Matakuliah : F0512 - Pemeriksaan Pajak, Penagihan, Keberatan, dan Banding Tahun : 2009 PENGERTIAN PAJAK, SUBJEK PAJAK, DAN WAJIB PAJAK Pertemuan 1 Learning Outcomes •Pada akhir pertemuan ini mahasiswa diharapkan akan mampu: Memberikan definisi pajak, subyek pajak, wajib pajak dan pemungut pajak. (C1) Mengidentifikasikan pajak, subyek pajak, wajib pajak dan pemungut pajak. (C1) Bina Nusantara University 3 Outline Materi • • • • Pengertian pajak. Perbedaan pajak dengan pungutan lain. Pengertian subjek pajak. Pengertian wajib pajak dan pemungut pajak. Bina Nusantara University 4 Pengertian Pajak • Pengertian Pajak: (Pasal 1 ayat 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan) Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Bina Nusantara University 5 Pengertian Pajak • Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.: – Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dpt ditunjukkan dan yg digunakan untuk membayar pengeluaran umum. • Definisi pajak menurut Prof. Dr. P.J.A. Andriani: – Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksanakan) terutama oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, yang gunanya adalah untuk membiayai pe-ngeluaran umum berhubung dgn tugas negara menyelenggarakan pemerintahan. Bina Nusantara University 6 Pengertian Pajak Dapat disimpulkan, pajak adalah: • Iuran rakyat kepada negara. • (Dapat Dipaksakan) Berdasarkan UndangUndang. • Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi secara langsung. • Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara (pemerintahan). Bina Nusantara University 7 Pungutan Lainnya • Retribusi: pembayaran berupa jasa atau pemberian izin tertentu yang disediakan oleh pemerintah kepada setiap orang/individu atau badan. Misalnya: Retribusi pasar • Iuran: pungutan yang dilakukan oleh negara sehubungan dengan penggunaan jasa atau fasilitas yang disediakan oleh negara untuk sekelompok orang. Misalnya: Iuran pemeliharaan prasarana jalan • Sumbangan: pungutan yang tidak berdasarkan UU tetapi lebih bersifat kepada kegotong-royongan dan tidak bersifat memaksa (sukarela). Misalnya: Sumbangan pembangunan rumah ibadah Bina Nusantara University 8 Fungsi Pajak • Fungsi Pajak ada 2, yaitu: – Fungsi Budgeter (fungsi anggaran) yaitu fungsi pajak untuk memasukkan uang ke kas negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaranpengeluaran negara. – Fungsi Regulerend (fungsi mengatur) yaitu fungsi pajak yang dipergunakan untuk mengatur atau untuk mencapi tujuan tertentu di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Misalnya dengan mengadakan perubahan-perubahan tarif, memberikan pengecualian, keringanan, dll. Bina Nusantara University 9 Sistem Pemungutan Pajak • • Sistem Pengenaan/Pemungutan Pajak ada 3, yaitu: – Sistem Official Assesment, memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) utk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. – Sistem Self Assesment, memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak terutang. – Sistem Withholding, memberi wewenang kepada pihak ke-3 (bukan fiskus, bukan wajib pajak) utk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh WP. Jenis Hukum Pajak: – Hukum Pajak Materiil, memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, objek, subjek, tarif, timbul/hapusnya utang pajak, dll. (UU PPh, UU PPN) – Hukum Pajak Formil, memuat bentuk/tata cara hukum pajak materiil dilakukan. (UU KUP, UU PPSP) Bina Nusantara University 10 SUBJEK DAN OBJEK PAJAK Masyarakat Subjek Pajak Wajib Pajak Objek Pajak • Objek pajak; adalah sesuatu yang dikenakan pajak, a.l.: – Penghasilan. – Penyerahan barang dan atau jasa. – Pengalihan atau perolehan hak atas aktiva. – Kekayaan tertentu yang dikenakan pajak. – Dokumen. Bina Nusantara University 11 