meliputi 3,5,7 atau
10 tahun
Umumnya hanya
1 tahun
Rincian
Perencanaan
Estimasi tk. Produksi, kebut. Kapasitas
mesin, struktur biaya
pabrik, kebut. Tenaga
kerja, arus kas dan pe
rubahan persediaan
Dasar
Perencanaan
Jumlah produksi setiap jenis, perubahan
persediaan, pemakaian bahan, tenaga kerja, FOH, jadual pro duksi per-bln, trw,
atau minggu
Rencana penjualan jk. Rencana penjualan
panjang dan rencana jangka pendek
investasi
7
Penyusunan Anggaran Produksi
Manajer produksi harus menterjemahkan rencana \
penjualan menjadi Rencana Produksi dengan mem
pertimbangkan kebijakan-2 persediaan.
Contoh :
PT Binus telah menentukan kebijakan persediaan
jika persediaan akhir 1.500 unit, maka rencana
produksi dapat dihitung sbb. :
8
Produk X
(u n i t)
Rencana Penjualan
14.200
Tambah : Rencana Persediaan akhir 1.500
Jumlah
15.700
Kurang : Persediaan awal
2.000
Rencana Produksi
13.700
• Biasanya Persediaan Awal hanya berupa estimasi saja
karena Anggaran Poduksi disusun sebelum tahun saat
ini berakhir
9
Rencana Produksi bulanan sebaiknya dapat :
a. Memenuhi kebutuhan penjualan bulanan
b. Menjaga tingkat persediaan pada batas-2
yang diijinkan, dan
c. Memproduksi barang secara ekonomis a.l
melalui jumlah produksi yang ekonomis dan
stabil
10
Ilustrasi :
• Berdasarkan data PT. Binus y.l dan data
tambahan, yaitu Persediaan 1 Januari (estimasi)
2.000 unit dan Persediaan akhir yang diinginkan
1.500 unit . Pada ilustrasi terdapat berbagai
masalah , yaitu :
- Penurunan persediaan 25% dari 200 unit menjadi
1.500 unit
- Volume penjualan bersifat musiman, dan
- Tingkat produksi dan persediaan diharapkan stabil
Kebijakan -2 berikut ini dapat digunakan untuk
menyusun rencana produksi :
11
PROPOSAL A : KEBIJAKAN TINGKAT PRODUKSI STABIL
Januari Pebruari Maret Trw. II Trw. III Trw. IV Jumlah
Renc. Penjl 1.500
1.600
1.600
3.600
2.200
3.700
14.200
Pers.Akhir 1.700
1.300
900
600
1.700
1.500
1.500
Jumlah
3.200
2.900 2.500
4.200
3.900
5.200
15.700
Pers. Awal 2.000
1.700 1.300
900
600
1.700
2.000
Renc.Prod 1.200
1.200 1.200
3.300
3.300
3.500
13.700
PROPOSAL B : KEBIJAKAN TINGKAT PERSEDIAAN STABIL
Januari Pebruari Maret Trw. II Trw. III Trw. IV Jumlah
Renc. Penjl 1.500
1.600
1.600
3.600
2.200
3.700
14.200
Pers.Akhir 1.900
1.800 1.700
1.500
1.500
1.500
1.500
Jumlah
3.400
3.400 3.300
5.100 3.700
5.200
15.700
Pers. Awal 2.000
1.900 1.800
1.500 1.500
1.500
2.000
Renc.Prod 1.400
1.500 1.500
3.400
2.200
3.700
13.700
12
PROPOSAL C : KEBIJAKAN FELEKSIBILITAS TINGKAT PRODUKSI
DAN PERSEDIAAN
Januari Pebruari Maret Trw. II Trw. III Trw. IV Jumlah
Renc. Penjl 1.500
1.600
1.600
3.600
2.200
3.700
14.200
Pers.Akhir 1.700
1.300 1.100
1.500
1.600
1.500
1.500
Jumlah
3.200
2.900 2.700
5.100
3.800
5.200
15.700
Pers. Awal 2.000
1.700 1.300
1.100
1.500
1.600
2.000
Renc.Prod 1.200
1.200 1.400
4.000
2.300
3.600
13.700
• Kebijakan produksi stabil mengakibatkan persediaan
berfluktuasi berlawanan arah dengan pola penjualan
musiman (lihat gambar)
• Kebijakan persediaan stabil mengakibatkan tingkat
produksi berfluktuasi searah dengan pola penjualan
musiman ( lihat gambar)
13
• Kebijakan fleksibilitas tingkat persediaan dan produksi
dimaksudkan untuk mencapai koordinasi optimal an - tara
penjualan, persediaan dan produksi. Dalam kasus tsb.
