download

Matakuliah
Tahun
Versi
: A0572/ Perpajakan
: 2005
: Revisi 1
Pertemuan 9
PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI
dan PPn BM
1
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa
akan mampu :
• Menjelaskan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN ) dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPn BM)
2
Materi
•
•
•
•
•
•
•
Pengertian
NPPKP
Mekanisme Pemungutan PPN
Barang kena Pajak dan Jasa Kena Pajak
Objek PPN
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Tarif PPN
3
SKEMA PPN
Penyerahan BKP/JKP
Membuat Faktur Pajak
Penjual/Pengusaha Jasa
Pembeli/Penerima Jasa
Pemotong Pajak
Pemikul Beban Pajak
PPN
PPN disetor ke negara
4
KARAKTERISTIK PPN
• PPN adalah pajak tidak langsung, artinya beban pajak dilimpahkan
kepada pihak lain. Sehingga pemikul beban pajak dan penyetor pajak ke
negara berada pada pihak yang berbeda.
• PPN adalah pajak objektif, artinya timbulnya kewajiban pajak ditentukan
oleh objek pajak.
• PPN Indonesia menggunakan tarif tunggal 10%.
• PPN bersifat multi stage levy, artinya dikenakan pada setiap mata rantai
jalur produksi dan jalur distribusi.
• PPN merupakan pajak atas konsumsi di dalam negeri (destination
principle).
• Pemungutan pajaknya menggunakan faktur pajak.
• Penghitungan PPN terutang yg disetor ke negara menggunakan indirect
substraction method/credit method/invoice method dengan cara
5
mengkreditkan pajak masukan (PK-PM).
PENGERTIAN NILAI TAMBAH
DALAM PPN
• Proses menghasilkan yang menurut pasal 1 angka 16
UU Nomor 18 Tahun 2000 menghasilkan adalah kegiatan
mengolah melalui proses mengubah bentuk atau sifat,
mempunyai daya guna baru, mengolah sumber daya
alam.
• Pemberian “jasa” seperti terlihat pada definisi jasa.
• Profit yg berkaitan erat dengan perdagangan seperti
yang terlihat pada definisi perdagangan.
• Kegiatan memasukkan barang atau memanfaatkan
barang tak berwujud dan jasa ke dalam daerah pabean.
6
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)
• Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pengusaha yang melaku-kan
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan atau penyerahan Jasa
Kena Pajak (JKP) yang dikenakan pajak menurut UU ini, tidak
termasuk pengusaha kecil yang ditetapkan KMK.
• Batasan Pengusaha Kecil per-Januari 2004 adalah jika pengusaha
tersebut melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kurang dari Rp
600.000.000,• Pengusaha kecil boleh memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP.
• PKP wajib dikukuhkan dan memiliki NPPKP (Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak) yang bentuknya sama dengan NPWP.
• Kewajiban PKP adalah mengenakan, memungut, menyetor dan
melaporkan PPN dan PPnBM.
7
OBJEK PPN
(UU PPN ps. 4, ps. 16C, ps. 16D)
1. Penyerahan
BKP didalam
daerah pabean
yang dilakukan
oleh
pengusaha.
2. Impor BKP.
3. Penyerahn JKP didlm daerah pabean yg dilakukan oleh pengusaha
4. Pemanfaatan BKP tak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah
pabean.
5. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean didalam daerah pabean.
6. Ekspor BKP yang dilakukan PKP.
7. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan oleh OP atau badan, tidak
dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
8. Penyerahan aktiva yang dilakukan PKP, yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan, sepanjang PPN yang dibayar atas
8
perolehannya dapat dikreditkan.