SUBJEK PAJAK - PPh • Orang Pribadi. • Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggan-tikan yang berhak. Warisan disini adalah sebagai subjek pengganti menggantikan ahli warisnya sebelum dibagikan. • Badan yang terdiri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN/D, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau organisasi sejenis, lembaga dana pensiun, dan Bentuk usaha lainnya. • Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak tinggal/berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan atau badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia. Misalnya tempat kedudukan manajemen, cabang perusahaan, kantor Bina Nusantara University 12 perwakilan, pabrik, bengkel, gedung kantor. SUBJEK PAJAK - PPN • Subjek PPN adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). • PKP adalah pengusaha yg melakukan penyerahan barang kena pajak (BKP) dan atau jasa kena pajak (JKP) yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN. • Termasuk PKP: – – – – – Pabrikan. Importir. Indentor. Agen Utama atau Penyalur Utama. Pengusaha pemegang hak/pengguna paten/merek dagang BKP. – Pedagang besar. – Eksportir. – Pemborong. Bina Nusantara University – Pengusaha lain yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak. 13 PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK • Dalam PPh: – Pihak ketiga sehubungan dengan pemotongan/pemungutan PPh pasal 4(2), pasal 21, pasal 22, pasal 23, pasal 26. – Instansi pemerintah: Bendaharawan pusat dan daerah serta Kantor Kas Negara. • – Badan-badan tertentu: Pertamina, BUMN/D, bank pemerintah, serta kontraktor kontrak bagi hasil/karya dibidang pertambangan. Dalam PPN: – PKP yang menyerahkan BKP/JKP. – Instansi pemerintah: Bendaharawan pusat dan daerah serta Kantor Kas Negara. – Badan-badan tertentu: Pertamina, BUMN/D, bank pemerintah, serta kontraktor kontrak bagi hasil/karya dibidang pertambangan. Bina Nusantara University 14 TIMBUL UTANG PAJAK • Pendapat materil; Timbulnya utang pajak yaitu saat diundangkannya undang-undang pajak serta telah dipenuhinya syarat subjektif dan objektif dari utang pajak tersebut. – Artinya apabila suatu undang-undang pajak diundangkan oleh pemerintah, maka pada saat itulah timbulnya utang pajak sepanjang apa yang diatur dalam undang-undang tersebut menimbulkan suatu kewajiban bagi seseorang (dipenuhinya syarat subjektif dan objektif) • Pendapat Formil; Timbulnya utang pajak terjadi saat dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh pemerintah. – Artinya bahwa seseorang baru diketahui mempunyai utang pajak saat fiskus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atas namanya serta besarnya pajak yang terutang. Bina Nusantara University 15 HAPUSNYA UTANG PAJAK • • • • • • • Pembayaran, Kompensasi, Daluarsa, Penghapusan, Pembebasan, Penundaan penagihan, Pengecualian pajak (tax incentive). Bina Nusantara University 16 CARA PENGENAAN UTANG PAJAK • Stelsel Riil (Pengenaan di Belakang) – Merupakan cara pengenaan pajak didasarkan pd keadaan sesungguhnya (riil) atau nyata, yang diperoleh dalam suatu tahun pajak. • Stelsel Fiksi (Pengenaan di Depan) – Merupakan cara pengenaan pajak yang didasarkan atas suatu anggapan (fiksi) dan anggapan tersebut tergantung pada ketentuan bunyi undang-undang. Misalnya penghasilan seorang wajib pajak pada tahun berjalan dianggap sama dengan pengahasilan pada tahun sebelumnya. • Stelsel Campuran (Pengenaan Riil dan Fiksi) – Merupakan campuran antara stelsel riil dan stelsl fiksi dimana fiskus akan mengenakan pajak berdasarkan anggapan yang ditentukan dalam undang-undang yang selanjutnya setelah berakhirnya tahun pajak dilakukan pengenaan pajak berdasarkan keadaan yang sesungguhnya (riil). Bina Nusantara University 17
© Copyright 2024 Paperzz