diasumsikan bahwa manajemen menetapkan kebijakan-2
sbb. :
a. Produksi tidak boleh bervariasi lebi dari 15% ratarata tahunan
b. Persediaan maksimum 1.600 unit dan minimum 1.400
unit
c. Sebagian karyawan diliburkan pada bulan Juli,
Agustus dan September
14
PENYUSUNAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN :
Tingkat Persediaan yang baik perlu mempertim bangkan berbagai fungsi operasi perusahaan, yaitu :
a. Fungsi Pemasaran dan Penjualan
b. Fungsi Produksi
c. Fungsi Pembelian
d. Fungsi Keuangan
Tujuan kebijakan-2 persediaan adalah untuk me rencanakan tingkat investasi Persediaan yang opti mal dan mempertahankan tingkat persediaan yang
optimal tsb. melalui pengendalian.
15
Dalam penetapan kebijakan persediaan harus
mempertimbangkan faktor-2 sbb. :
1. Kuantitas unit yang diperlukan untuk memenuhi
penjualan
2. Daya tahan/sifat produk (mudah rusak/tidak)
3. Lamanya periode produksi
4. Fasilitas gudang
5. Kelayakan modal untuk membiayai produksi
6. Persyaratan waktu distribusi
7. Biaya penyimpanan persediaan
8. Perlindungan terhadap kekurangan bahan, tenaga
kerja dan perlindungan terhdp kenaikan harga bahan
9. Risiko yang berkaitan dengan persediaan, yaitu :
penurunan harga, keusangan, pencurian, kurang nya
permintaan, kebijakan pengembalian dari pelanggan
16
Pada umunya kebijakan-2 dinyatakan dengan unit
dengan berbagai metoda. Berikut ini ditunjukkan
metoda-2 penetapan persediaan dengan berbagai
pernyataan :
Metoda-metoda
Contoh Kebijakan Persediaan
1. Kebutuhan bulanan
2.Batas maksimum
3. Batas maksimum &
4. Jumlah tertentu
5. Tingkat Persediaan
- Untuk produk X : Kebutuhan 3
bln didasaran pada rata-2 kebutuhan 3 bulan yang dibudgetkan
Untuk produk X : Persediaan tidak
boleh melebihi 5.000 unit
Untuk produk X : Maks. 5 000 unit
dan minimum 3.000 unit
Untuk produk X : 2 kali penjualan
bukan lalu.
Tibgat perputaran 2 kali perbulan
persediaan
17
KEBIJAKAN PRODUKSI :
Kebijakan produksi yang stabil mempunyai 3 keuntungan, yaitu :
1. Penggunaan Fasilitas yang lebih baik, yang cenderung untuk :
a. Mengurangi kapasitas yang dibutuhkan guna mencapai
target musiman puncak.
