download

Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Investments In Noncurrent Operating Assets –
Utilization and Retirement
Depreciation
Depreciation adalah pengalokasian cost of an assets secara sistematik dan rasional selama
masa manfaat dari asset bersangkutan.
Accumulated depreciations merupakan penjumlahan seluruh asset cost yang telah menjadi
beban pada periode sebelumnya.
Depreciation expense merupakan pengakuan atas penurunan nilai pelayanan asset.
Factors Affecting the periodic Depreciation Charge
(Faktor-faktor yang mempengaruhi beban penyusutan periodik)
Ada 4 faktor yang mempengaruhi depreciation expense periodik yaitu:
1. Harga perolehan Aktiva (Asset Cost)
2. Nilai residual atau nilai sisa (Residual or Salvage Value)
3. Masa manfaat (Useful life)
4. Pola penggunaan (Pattern of Use)
Asset Cost
Meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapan untuk dapat
digunakan. Harga perolehan aktiva ini dikurangi nilai residu yang diperkirakan yaitu harga
perolehan aktiva yang dibebankan ke pendapatan di masa depan.
Residual or Salvage Value
Merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva sudah tidak
digunakan lagi.
Hal ini tergantung pada kebijaksanaan penghentian penggunaan yang diterapkan perusahaan
dan juga kondisi pasar serta faktor-faktor lainnya.
Useful Life
Aktiva tetap selain tanah, memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor fisik dan
fungsional tertentu.
Faktor fisik yang membatasi masa manfaat asset yaitu:
1. Keausan dan kecacatan (wear and tear)
2. Kemerosotan nilai dan pembusukan (deterioration and decay)
3. Kerusakan atau destruksi (damage or destruction)
Faktor-faktor fungsional
Yang membatasi masa manfaat asset ini yaitu:
1. Ketidaklayakan
2. Keusangan
Pattern of Use
Untuk menandingkan harga perolehan aktiva terhadap pendapatan, beban penyusutan periodik
harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaannya.
Jika aktiva menghasilkan suatu pola pendapatan yang bervariasi, maka beban penyusutannya
juga harus bervariasi dengan pola yang sama. Jika penyusutan di ukur dalam satuan faktor
waktu, pola penggunaannya harus di estimasikan.
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Faktor waktu diterapkan dalam 2 kelompok metode yang umum, yaitu penyusutan garis lurus
dan penyusutan beban menurun.
Bilama penyusutan diukur dalam satuan faktor penggunaan, unit penggunaan harus
diestimasikan.
Beban penyusutan bervariasi secara periodik sesuai dengan jasa yang disediakan oleh aktiva
tersebut.
Faktor penggunaan diterapkan dalam penyusutan menurut jam pemakaian dan dalam
penyusutan menurut output produksi
Pencatatan Penyusutan Periodik (Recording Periodic Depreciation)
Perkiraan penilaian atau penyisihan yang dikredit dalam pencatatan penyusutan periodik
biasanya disebut accumulated depreciation.
Dengan mengakumulasikan harga perolehan yang terpakai dalam suatu perkiraan tersendiri dan
bukan mengkredit secara langsung perkiraan asset, maka akan lebih mudah mengidentifikasikan
harga perolehan asli aktiva tersebut dan accumulated depreciation.
FASB mengharuskan pengungkapan baik harga perolehan maupun accumulated depreciation
untuk aktiva tetap di balance sheet atau pada penjelasan financial statement.
Metode Penyusutan (Method of Depreciation)
Ada beberapa metode alokasi harga perolehan aktiva yang disusutkan yaitu:
Metode berdasarkan faktor waktu (Time-factors Method)
1. Metode garis lurus (straight-line methods)
2. Metode beban menurun (dipercepat) (Accelerated methods)
• Metode jumlah angka tahun (sum-of-the-year-digits method)
• Metode saldo menurun (declining-balance methods)
3. Sistem pemulihan harga perolehan di percepat (ACRS)
Metode berdasarkan faktor penggunaan (Use-Factor Method)
1. Metode jam pemakaian (Service-hours method)
2. Jam output produksi (Productive output method)
Metode berdasarkan tarif kelompok dan tarif komposit
1. Penyusutan kelompok (Group Depreciaton)
2. Penyusutan komposit (Composite Depreciaiton)
Time-factors Method
Metode ini merupakan metode alokasi harga perolehan yang paling umum bertalian dengan
berlalunya waktu. Pada umumnya aktiva produktif digunakan sampai waktu tertentu.
Kemungkinan keusangan akibat perubahan teknologi juga merupakan fungsi dari waktu.
Di antara metode–metode faktor waktu, penyusutan garis lurus yang paling populer.
Penggunaan metode beban menurun atau metode penyusutan dipercepat banyak didasarkan
pada asumsi bahwa pada tahun-tahun awal umur suatu aktiva akan terjadi pengurangan yang
cepat atas efisiensi, output atau manfaat aktiva lainnya.
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Straight-line depreciation
Berkaitan dengan alokasi menurut lewatnya waktu dan mengakui beban-beban periodik yang
sama besarnya selama umur aktiva.
Rumus:
Harga perolehan aktiva – estimasi nilai sisa
Depreciation Expense periodik = ----------------------------------------------------------Estimasi umur (tahun)
Sum-of-the-Years-Digits Depreciation
Menetapkan pembebanan yang semakin menurun dengan mengalikan serangkaian pecahan,
masing-masing dengan nilai yang semakin kecil, dengan harga perolehan aktiva yang dapat
disusutkan. Pecahan-pecahan dihitung dalam satuan jumlah periode umur aktiva tersebut.