JASA KENA PAJAK TERTENTU
• Jasa Cutodian (SE-25/PJ.53/1995), berupa penitipan (safe custody) yang
dilakukan oleh bank spt jasa penyimpanan, penjagaan serta pemeliharaan
• Jasa Anjak Piutang (SE-06/PJ.53/1997), berupa pembelian atau pengali-han
piutang/tagihan jangka pendek serta penatausahaan penjualan kredit serta
penagihan klien. Dilakukan oleh bank, lembaga keuangan bukan bank,
perusahaan pembiayaan, PT, dan Koperasi. DPPnya adalah 5% dari jumlah
imbalan yang diterima berupa service charge, provisi dan diskon.
• Jasa Wali Amanat (SE-03/PJ.32/1996), jasa trusteeship/agency.
• Jasa Periklanan (SE-10/PJ.3/1998).
• Jasa Perdagangan termasuk e-commerce (SE-08/P.52/1996).
• Jasa Biro Perjalanan/Wisata dan Pengiriman Paket (DPP = 10%).
• Jasa Sewa Ruangan, DPP = Harga sewa + (0.4 x service charge).
9
MEKANISME PPN
• Setiap PKP yang menyerahkan BKP atau JKP diwajibkan membuat
Faktur Pajak untuk memungut pajak yang terutang. Pajak yang dapat
dipungut disebut Pajak Keluaran (output tax).
• Pada saat suatu PKP membeli/menerima BKP atau JKP dari PKP lain,
mk PKP pemberli/penerima membayar pajak yang terutang kepada
negara lewat PKP penjual. Pajak yg dibayar disebut Pajak Masukan
(input tax).
• Pada akhir masa pajak, Pajak Masukan dpt dikreditkn thd Pajak
Keluaran
• Jika Pajak Keluaran > Pajak Masukan, berarti kurang bayar, hrs
dibayar ke Kas Negara paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.
Pembayaran dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP).
10
DASAR PENGENAAN PAJAK
DPP (dasar pengenaan pajak) adalah nilai berupa uang yang dijadikan dasar untuk menghitung pajak terutang:
• Harga jual, adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yg
diminta atau seharusnya diminta oleh penjual krn penyerahan BKP
• Penggantian, adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yg
diminta atau seharusnya diminta oleh pemberi jasa karena
penyerahan JKP.
• Nilai impor = CIF + BM + BMT.
• Nilai Ekspor, adalah nilai berupa uang termasuk semua biaya yg
diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir seperti termaktub
dalam PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang).
• Nilai lain yang ditetapkan dengan KMK.
11
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
(UU PPN psl. 9)
• Pajak masukan (PM) dikreditkan dengan Pajak keluaran (PK) yg dipungut
pada masa pajak yang sama.
• PM yang belum dikreditkan dengan PK dalam masa pajak yg sama dapat
dikreditkan sampai dengan selambat-lambatnya dalam bulan ketiga
setelah akhir tahun buku, dengan syarat:
– PM tersebut belum dibebankan sebagai biaya.
– Belum dilakukan pemeriksaan, kecuali perolehannya telah dicatat
dalam pembukuan PKP yang bersangkutan.
• PM dapat dikreditkan jika berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
• Hasil pengkreditan PM terhadap PK:
– Kurang Bayar, jika PM<PK.
– Nihil, jika PM=PK.
– Lebih bayar, jk PM>PK; dapat direstitusi atau dikompensasi.
12
PM TIDAK DAPAT DIKREDITKAN
• PM yang dibayar sebelum dikukuhkan sebagai PKP.
• Tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha.
• Utk perolehan dan pemeliharaan mobil sedan, jip, station wagon, van, combi,
kecuali barang dagangan atau sesuai dengan usaha.
• Pemanfaatan BKP tak berwujud/JKP dari luar daerah pabean di dalam
daerah pabean sebelum ditetapkan sebagai PKP.
• Tercantum dalam Faktur Pajak (FP) sederhana.
• Tercantum dalam Faktur Pajak standar tapi cacat.
• Pemanfaatan BKP tak berwujud/JKP dari luar daerah pabean di dalam
daerah pabean, yang Faktur Pajaknya cacat.
• Ditagih dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP).
• Ditemukan dalam pemeriksaan, kecuali perolehannya telah dicatat dalam
pembukuan PKP yang bersangkutan.