b. Menghindari kapasitas yang tak terpakai
2. Stabilitas tenaga kerja, menghasilkan:
a. Peningkatan moral dan mendorong semakin besarnya efe siensi tenaga kerja
b. Berkurangnya pergantian tenaga kerja
c. Daya tarik terhadap karyawan yang bermutu
d. Pengurangan biaya pelatihan karyawan baru
18
3. Pembelian bahan baku yang ekonomis, karena :
a. Ketersediaan
b. Potongan karena pembelinan yang besar
c. Menyederhanakan masalah-2 penyimpanan
d. Mengecilkan / mengurangi kebutuhan modal
e. Mengurangi risiko persediaan
Kebijakan produksi stabil atau relatif stabil dapat
dilakukan dengan cara :
1. Mengorbankan fluktuasi persediaan seperlunya
2. Memproduksi produk baru yang dapat disimpan pada saat
produk lama mulai menunjukkan penurunan
3. Memproduksi produk lain yang dapat diljual (laku) pada saat
permintaan produk utama menurun
19
Perencanaan Kebutuhan Bahan
Perencanaan Kebutuhan Bahan (PKB) atau Material
Requirement Planning (MRP):
• Adalah teknik untuk untuk mengkoordinasi
produk dalam berbagai tahapan lingkungan
produksi dengan banyak suku cadang, bahan subperakitan, komponen dan produk jadi.
• Menekankan hubungan integral antara proses
penyusunan anggaran dan proses perencanaan
produksi
• Membutuhkan program komputer yang sangat
rumit untuk mengendalikan arus suku cadang dan
bahan dalam proses produksi
20
Produksi Just-in-time (JIT)
Ciri utama dari lingkungan produksi dan yang menjadi
timbangan penerapan JIT adalah sbb. :
1. Adalah tidak efesien dan mahal menyimpan persediaan yg besar sebagai persediaan pengamanan dari bahan mentah, produk
1/2 jadi atau barang jadi. Karenanya persediaan keamanan
harus diminimisasi.
2. Waktu persiapan/penyetelah mesin untuk produksi dapat diminimisasi melalui penggunaan robot dan penelitian perbaikan
proses. Karenanya, seringnya penyetelan mesin untuk produksi
adalah tidak efesien
3. Kualitas yang sangat tinggi dari produk 1/2 jadi dan produk jadi harus dicapai sebagai upaya untuk mengurangi kebutuhan
akan persediaan pengamanan, seperti yg disebutkan butir 1
21
• JIT adalah konsep produksi dimana tidak ada yang
dibeli atau diproduksi sampai sebelum dibutuhkan
• Penggunaan JIT dan PKB tidak mengubah pentingnya atau prosedur yang digunakan dalam penyusunan
anggaran produksi yang berhubungan dengan PPL
yang lengkap dan terpadu
• Dalam penyusunan anggaran harus mencerminkan
implikasi :
1. Untuk tingkat Persediaan yang lebih rendah dan pembelian
yang lebih sering terdapat dalam pendekatan JIT, dan
2. Produk yang berkesinambungan mengikuti implikasi-2 dari
lingkungan PKB
22
Anggaran Produksi Sebagai Alat Perencanaan,
Koordinasi & Pengendalian
• Anggaran produksi membantu perencanaan, koordinasi dan
pengendalian
• Rencana produksi yg rinci dibuat dan didasarkan pada rencana
penjualan yang realistis hasil analisis manajemen
• Pembuatan anggaran produksi yang rinci menyangkut keputusan rencana produksi, kebutuhan bahan baku, suku cadang, tena
ga kerja, kapasitas, modal dan kebijakan persediaan
• Rencana produksi yang telah disetujui harus dipandang sebagai
rencana induk produksi yg dilaksanakan oleh Dept. produk
• Anggaran produksi adalah dasar utama untuk merencanakan
kebutuhan bahan mentah dan suku cadang, kebutuhan tenaga
kerja, tambahan modal atau perencanaan pabrik secara umum
23
• Sistem pengendalian produksi yg memadai penting bagi pe ngendalian biaya, kualitas dan kuantitas manajerial
Prosedur pokok dalam pengendalian produksi
• Prosedur pokok dalam pengendalian produksi adalah :
1. Pengendalian bahan
2. Analisis proses produksi menurut pusat tanggung jawab
dalam divisi produksi
3. Rute produksi
4. Penjadualan produksi
5. Pengiriman produk
6. Tindak lanjut
• Disamping pengendalian harian dan mingguan volume pro duksi dan tingkat persediaan produk, status dua faktor ini
harus dilaporkan dalam Laporan Kinerja bulanan dimana
hasil aktual dibandingkan dengan rencana dan standarnya
24