Pembilangnya adalah angka-angka tahun yang diurut menurun, sedangkan penyebutnya adalah
hasil penjumlahan angka-angka itu.
Declining Balance – Depreciation
Menghasilkan beban menurun dengan membebankan tingkat persentase yang konstan terhadap
nilai buku aktiva yang menurun.
Nilai residual tidak diperhitungkan dalam penghitungan menurut metode ini, di mana umumnya
diakui bahwa penyusutan tidak perlu dilanjutkan jika nilai buku sudah sama dengan nilai residual.
Persentase yang dipakai adalah perkalian atas tingkat garis lurus yang dikalkulasikan untuk
berbagai masa manfaat sebagai berikut:
Estimasi Masa manfat
dalam tahun
3
5
10
20
Tarif garis lurus
33 1/3%
20
10
5
1,5 kali tarif garis
lurus
50%
30
15
7 1/2
2 kali tarif garis lurus
66 2/3%
40
20
10
Penyusutan untuk bagian-bagian periode (Depreciation for Partial Periods)
Jika metode faktor waktu dipakai, depreciation on assets yang diperoleh atau dikeluarkan selama
tahun tersebut dapat didasarkan pada jumlah hari dimilikinya aktiva tadi selama periode tersebut.
Namun bila tingkat perolehan dan penghentian penggunaan aktiva terlalu tinggi, perusahaan
sering menerapkan kebijaksan yang lebih longgar untuk pengakuan penyusutan dalam bagianbagian periode.
Beberapa alternatif yang ditemukan dalam praktek meliputi metode-metode berikut:
1. Penyusutan diakui pada bulan terdekat. Aktiva yang diperoleh pada atau sebelum tanggal 15
bulan bersangkutan dianggap bahwa aktiva tersebut telah dimiliki pada bulan yang
bersangkutan sedangkan aktiva yang diperoleh setelah tanggal 15 dianggap aktiva tersebut
dimiliki pada bulan berikutnya. Sebaliknya aktiva yang dijual pada atau sebelum tanggal 15
bulan tersebut, dianggap tidak dimiliki pada bulan yang bersangkutan dan aktiva yang dijual
setelah tanggal 15 dianggap masih dianggap dimiliki pada bulan yang bersangkutan.
2. Penyusutan diakui pada tahun terdekat. Aktiva yang diperoleh selama 6 bulan pertama
dianggap dimiliki untuk keseluruhan tahun bersangkutan, aktiva yang diperoleh selama 6
bulan terakhir dianggap belum dimiliki dalam penghitungan penyusutannya. Sebaliknya tidak
ada penyusutan yang perlu dicatat atas aktiva yang terjual selama 6 bulan pertama dan
penyusutan setahun penuh dicatat atas aktiva yang dijual selama 6 bulan terakhir
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
3. Penyusutan setengah tahun dicatat atas setiap aktiva yang dibeli atau dijual selama tahun
bersangkutan. Penyusutan setahun penuh dicatat atas seluruh aktiva lainnya
4. Tidak ada penyusutan yang perlu dicatat atas perolehan selama tahun bersangkutan, tetapi
penyusutan setahun penuh dicatat atas setiap penghentian pemakaiannya
5. Penyusutan dicatat setahun penuh atas perolehan selama tahun bersangkutan, tetapi tidak
ada penyusutan yang perlu dicatat atas penghentian pemakaiannya
Metode berdasarkan faktor penggunaan (Use-Factor Method)
Metode ini memandang keletihan teknis aktiva sangat berkaitan dengan penggunaan atau output
aktiva tersebut dan menetapkan beban periodik selaras dengan tingkat pemakaian tersebut.
Umur manfaat untuk aktiva tertentu dapat dinyatakan dengan baik dalam satuan jam pemakaian,
untuk aktiva lainnya dalam satuan unit produksi
Metode jam pemakaian (Service-hours Method)
Penyusutan berdasarkan metode ini didasarkan pada teori bahwa suatu aktiva merupakan
pembelian sejumlah jam pemakaian langsung.
Metode ini memerlukan estimasi umur aktiva dalam satuan jam pemakaian langsung.
Rumus :
Harga perolehan aktiva – estimasi nilai sisa
Tarif penyusutan per periode = ----------------------------------------------------(per jam)
Estimasi jam pemakaian
Metode output produktif (Productive-Output Method)
Penyusutan berdasarkan metode ini didasarkan pada teori bahwa assets diperoleh jasa yang
dihasilkan dalam bentuk output produksi.
Metode ini mensyaratkan estimasi atas total unit output aktiva.
Rumus :
Harga perolehan aktiva – estimasi nilai sisa
Tarif penyusutan per periode = -----------------------------------------------------(per ribuan unit)
Estimasi unit output
Metode Tarif Kelompok dan Komposit
Pembahasan sebelumnya beban penyusutan diperhitungkan pada masing-masing unit terpisah
dan biasanya disebut penyusutan per unit.
