download

Mata Kuliah
: J0692 - Entrepreneurship
Revisi
: 2009
Dosen Pembuat : D3122 - Rudy Aryanto, SE., MM
Pertemuan ke-9
Rencana Keuangan
AGENDA Pertemuan ke 9
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Penyusunan proyeksi laporan keuangan
Laporan rugi laba
Neraca
Manajemen kas
Anggaran kas
Analisa Rasio
Analisis impas
Pengenalan perpajakan
Overview akuntansi
Kelayakan investasi
Paket-paket peranti lunak keuangan
Anggaran Operasi dan Modal (1 of 2)
• Dibuat sebelum laporan laba rugi proforma.
• Anggaran Penjualan: mengestimasi volume penjualan yang
diinginkan per bulan.
– Biaya penjualan dapat ditentukan dari ramalan penjualan.
– Dalam perusahaan manufaktur: pengusaha dapat membandingkan
biaya-biaya dari untuk memproduksi secara intenal atau
mensubkontrakannya ke perusahaan manufaktur lainnya.
– Perkiraan persediaan akhir yang dibutuhkan sebagai sebuah
penahan (buffer) terhadap kemungkinan fluktuasi dalam permintaan
dan biaya tenaga kerja langsung dan bahan baku.
Contoh Anggaran Manufaktur untuk
Tiga Bulan Pertama
Anggaran Operasi dan Modal (2 of 2)
• Biaya-biaya Operasi:
– Daftar beban tetap (yang keberadaan tidak begitu dipengaruhi oleh
volume penjualan) seperti sewa, utilias, gaji, iklan, depresiasi, an
asuransi.
– Beban variabel harus dihubungkan dengan strategi dalam rencana
bisnis.
• Anggaran-anggaran modal dimaksudkan untuk memberikan
sebuah dasa untuk mengevaluasi pengeluaranpengeluaran yang akan berdampak pada bisnis selama
lebih dari satu tahun.
Contoh Anggaran Operasi
Laporan Laba Rugi Proforma (1 of 2)
• Pendapatan Proforma: proyeksi laba bersih yang
dikalkulasikan dari proyeksi pendapatan dikurangi proyeksi
beban dan biaya
• Pertama-tama penjualan per bulan harus dihitung.
– Berdasarkan : riset pemasaran, penjualan industri, dan sejumlah
pengalaman percobaan.
– Teknik-teknik ramalan seperti survei tujuan pembeli, gabungan dari
pendapat tim penjualan, pendapat ahli, atau rangkaian waktu dapat
digunakan untuk memproyeksikan penjualan.
• Bagi perusahaan baru diperlukan waktu untuk membangun
penjualan.
• Perlu dibuat proyeksi-proyeksi terhadap keseluruhan beban
operasi setiap bulannya selama tahun pertama.
Laporan Laba Rugi Proforma (1 of 2)
• Peningkatan pengeluaran penjualan terkait peningkatan
kegiatan penjualan perlu diperhitungkan.
• Perubahan pada pengeluaran-pengeluaran selama tahun
pertama diperlukan sebagai ilustrasi perkembangan bulan
per bulan.
• Peningkatan beban-beban individual diperlukan untuk
merefleksikan tahun-tahun awal laporan laba rugi proforma.
• Proyeksi seharusnya dibuat pada 2 dan 3 tahun.
Contoh Laporan Laba Rugi Proforma
• <<Insert Table 10.3>>
Arus Kas Proforma (1 of 2)
• Proyeksi kas yang tersedia merupakan kalkulasi dari
akumulasi proyeksi kas dikurangi proyeksi pengeluaran.
– Tidak sama dengan laba.
– Penjualan mungkin tidak dianggap sebagai kas karena sebuah
penjualan mungkin saja terjadi, tetapi pembayarannya tidak
dilakukan sebelum 30 hari.
– Arus kas merupakan problem pada umumnya yang dihadapi
perusahaan baru.
– Menggunakan keuntungan sebagai ukuran keberhasilan untuk
sebuah perusahaan baru dapat menipu jika terdapat sebuah arus
kas negatif yang cukup signifikan.