• PK ditanggung pemerintah.
• PK dibebaskan dari pengenaan pajak.
13
JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
(PP No. 143 Tahun 2000)
• Hasil pertambangan/pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya:
– Minyak mentah (crude oil),
– Gas bumi, kecuali gas bumi yang langsung dikonsumsi masyarakat spt
elpiji,
– Panas bumi,
– Pasir dan kerikil,
– Batubara sebelum diproses dari briket batubara,
– Bijih (besi, timah, emas, tembaga, nikel, dan perak serta bauksit).
• Barang-barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan rakyat banyak seperti
beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, dan garam beryodium/tidak.
• Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makah,
warung, dan lain-lain.
• Uang, emas batangan dan surat-surat berharga.
14
JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
(PP No. 146 Tahun 2000)
• Rumah sederhana, RSS, rusun sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa
dan pelajar serta perumahan lain yg ditetapkan KMK.
• Senjata, amunisi, alat angkut di air, alat angkut di bawah air, alat angkut di
udara, kendaraan lapis baja, kendaraan angkutan khusus lainnya dan
komponen atau bahan yang diperlukan dalam pembuatan senjata dan amunis
oleh PT. PINDAD untuk TNI/Polri.
• Vaksin polio dalam rangka pelaksanaan program PIN.
• Buku pelajaran umum, kitab suci, dan buku pelajaran.
• Kapal dan suku cadang dan alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan
manusia yang digunakan oleh perusahaan pelayaran nasional atau
perusahaan penangkap ikan nasional.
• Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan dan
keselamatan manusia yang digunakan perusahaan airline nasional.
• Kereta api, suku cadang, alat keselamatan yang digunakan PT. KAI.
• Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas negara kepada TNI.
15
JENIS BARANG YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
(PP No. 12 Tahun 2001)
• Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik tidak termasuk suku cadang
yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan BKP
• Makanan ternak, unggas, ikan dan atau bahan baku pembuatan makan-an
ternak, unggas dan ikan.
• Impor atau penyerahan barang didalam daerah pabean bibit dan atau benih
dari barang hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
penangkaran, atau perikanan.
• Penyerahan di dalam daerah pabean barang hasil pertanian yang dilakukan
oleh petani atau kelompok tani.
• Penyerahan bahan baku perak dlm btk butiran (granule) atau batangan.
• Bahan baku pembuatan uang kertas rupiah dan uang loga rupiah.
• Penyerahan air bersih yg dialirkan melalui pipa oleh pershn air minum.
• Penyerahan listrik kecuali utk perubahan dgn daya lebih dari 6000 watt.
16
OBJEK PPN
• Penyerahan BKP di wilayah pabean oleh PKP
• Impor BKP
• Penyerahan JKP di wilayah pabean yang dilakukan oleh
PKP
• Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah
pabean di dalam wilayah pabean
• Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di dalam
wilayah pabean.
• Ekspor BKP oleh PKP
• Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan dalam
lingkungan perusahaan atau pekerjaan oleh orang
pribadi atau badan dengan luasan tertentu
• Penyerahan aktiva oleh PKP yang menurut tujuan
semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan.
17
JASA KENA PAJAK (JKP)
Jasa Kena Pajak adalah setiap kegiatan pelayanan
berda-sarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum
yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau
kemudah-an atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk
jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena
pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas
petunjuk dari pemesan yang dikenakan pajak
berdasarkan UU PPN dan PPn BM.
18
JENIS JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
(PP No. 144 Tahun 2002)
• Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik tidak termasuk suku
cadang yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan
BKP
• Makanan ternak, unggas, ikan dan atau bahan baku pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan.
• Impor atau penyerahan barang didalam daerah pabean bibit dan atau
benih dari barang hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
penangkaran, atau perikanan.
• Penyerahan di dalam daerah pabean barang hasil pertanian yang
dilakukan oleh petani atau kelompok tani.