Jika ada manfaat tertentu dalam mengkaitkan langsung penyusutan dengan suatu kelompok
aktiva dan penghitungan suatu tarif tunggal terhadap harga perolehan kolektif atas kelompok
tersebut pada saat tertentu. Prosedur alokasi harga perolehan kelompok di sebut penyusutan
kelompok (group depreciation) dan penyusutan komposit (composite depreciation)
•
Penyusutan Kelompok (Group Depreciation)
Prosedur penyusutan kelompok menetapkan himpunan aktiva yang serupa sebagai kelompok
tunggal. Penyusutan diakumulasikan dalam perkiraan penilaian tunggal dan tarif penyusutan
didasarkan pada umur rata-rata aktiva dalam kelompok.
Karena perkiraan akumulasi penyusutan menurut prosedur kelompok ini diterapkan pada
kelompok aktiva keseluruhan, maka tidak dapat dikaitkan pada aktiva tertentu.
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Jadi tidak ada nilai buku yang dapat dikalkulasikan untuk aktiva tertentu dan karenanya tidak ada
aktiva yang disusutkan habis.
Contoh:
Ada 100 mesin yang serupa dengan masa manfaat yang ditaksir selama 5 tahun yang dibeli
pada awal tahun 1997 dengan total harga perolehan sebesar Rp 2.000.000
Dari kelompok ini:
• 30 mesin dihentikan penggunaannya pada akhir tahun ke 4,
• 40 mesin dihentikan penggunaannya pada akhir tahun ke 5, dan
• 30 mesin dihentikan penggunaannya pada akhir tahun ke 6.
Berdasarkan taksiran masa manfaat rata-rata 5 tahun, beban penyusutan 20% (1/5 * 100%)
dilaporkan atas aktiva yang masih memberikan jasa setiap tahun.
Satu hal yang perlu diketahui dulu bahwa beban penyusutan sebenarnya adalah:
((2.000.000 / 100) / 5 tahun) = Rp 4.000 / mesin / tahun
Untuk 4 tahun pertama digunakan 100 mesin dan beban penyusutan per tahunnya adalah:
( 2.000.000 / 5 tahun) = Rp 400.000 (untuk 100 mesin)
Pada tahun ke 5 hanya 70 mesin yang beroperasi, maka beban penyusutannya:
(20% dari 1.400.000) = Rp 280.000
Penjelasan:
1.400.000 = (70/100) * 2.000.000
Pada tahun ke 6 hanya 30 unit yang beroperasi, maka beban penyusutannya:
(20% dari 600.000) = Rp 120.000
Berikut dibawah ini adalah ikhtisar dari beban penyusutan dan perubahan dalam perkiraan
kelompok aktiva dan akumulasi penyusutan.
Alokasi harga perolehan Aktiva – Penyusutan Kelompok
End
of
year
Depreciat
ion Exp.
(20% of
cost)
Asset
Debit
Credit
Balance
2.000
1997
1998
1999
2000
2001
2002
400
400
400
400
400
400
in. 000
Accumulated Depreciation
600
800
600
2.000
2.000
2.000
2.000
1.400
600
-
Debit
600
800
600
Credit
400
400
400
400
280
120
Asset
Book
Value
Balance
400
800
1.200
1.000
480
-
2.000
1.600
1.200
800
400
120
Jika ke 30 mesin yang dihentikan penggunaannya dijual dengan harga Rp 50.000, maka ayat
jurnal untuk mencatat transaksi tersebut yitu:
Cash
Accumulated derpeciation – Equipment
Equipment
50.000
550.000
600.000
Karena tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui, maka debit ke akumulasi penyusutan
adalah perbedaan antara biaya harga perolehan dan kas yang diterima.
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
•
Penyusutan komposit (Composite Depreciation)
Prosedur dasar yang diterapkan menurut metode kelompok dalam pengalokasian harga
perolehan aktiva yang serupa dapat diperluas yang mencakup aktiva yang tidak sejenis.
Penerapan khusus prosedur kelompok ini dikenal sebagai penyusutan komposit (composite
depreciaiton)
Tarif komposit ditetapkan dengan menganalisis berbagai aktiva atau kelas-kelas aktiva yang
digunakan dan menghitung penyusutan sebagai suatu rata-rata penyusutan garis lurus tahunan
sebagai berikut:
Asset
A
B
C
Cost
Residual Value
4.000.000
12.000.000
24.000.000
40.000.000
240.000
600.000
2.400.000
3.240.000
Depreciable
Cost
3.760.000
11.400.000
21.600.000
36.760.000
Estimated
Life in Years
4
6
10
Annual
Depreciation
Expense
(Straight Line)
940.000
1.900.000
2.160.000
5.000.000
Tarif penyusutan komposit yang diterapkan ke harga perolehan = 5.000.000/40.000.000 = 12.5%
Umur komposit atau rata-rata atas aktiva = 36.760.000/5.000.000 = 7.35 tahun
Amortization of Intangible Assets
Umur aktiva tak berwujud biasanya dibatasi oleh pengaruh akibat keusangan, perubahan
permintaan, persaingan dan faktor-faktor ekonomi lainnya.
Menurut APB Opinion no 17 mensyaratkan bahwa harga perolehan tercatat dari seluruh aktiva
tak berwujud yang diperoleh diamortisasikan sepanjang estimasi masa manfaatnya.
Masa manfaat aktiva tak berwujud dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang semuanya harus
diperhitungkan dalam penetapan periode amortisasi.
Masa manfaat dapat dibatasi oleh ketentuan hukum, peraturan, atau kontrak.