• Terdapat dua metode standar yang digunakan untuk
memproyeksikan arus kas :
– Metode tidak langsung.
– Metode langsung.
Laporan Arus Kas : Metode Tidak Langsung
Arus Kas Proforma (2 of 2)
• Para pengusaha harus membuat proyeksi kas bulanan.
• Masalah tersulit dalam memproyeksikan arus kas adalah
menentukan penerimaan dan pengeluaran bulanan secara
pasti.
• Laporan arus kas didasarkan pada estimasi terbaik.
Contoh Arus Kas Proforma
• <<Insert Table 10.6>>
Neraca Proforma
• Neraca Proforma: merangkum aset, kewajiban, dannilai
bersih yang diproyeksikan dari perusahaan baru.
– Gambaran bisnis pada momen tertentu dalam suatu waktu.
– Tidak meliputi suatu periode waktu.
• Terdiri dari:
– Aset-aset : hal-hal yang dimiliki atau tersedia untuk digunakan
dalam operasi perusahaan.
– Kewajiban (liabilities) : uang yang diutang dari kreditor.
– Ekuitas pemilik (owner’s equity) : jumlah yang telah diinvestasikan
pemilik dan/atau ditahan dari operasi perusahaan tsb.
Contoh Neraca Proforma
• <<Insert table 10.7>>
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
Dionysia Kowanda
ANALISA BIAYA VOLUME & LABA
Courtesy : Dionysia Kowanda
• Suatu analisa yang menggambarkan bagaimana
perubahan biaya variabel, biaya tetap, harga jual,
volume penjualan dan bauran penjualan akan
mempengaruhi laba perusahaan.
• Analisis ini merupakan instrumen yang lazim dipakai
untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
manajemen untuk pengambilan keputusan, misal :
dalam menetapkan harga jual produk.
Asumsi
• Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya
variabel dan tetap
• Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran
relevan
• Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam
kisaran relevan, harga jual dianggap konstan
• Hanya terdapat satu pemicu biaya : volume unit
produk / rupiah penjualan
• Tidak ada persediaan
Konsep Margin Kontribusi
Margin Kontribusi  Selisih antara harga jual perunit dan
biaya variabel perunit  besaran untuk menutup biaya
tetap dan memberikan keuntungan perunit
Contoh Contribution Margin
Jumlah
Perunit
Penjualan (800 VCD)
Biaya Variabel
Rp. 200.000.000
Rp. 120.000.000
Rp. 250.000
Rp. 150.000
Margin Kontribusi
Biaya Tetap
Rp.
Rp.
80.000.000
70.000.000
Rp. 100.000
Laba / Rugi
Rp.
10.000.000


Margin kontribusi perunit Rp. 100.000 menunjukkan bahwa
untuk setiap unit produk yang dibuat akan menyumbang margin
kontribusi sebesar Rp. 100.000
Bagaimana jika VCD yang diproduksi hanya 1 unit ? 2 unit ?
• Format perhitungan laba sebelumnya, juga berfaedah
sebagai alat perencanaan. Format ini memungkinkan
perusahaan memproyeksikan keuntungan pada setiap
tingkat aktivitas dalam kisaran relevan, misalnya :
perusahaan memproyeksikan tingkat penjualan VCD
sebanyak 1000 unit ?
Jumlah
Perunit
Penjualan (1000 VCD)
Biaya variabel
Rp. 250.000.000
Rp. 150.000.000
Rp. 250.000
Rp. 150.000
Margin kontribusi
Biaya tetap
Rp. 100.000.000
Rp. 70.000.000
Rp. 100.000
Laba / Rugi
Rp.
30.000.000
Rasio Margin Contribusi
• Margin Contribusi dapat dinyatakan dalam suatu
persentase dari pendapatan penjualan  Rasio
Margin Contribusi
Margin Kontribusi
RMC = --------------------Penjualan
• Semakin tinggi RMC semakin baik ! Dapatkah
anda menjelaskan analisisnya ?