• Penyerahan bahan baku perak dlm btk butiran (granule) atau batangan.
• Bahan baku pembuatan uang kertas rupiah dan uang loga rupiah.
• Penyerahan air bersih yg dialirkan melalui pipa oleh pershn air minum.
• Penyerahan listrik kecuali utk perubahan dgn daya lebih dari 6000 watt.
19
JENIS JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
(PP No. 144 Tahun 2000) Cont …..
• Jasa dibidang pelayanan jasa medik: dukun kampung,
paranormal, dokter, mulai dari puskesmas sampai rumah
sakit mahal.
• Jasa dibidang pelayanan sosial: panti asuhan, panti
wreda, krematorium, yayasan pemakaman, jasa
pemadam kebakaran.
• Jasa dibidang pengiriman surat dengan perangko.
• Jasa dibidang perbankan, asuransi, dan sewa guna
usaha dgn hak opsi.
• Jasa dibidang keagamaan.
• Jasa dibidang pendidikan, baik pendidikan sekolah
ataupun luar sekolah seperti kursus. Kecuali jasa
pendidikan tersebut berkaitan dengan penyerahan BKP.
20
JENIS JASA YANG TIDAK DIKENAKAN PPN
(PP No. 146 Tahun 2000)
• Jasa yg diterima perusahaan pelayaran nasional atau perusahaan
penang-kapan ikan nasional meliputi jasa persewaan, jasa
pelabuhan, jasa pera-watan (docking) kapal.
• Jasa yang diterima perusahaan angkutan udara nasional meliputi
jasa per-sewaan, perawatan atau reparasi.
• Jasa perawatan atau reparasi yang diterima oleh PT. KAI.
• Jasa kontraktor bangunan rmh sederhana, RSS, rusun sederhana,
pondok boro, asrama masahasiswa atau pelajar serta perumahan
lainnya yang ditetapkan oleh KMK.
• Jasa persewaan rusun sederhana, rumah sederhana, dan RSS.
• Jasa yang diserahkan oleh TNI sehubungan data batas/foto udara
wilayah NKRI.
21
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
(PPn BM)
22
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG
MEWAH (PPnBM)
Karakteristik PPnBM:
Dasar Pertimbangan:
• Merupakan pungutan tambahan
disamping PPN.
• Perlu keseimbangan
pembebanan pajak antara
konsumen pengha-silan rendah
dengan konsumen penghasilan
tinggi.
• Hanya dipungut satu kali, yaitu
pada saat impor BKP mewah,
pabrikan BKP mewah.
• PPnBM tidak dapat dikreditkan
dengan PPN.
• Perlu adanya pengendalian pola
konsumsi atas BKP yg tergolong
mewah.
• Namun jika eksportir mengekspor
BKP mewah, PPnBM yang dibayar • Perlu adanya perlindungan atas
produsen kecil/tradisional.
pada saat perolehannya dapat
diminta kembali.
• Perlu untuk mengamankan
23
penerimaan negara.
BKP YANG TERGOLONG MEWAH
• Barang tersebut bukan merupakan kebutuhan pokok.
• Dikonsumsi oleh masyarakat tertentu (bersifat eksklusif).
• Pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi.
• Dikonsumsi untuk menunjukkan status.
• Bila dikonsumsi bisa merusak kesehatan dan moral serta mengganggun
ketertiban masyarakat.
Objek PPnBM meliputi:
• Penyerahan BKP tergolong mewah oleh pengusaha dari hasil pabrikasi.
• Impor BKP yang tergolong mewah.
Tarif PPnBM:
• Berdasarkan KMK Nomor 381/KMK.03/2001 tarif PPnBM 10% s.d. 75%
24
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
• Untuk menghitung besarnya PPN dan PPn BM yang
terutang perlu adanya DPP, yang menjadi DPP adalah:
– Harga Jual
– Nilai Penggantian
– Nilai Impor
– Nilai Ekspor
– Nilai lain yang ditetapkan dengan KMK.
25