Faktor-faktor ini termasuk opsi pembaharuan atau perpanjangan harus dievaluasi dalam
hubungannya dengan faktor-faktor ekonomi, seperti Paten memiliki masa manfaat menurut
hukum selama 17 tahun, tapi jika manfaat kompetitf yang dihasilkan paten diperkirakan berakhir
setelah 5 tahun maka harga perolehan paten harus diamortisasikan sepanjang periode yang
lebih pendek.
Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya ditetapkan dalam jumlah yang sama pada
periode, atau dengan suatu basis alokasi garis lurus.
Depletion of Natural Resources
Sumber daya alam yang juga disebut sebagai aktiva terpakai habis (wasting assets) akan terus
terkuras sampai habis menurut unit-unit fisik yang menunjukkan pemindahan dan penjualan
sumber daya alam ini.
Contoh pengolahan yang mengakibatkan habisnya sumber daya alam yaitu penambangan
minyak atau gas bumi, penebangan kayu, dan penambangan batu bara.
Perhitungan Deplesi Periodik (Computing Periodic Depletion)
Penghitungan beban deplesi merupakan adaptasi dari metode output produktif.
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Contoh :
Tanah yang mengandung sumber alam dibeli dengan harga Rp 11.000.000.
Tanah tersebut memiliki nilai estimasi setelah pengurasan sumber daya sebesar Rp 500.000.
Cadangan sumber alam diestimasikan sebanyak 2.000.000 ton.
Beban deplesi per unit dan beban deplesi total untuk tahun pertama dengan asumsi bahwa
pengurasan sumber daya sebesar 160.000 ton dihitung sebagai berikut:
Beban deplesi per ton : (11.000.000 – 500.000) : 2.000.000 = 5.25
Beban deplesi untuk tahun pertama : 160.000 * 5.25 = 840.000
Jurnal berikut dibuat untuk mencatat transaksi di atas yaitu :
Land
Mineral Deposits
Cash
Pembelian hak mineral
Depletion Expense
Accumulated Depletion (or mineral Deposits)
500.000
10.500.000
11.000.000
840.000
840.000
Changes in Estimatesof Cost Allocation Variables
Alokasi asset cost yang bermanfaat lebih dari 1 periode tidak dapat ditetapkan dengan tepat
pada saat perolehan (acquisition) karena demikian banyaknya variabel yang tidak diketahui
dengan pasti.
Hanya satu faktor yang dapat ditetapkan dan menetapkan depreciation, amortization, or
depletion yaitu asset cost .
Jika terjadi perubahan dalam melakukan estimasi, penyesuaian apakah yang harus dilakukan ?
Change in Estimated Life
(Perubahan estimasi masa manfaat)
Contoh:
PT Suri membeli peralatan seharga Rp 50.000.000 dan diperkirakan akan bermanfaat selama 10
tahun tanpa nilai sisa.
Metode penyusutan yang di pakai yaitu metode garis lurus.
Pada awal tahun ke 5, dilakukan revaluasi (penilaian ulang) di mana menunjukkan bahwa hanya
4 tahun lagi peralatan tersebut dapat dipakai.
Akhir Tahun
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
Perubahan estimasi umur aktiva - (Metode garis lurus)
Beban Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
5.000.000
5.000.000
45.000.000
5.000.000
10.000.000
40.000.000
5.000.000
15.000.000
35.000.000
5.000.000
20.000.000
30.000.000
7.500.000
27.500.000
22.500.000
7.500.000
35.000.000
15.000.000
7.500.000
42.500.000
7.500.000
7.500.000
50.000.000
0
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Change in Estimated Units of Production
(Perubahan Estimasi Unit Produksi)
Perubahan estimasi lainnya terjadi dalam akuntansi untuk aktiva yang terpakai habis jika
estimasi jumlah unit yang dapat ditemukan berubah akibat penemuaan-2 lain, proses
penambangan yang disempurnakan, atau perubahan harga jual yang menunjukkan jumlah unit
yang dapat ditambang secara menguntungkan.
Contoh:
Tanah dibeli dengan harga Rp 5.500.000 dengan estimasi nilai sisa Rp 250.000. Estimasi
cadangan sumber daya alam semula dalam tanah adalah Rp 1.000.000 ton.
Tarif deplesi menurut kondisi ini adalah 5,25 per ton, dan beban deplesi untuk tahun pertama
pada saat telah ditambang sebanyak 80.000 ton sebesar 420.000.
Anggaplah pada tahun kedua 100.000 ton biji besi berhasil ditambang, akan tetapi sebelum
pembukuan ditutup, penilaian jumlah ton yang dapat ditambang menunjukkan tonase yang
tersisa sebesar 950.000.
Maka tarif deplesi yang baru dan beban deplesi untuk tahun kedua adalah:
Harga perolehan yang dapat dibebankan ke jumlah ton yang ditambang pada awal tahun kedua:
Nilai semula yang dapat diterapkan pada sumber daya yang dapat
5.250.000
dideplesikan
420.000
dikurangi beban deplesi untuk tahun pertama
Saldo harga perolehan yang akan dideplesikan
4.830.000
Estimasi jumlah ton yang dapat ditemukan pada awal tahun kedua:
Jumlah ton yang ditambah dalam tahun kedua
Estimasi jumlah ton yang dapat ditemukan pada akhir tahun kedua
Total jumlah ton yang dapat ditemukan pada awal tahun kedua
100.000
950.000
1.050.000
Beban deplesi per ton untuk tahun kedua: 4.830.000 : 1.050.000 = 4.60
Beban deplesi untuk tahun kedua : 100.000 * 4.60 = 460.000
Kadang-kadang terdapat kenaikan dalam estimasi jumlah yang ditemukan karena adanya
pengeluaran modal tambahan yang berupa pengembangan modal. Bila hal ini terjadi biaya
tambahan harus ditambahkan ke biaya tersisa yang dapat ditutupi kembali dan dibagi dengan
jumlah ton yang belum ditambang.