Analisis Impas (Break-Even Analysis)
• Break-even: volume penjualan dimana suatu perusahaan
tidak memperoleh keuntungan atapun mengalami kerugian.
• Break-even penjualan mengindikasikan volume penjualan
yang dibutuhkan untuk menutupi total biaya variabel dan
beban tetap kepada pengusaha.
• Formula break-even :
TFC
B/E(Q) =
SP – VC/Unit (Marginal Contribution)
• Kelemahan utama dalam menghitung impas terletak dalam
menentukan apakah sebuah biaya adalah tetap atau
variabel.
Rumus BEP
Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan dua cara :
 Atas dasar Unit
 Atas dasar sales dlm rupiah
Rumus BEP :
FC
BEP = ----------P -VC
P = harga jual perunit
V = Biaya var perunit
FC= Biaya tetap
Tujuan Mencari Titik Impas :
• Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan =
biaya
• Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan
menimal yang harus diraih oleh perusahaan
• Mengawasi kebijakan penentuan harga
• Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah
mereka beroperasi dekat / jauh dari titik impas ?
Komputasi Titik Impas
• Titik Impas dapat dinyatakan secara matematis dengan
persamaan :
Penjualan = Biaya
• Dari contoh diatas dapat dicari BEP (dalam unit)
250.000 Q = 150.000 Q + 70.000.000 + 0
100.000 Q = 70.000.000
Q = 700 unit VCD
• Dinyatakan dalam penjualan :
700 unit x Rp. 250.000
Rp. 175.000.000
Komputasi Titik Impas (lanjutan..)
•
BEP = Biaya Tetap : Margin Contribusi/unit
= Rp. 70.000.000 : Rp. 100.000
= 700 unit VCD
• BEP = Biaya Tetap : Rasio margin contribusi
= Rp. 70.000.000 : 40%
= Rp. 175.000.000
Grafik BEP
Sales
Garis Pendapatan Total
DAERAH
RUGI
TITIK IMPAS
DAERAH LABA
Garis Biaya Total
Garis Biaya Tetap
Kuantitas
Ilustrasi Grafik dari Impas
Sumber dan Penerapan Dana Proforma
• Sumberdaya
–
–
–
–
Operasi.
Investasi baru.
Pinjaman jangka panjang.
Penjualan aset-aset.
 aplikasi:
 Meningkatkan aset.
 Pengunduran jangka
waktu pembayaran.
 Mengurangi ekuitas
pemilik dan pemegang
saham.
 Pembayaran deviden.
Contoh Sumber dan Penerapan
Dana Proforma
• <<Insert Table 10.9>>
Macam-macam rasio keuangan
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Profitabilitas
4. Rasio Aktivitas
Rasio Likuiditas
Mengukur kemampuan perusahaan dalam jangka pendek untuk
membayar obligasi-obligasi serta membayar pengeluaranpengeluaran kas yang tak terduga
Current Ratio =
Aktiva lancar
Hutang Jangka Pendek
Acid Test Ratio =
Aktiva lancar - Persediaan
Hutang Jangka Pendek
Rasio Solvabilitas
Mengukur kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam jangka
waktu yang lama
Hutang Jangka Panjang
Debt to Equity Ratio =
Modal
Hutang Jangka Panjang
Debt Ratio =
Jumlah Aktiva
Rasio Profitabilitas
Mengukur pendapatan atau kesuksesan operasi perusahaan dalam
jangka waktu tertentu
Return on Investment (RoI) =
Profit Margin atau Return on Sales =
Return on Equity =
Laba Bersih
Investasi
Laba Bersih
Pendapatan Bersih
Laba Bersih
Modal
Rasio Aktivitas
Mengukur aktivitas perusahaan dalam jangka waktu tertentu
Pendapatan Bersih
Inventory Turnover =
Persediaan
Fixed Assets Turnover =