Contoh:
Dalam contoh sebelumnya, biaya tambahan sebesar Rp 525.000 timbul pada awal tahun kedua.
Maka perhitungan tarif deplesi dan beban deplesi:
Harga perolehan yang dapat dibebankan ke jumlah ton yang dapat ditemukan pada awal tahun
kedua:
Nilai semula yang dapat diperhitungkan pada sumber daya yang dapat
5.250.000
dideplesikan
Ditambah biaya tambahan yang terjadi dalam tahun kedua
525.000
5.775.000
Dikurangi beban deplesi untuk tahun pertama
420.000
Saldo harga perolehan yang akan dideplesi
5.355.000
Estimasi jumlah ton yang dapat ditemukan pada awal tahun kedua
seperti di atas
1.050.000
Beban deplesi per ton untuk tahun kedua: 5.355.000 : 1.050.000 = 5.1
Beban deplesi untuk tahun kedua: 100.000 * 5.1 = 510.000
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Impairment (Penurunan Nilai)
Terkadang, kejadian-kejadian yang terjadi setelah pembelian assets dan sebelum berakhirnya
estimasi masa manfaat yang menurunkan nilai asset dan memerlukan penghapusan segera
asset tersebut daripada membuat alokasi cost yang normal sepanjang periode tertentu.
Keputusan mengenai apakah akan mengakui penurunan nilai dari aktiva operasi bukanlah suatu
hal yang mudah.
Accounting for Asset Impairment
Panduan untuk accounting for asset impairment dengan menggunakan GAAP AS, disediakan
dalam FASB Statement no 144, yang diterbitkan pada tahun 2001, memuat 4 pertanyaan berikut
:
1. Kapan sebaiknya asset di tinjau kembali untuk kemungkinan adanya penurunan nilai ?
2. Kapan suatu asset diturunkan nilainya ?
3. Bagaimana sebaiknya kerugian akibat penurunan nilai di ukur ?
4. Informasi apa yang harus diungkapkan mengenai suatu penurunan nilai ?
Kapan sebaiknya asset di tinjau kembali untuk kemungkinan adanya penurunan nilai ?
Perusahaan di minta untuk melaksanakan pengujian penurunan nilai ketika ada perubahan yang
material dalam cara asset tersebut digunakan atau dalam lingkungan usaha.
Disamping itu, jika manajemen memperoleh informasi bahwa market value asset telah turun,
maka suatu pengujian penurunan nilai harus dilakukan.
Kapan suatu asset diturunkan nilainya ?
Suatu perusahaan mengakui impairment loss bila undiscounted sum of estimated future cash
flow dari asset adalah kurang dari book value of the asset.
Bagaimana sebaiknya kerugian akibat penurunan nilai di ukur ?
The impairment loss merupakan perbedaan antara the book value of the asset, The fair value
dapat diperkirakan dengan menggunakan present value of estimated future cash flow from the
asset.
Informasi apa yang harus diungkapkan mengenai suatu penurunan nilai ?
Pengungkapan harus memuat suatu penjelasan atas impaired asset, alasan atas impairment,
penjelasan tentang asumsi pengukuran dan segmen usaha yang terkena dampaknya. An
Impairment loss harus dimasukan sebagai bagian dari income from continuing operation, dan
catatan yang mengungkapkan jumlah harus dibuat jika impairment loss tidak ditunjukan sebagai
bagian perkiraan income statement.
Ilustrasi impairment rules
Guangzhou Company membeli sebuah gedung 5 tahun yang lalu dengan harga sebesar
600.000. Gedung tersebut disusutkan menggunakan straight line method dengan masa manfaat
20 tahun tanpa residual value. Beberapa bangunan lain dalam wilayah yang berdekata baru saja
ditinggalkan dan Guangzhau telah memutuskan bahwa gedung tersebut harus dievaluasi karena
kemungkinan mengalamai impairment (penurunan nilai). Guangzhou memperkirakan bahwa
gedung tersebut memiliki masa manfaat yang tersisa 15 tahun, net cash inflow dari gedung
sebesar 25.000 per tahun, dan fair value gedung sebesar 230.000. tidak ada goodwill yang di
hubungkan dengan pembelian gedung tersebut.
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Penyusutan tahunan untuk gedung sebesar 30.000 (600.000 / 20 tahun). Current Book value
gedung di hitung sebagai berikut :
Original Cost
600.000
Accumulated depreciation (30.000 * 5 tahun)
150.000 –
Book Value
450.000
Book value 450.000 dibandingkan dengan 375.000 (25.000 * 15 tahun) yaitu undiscounted sum
of future cash flows untuk menentukan apakah gedung tersebut telah turun nilainya. The sum of
future cash flows lebih kecil, maka impairment loss harus diakui. Kerugian sebesar 220.000
(450.000 – 230.000) yaitu selisih antara book value of the building dengan fair value.
The impairment loss akan dicatat sebagai berikut:
Accumulated depreciation – building
Loss on impairment of building
Building (600.000 – 230.000)
150.000
220.000
370.000
Nilai baru yang di catat sebesar 230.000 (600.000 – 370.000) di anggap sebagai cost of the
asset. Setelah impairment loss di akui, tidak ada perbaikan atas kerugian yang diperbolehkan
walaupun jika ternyata the fair value of the asset meningkat.
Asset Retirement (Penghentian Penggunaan Aktiva)
Aktiva dapat dihentikan penggunaannya dengan cara menjual, menukarkan atau membuangnya.
Jika harga pelepasan lebih besar dari nilai buku di akui keuntungan, sebaliknya jika harga
pelepasan lebih kecil dari nilai buku, diakui kerugian.
Keuntungan dan kerugian ini dilaporkan pada perhitungan rugilaba sebagai pendapatan lain-lain
/ beban lain-lain.
Akibat dari pelepasan ini, maka saldo perkiraan aktiva tetap dan akumulasi harus dihapuskan.
Penghentian Penggunaan aktiva melalui penjualan (Asset Retirement by Sale)
Jika hasil dari penjualan aktiva dalam bentuk kas atau piutang (aktiva moneter), maka
pencatatan transaksi tersebut mengikuti urutan di atas.
Contoh:
Tanggal 1 april 1994, PT A menjual peralatan pabrik seharga Rp 43.600 yang dicatat pada
pembukuan dengan harga perolehan Rp 83.600 dan akumulasi penyusutan per 1 januari 1994
sebesar Rp 50.600.
Perusahaan menyusutkan peralatan pabriknya pada pembukuan dengan menggunakan tarif
garis lurus 10%.
Jurnal yang diperlukan:
Depreciation Expense – Machinery
Accumulated Depreciation – Machinery
Cash
Accumulated Depreciaiton - Machinery
Machinery
Gain on Sale of Machinery
2.090
2.090
43.600
52.690
83.600
12.690
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Perhitungan Tabel Penyusutan
Tahun
1 jan 1994
1 apr 1994
Depr. Expense
2.090 = 83.600 * 10% * (3/12)
Dijual dgn harga
Keuntungan atas penjualan
Accm. Depr.
Book Value
83.600
50.600
52.690
33.000
30.910
43.600
12.690
Penghentian penggunaan aktiva melalui pertukaran dengan aktiva nonmoneter lainnya
(Asset Retirement by Exchange for Other Nonmonetary Assets)
Jika aktiva tetap diperoleh dari hasil pertukaran dengan aktiva nonmoneter lain, maka aktiva baru
yang diperoleh tersebut umumnya dicatat sebesar nilai pasar wajarnya atau nilai pasar wajar
aktiva nonmoneter yang diserahkan, mana yang lebih pasti.
Dalam pertukaran aktiva tetap yang harus diperhatikan:
1. Apakah aktiva yang dipertukarkan serupa sifatnya
2. Apakah pihak-pihak yang terlibat di dalam pertukaran berada dalam posisi sama, yakni samasama dealer aktiva itu atau bukan ?
Jika jawaban atas kedua pertanyaan diatas ya, dan jika transaksi itu menguntungkan, maka
pendekatan kasus khusus dipakai untuk mencatat pertukaran itu.
Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat kasus umum bagi pertukaran yang melibatkan aktiva
nonmoneter sama dengan contoh sebelumnya, kecuali bahwa yang bertambah aktiva
nonmoneter, bukan aktiva moneter. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari pertukaran diakui
ketika pertukaran terjadi
Contoh: (masih berhubungan dengan contoh penghentian penggunaan aktiva melalui penjualan)
Penghentian penggunaan aktiva yang diuraikan diatas dilakukan melalui pertukaran dengan
peralatan pengangkutan yang mempunyai nilai pasar Rp 43.600.
Keuntungan tetap akan dihitung dengan membandingkan nilai buku mesin dan nilai pasar aktiva
yang diperoleh di dalam pertukaran itu.
Delivery Equipment
Depreciation Expense
Accumulated Depreciaiton – machinery
Machinery
Gain on Exchange of Machinery
43.600
2.090
50.600
83.600
12.690
Perhitungan Tabel Penyusutan:
Tahun
1 jan 1994
1 apr 1994
Depr. Expense
2.090 = 83.600 * 10% * (3/12)
Ditukar dengan nilai pasar
Keuntungan atas pertukaran
Accm. Depr.
Book Value
83.600
50.600
52.690
33.000
30.910
43.600
12.690
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Jika nilai pasar wajar dari mesin lebih pasti daripada nilai peralatan pengangkutan, maka nilai
mesin akan digunakan untuk menghitung keuntungan atau kerugian dan untuk menentukan nilai
peralatan pengangkutan.
Contoh:
Peralatan pengangkutan digunakan dan nilai pasarnya tidak diketahui, tetapi mesin di ketahui
mempunyai nilai pasarnya sebesar Rp 25.000.
Delivery Equipment
Depreciation Expense
Accumulated Depreciation – Machinery
Loss on Exchange of Machinery
Machinery
Perhitungan Tabel Penyusutan:
Tahun
Depr. Expense
25.000
2.090
50.600
5.910
83.600
Accm. Depr.
Book Value
83.600
1 jan 1994
1 apr 1994
50.600
33.000
2.090 = 83.600 * 10% * (3/12)
52.690
30.910
Ditukar dengan nilai pasar
25.000
Kerugian atas pertukaran
5.910
Sering kali pertukaran aktiva nonmoneter melibatkan transfer kas karena aktiva nonmoneter
dalam kebanyakan transaksi pertukaran tidak mempunyai nilai pasar yang sama.
Bagian kas dari transaksi ini menyamakan nilai pasar aktiva yang diterima dengan nilai aktiva
yang dikorbankan.
Jadi seandainya dalam contoh tadi pertukaran peralatan pengangkutan disertai dengan uang kas
sebesar Rp 3.000, maka kerugian akan berkurang menjadi Rp 2.910 dan ayat jurnalnya:
Cash
Delivery Equipment
Depreciation Expense
Accumulated Depreciation – Machinery
Loss on Exchange of Machinery
Machinery
Perhitungan Tabel Penyusutan:
Tahun
Depr. Expense
1 jan 1994
1 apr 1994
2.090 = 83.600 * 10% * (3/12)
Ditukar dengan nilai pasar
Kas yang diterima
Kerugian atas pertukaran
3.000
25.000
2.090
50.600
2.910
83.600
Accm. Depr.
50.600
52.690
Book Value
83.600
33.000
30.910
25.000
3.000
2.910
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Penghentian penggunaan aktiva dengan pertukaran aktiva nonmoneter - kasus khusus
(Asset Retirement by Exchange of Nonmonetary Assets – Special Case)
Dalam kasus khusus tidak ada keuntungan yang bisa diakui agar digolongkan sebagai
pertukaran khusus kecuali kalau kas di terima sebagai bagian dari pertukaran.
Jadi jika diterima kas, maka bagian keuntungan yang sebanding harus diakui.
Jika transaksi menunjukkan bahwa terjadi kerugian, pengecualian tersebut tidak berlaku dan
pertukaran itu dicatat seperti contoh sebelumnya.
3 kondisi yang harus dipenuhi untuk kasus khusus yaitu:
1. Aktiva itu harus mempunyai sifat yang sama, yakni diharapkan mempunyai fungsi yang sama
di dalam entitas bersangkutan
2. Pihak-pihak yang terlibat di dalam transaksi itu harus berada dalam posisi yang serupa, yakni
sama-sama dealer atau sama-sama bukan dealer.
3. Transaksi tersebut harus diidentifikasikan adanya keuntungan, yakni nilai pasar aktiva yang
diterima harus lebih besar daripada nilai buku aktiva yang diserahkan (tetapi tidak diakui
dalam penjurnalan)
Contoh 1: (kasus khusus yang tidak melibatkan kas)
PT A memiliki mesin bubut khusus yang tidak digunakan lagi karena produk yang dihasilkan
sudah berubah. Mesin itu masih dapat digunakan beberapa tahun lagi. Pembicaraan dengan
perusahaan lain di dalam industri yang sama telah menunjukkan adanya pembeli, yaitu PT B.
Akan tetapi PT B hanya mempunyai sedikit dana dan menawarkan penukaran dengan salah satu
mesinnya yang dapat digunakan di departemen pengepakan. Diputuskan bahwa kedua mesin itu
memenuhi definisi keserupaan dalam penggunaan dan mempunyai nilai pasar yang sama.
Data harga perolehan dan harga pasar disajikan berikut ini:
Harga perolehan mesin yang ditukarkan
Nilai buku mesin yang ditukarkan
Nilai pasar mesin yang ditukarkan
PT A
46.000
14.000
16.000
Ayat jurnal pada pembukuan PT A untuk mencatat pertukaran itu adalah:
Machinery (new)
Accumulated depreciation - machinery
Machinery (old)
PT B
54.000
18.000
16.000
14.000
32.000
46.000
Perhitungan untuk PT A
Perhitungan Tabel Penyusutan
Tahun
Depr. Expense
Accm. Depr.
32.000
Nilai pasar mesin pengepakan yang diterima dari PT B
Indikasi keuntungan
Perhitungan Gain/Loss
Yang diserahkan Ke PT B
(dinilai dari nilai buku)
Nil. Buku mesin bubut = 14.000
Yang diterima dari PT B
(dicatat sebesar nilai pasar)
Nil. Pasar Mesin Pengepakan = 16.000
Book Value
46.000
14.000
16.000
2.000
Selisih
2.000 (untung)
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
ketiga kondisi untuk contoh di atas semuanya terpenuhi yaitu:
• Mesinnya serupa
• Kedua pihak bukan dealer
• Nilai pasar aktiva yang diterima lebih besar dari nilai buku mesin bubut PT A, sehingga ada
indikasi keuntungan.
Jadi nilai yang ditetapkan atas mesin pengepakan mesin PT A yang baru diperoleh adalah nilai
buku mesin bubut yang lama
(keuntungan sebesar 2.000 tidak di akui dan mengurangi harga perolehan mesin baru (yang
berasal dari pertukaran). Jadi nilai yang ditetapkan utuk mesin pengepakan yaitu 16.000 – 2.000
= 14.000 atau sama dengan nilai buku mesin bubut yang lama.)
Ayat jurnal pada pembukuan PT B untuk mencatat pertukaran itu:
Machinery (new)
Accumulated depreciaiton
Loss on Exhange of Machinery
Machinery (old)
16.000
36.000
2.000
54.000
Perhitungan untuk PT B
Perhitungan Tabel Penyusutan
Tahun
Depr. Expense
Accm. Depr.
Book Value
54.000
36.000
Nilai pasar mesin bubut yang diterima dari PT A
kerugian
Perhitungan Gain/Loss
Yang diserahkan Ke PT A
(dinilai dari nilai buku)
Nil. Buku mesin pengepakan = 18.000
Yang diterima dari PT A
(dicatat sebesar nilai pasar)
Nil. Pasar mesin bubut = 16.000
18.000
16.000
2.000
Selisih
2.000 (rugi)
Tapi dalam jurnal PT B, digunakan kasus umum. Nilai pasar aktiva yang ditukarkan lebih kecil
dari pada nilai buku, sehingga mengindikasikan adanya kerugian. Karena itu mesin bubut dicatat
sebesar nilai pasarnya, sesuai pencatatan kasus umum
Contoh 2: (Kasus khusus yang melibatkan uang kas)
Asumsikan faktor yang sma dalam contoh 1, kecuali bahwa nilai pasar mesin bubut diputuskan
sebesar Rp 16.000 dan mesin pengepakan berharga Rp 20.000. Untuk menyeimbangkan
pertukaran itu, PT A setuju membayar PT B secara tunai sebesar Rp 4..000 sebagai tambahan
untuk mesin bubut.
Ayat jurnal pada pembukuan PT A untuk contoh 2 adalah sebagai berikut:
Machinery (new)
Accumulated depreciation – machinery
Machinery (old)
Cash
18.000
32.000
46.000
4.000
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Perhitungan untuk PT A
Perhitungan Tabel Penyusutan
Tahun
Depr. Expense
Accm. Depr.
Book Value
46.000
32.000
Cash yang diserahkan ke PT B
Nilai pasar mesin pengepakan yang diterima dari PT B
Indikasi keuntungan
Perhitungan Gain/Loss
Yang diserahkan Ke PT B
(dinilai dari nilai buku)
Nil Buku Mesin Pengepakan = 14.000
Kas
= 4.000
Total
= 18.000
14.000
4.000
20.000
2.000
Yang diterima dari PT B
(dicatat sebesar nilai pasar)
Nil Pasar mesin bubut = 20.000
Total
= 20.000
Selisih
2.000 (untung)
Fakta dalam kasus ini mengharuskan PT A menggunakan kasus khusus. Nilai pasar mesin yang
diterima (20.000) lebih besar daripada nilai mesin bubut yang ditukarkan ditambah uang kas
yang dibayarkan (14.000 + 4.000).
Jadi ada indikasi keuntungan sebesar 2.000.
Penggunaan mesin-mesin ini serupa dan kedua pihak tersebut bukan dealer, Karena itu
keuntungan ditangguhkan dan tidak diakui.
Mesin baru dicatat seharga 18.000 yaitu nilai pasar aktiva yang diterima dari pertukaran (20.000)
dikurangi keuntungan yang ditangguhkan (2.000)
Dalam contoh 2, nilai buku mesin pengepakan pada pembukuan PT B lebih kecil dari nilai
pasarnya, sehingga menunjukkan keuntungan (20.000 - 18.000 = 2.000).
Aktiva yang serupa dan pihak-pihak yang serupa menunjukkan kasus khusus, akan tetapi PT B
menerima kas sebagai bagian dari transaksi itu, maka prinsip akuntansi yang lazim menetapkan
bahwa bagian dari keuntungan yang diindikasikan sebesar 2.000 harus diakui sudah dihasilkan.
Jumlah yang harus diakui dihitung dengan memakai rumus berikut:
Keuntungan
yang
diakui
Kas yang diterima
= ------------------------------------------------- x
Kas + nilai pasar aktiva yang diperoleh
=
total keuntungan
yang diindikasi
kan
4.000
------------------- x 2.000 = 400
4.000 + 16.000
Nilai yang dicatat untuk mesin bubut pada pembukuan PT B adalah 14.400, yaitu nilai buku
mesin pengepakan yang ditukarkan dikurangi uang tunai yang diterima ditambah keuntungan
yang diakui (18.000 - 4.000 + 400)
Jurnal pada pembukuan PT B untuk pertukaran itu adalah:
Cash
Machinery (new)
Accumulated depreciation – machinery
Machinery (old)
Gain on Exchange of Machinery
4.000
14.400
36.000
54.000
400
Investments in Noncurrent Operating Assets - Utilization and Retirement
Perhitungan untuk PT B
Perhitungan Tabel Penyusutan
Tahun
Depr. Expense
Accm. Depr.
36.000
Nilai pasar mesin bubut yang diterima dari PT A
Cash yang diterima dari PT A
Indikasi keuntungan
Perhitungan Gain/Loss
Yang diserahkan Ke PT A
(dinilai dari nilai buku)
Nil Buku mesin pengepakan = 18.000
Total
= 18.000
Yang diterima dari PT A
(dicatat sebesar nilai pasar)
Nil. Pasar mesin bubut = 16.000
Kas yang diterima
= 4.000
Total
= 20.000
Book Value
54.000
18.000
16.000
4.000
2.000
Selisih
2.000 (untung)
Penyajian dan Pengungkapan di Neraca
(Balance Sheet Presentation and Disclosure)
Plant Assets, Natural Resources, dan Intangible Assets dilaporkan secara terpisah di Balance
Sheet.
Nilai perolehan kotor maupun akumulasi penyusutan aktiva tetap harus diungkapkan.