Pendapatan Bersih
Aktiva Tetap
Piutang
Average Collection Period =
Pendapatan per Hari
Business Ratio
• Current ratio :
current assets/current liabilities
• Quick ratio :
Current assets – inventories
current liabilities
• Debt ratio :
Total debts/total assets
• Gross profit ratio :
Gross profit/sales
• Net profit ratio :
Net profit/sales
Business Ratio
• EBIT-to-interest ratio :
Earning Before Interest and Taxes
Interest expense
• Collection days :
Receivable
Annual sales/360
• Total asset turnover :
Sales/total assets
• Inventory turnover :
Sales/inventory
Business Ratio
• Inventory turnover days :
365/inventory turnover
• ROA (Return on Assets) :
Net profit/total assets
• ROE (Return on Equity) :
Net profit/equity
Materi Pelengkap :
OVERVIEW KEUANGAN DAN AKUNTANSI
• Bentuk Laporan Keuangan
• Neraca
• Laporan Laba Rugi
• Pertimbangan Harga Pokok Penjualan
• Analisis Laporan Keuangan
Bina Nusantara University
42
Bentuk Laporan Keuangan-1
1. Neraca (Balance Sheet)
Menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada suatu
titik waktu tertentu (biasanya di akhir tahun anggaran atau
akhir periode akuntansi)
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)
Menggambarkan volume kegiatan perusahaan selama
suatu periode waktu tertentu (biasanya selama satu tahun
anggaran atau satu periode akuntansi)
Bentuk Laporan Keuangan-2
3. Perhitungan Harga Pokok Penjualan
(Cost of Good Sold)
Laporan Keuangan yang menggambarkan rekapitulasi
biaya-biaya produksi yang terkandung pada produkproduk yang telah terjual selama suatu periode tertentu
44
Neraca -1
Neraca terdiri dari 2 bagian utama: Aktiva dan Pasiva
Aktiva
Rekapitulasi data tentang hak-hak perusahaan
Aktiva Lancar
Aktiva Tetap
Biasanya mengalami perubahan dalam jangka
waktu pendek (kurang dari satu tahun)
Biasanya mengalami perubahan dalam jangka
waktu pendek (kurang dari satu tahun)
Kas, Surat Berharga, Piutang, Persediaan,
Pembayaran di muka, dll
Tanah, Bangunan, Mesin/peralatan, dll
45
Neraca -2
Pasiva
Rekapitulasi data tentang kewajiban perusahaan
Hutang
Modal
Kewajiban kepada pihak lain
Hutang
Lancar
Hutang
Tetap
< 1 tahun
> 1 tahun
Hutang kepada
supplier, kredit
jangka pendek,
pajak yang
ditangguhkan dll
Kredit jangka
panjang dll
Kewajiban kepada pemilik perusahaan
Modal awal, modal tambahan, laba
46
Neraca -3
AKTIVA = PASIVA
atau
Aktiva Lancar + Aktiva Tetap= Hutang + Modal
atau
Aktiva Lancar + Aktiva Tetap
=
Hutang Lancar + Hutang Tetap + Modal Awal + Modal Tambahan + Laba
47
Neraca -4
AKTIVA
PASIVA
Kas
XXX.XXX,XX
Gaji yang Belum Dibayarkan
XXX.XXX,XX
Piutang
XXX.XXX,XX
Pajak yang Belum Dibayarkan
XXX.XXX,XX
Persediaan Produk Jadi
XXX.XXX,XX
Hutang Lain
XXX.XXX,XX
Persediaan Bahan Baku
XXX.XXX,XX
HUTANG JANGKA PENDEK
XXX.XXX,XX
AKTIVA LANCAR
XXX.XXX,XX
HUTANG JANGKA PANJANG
XXX.XXX,XX
Tanah
XXX.XXX,XX
Bangunan
XXX.XXX,XX
Hutang kepada Pemilik Saham
XXX.XXX,XX
Mesin dan Peralatan
XXX.XXX,XX
Akumulasi Laba Awal
XXX.XXX,XX
Kendaraan
XXX.XXX,XX
Laba Ditahan Tahun 2013
XXX.XXX,XX
Akumulasi Laba Akhir
XXX.XXX,XX
MODAL
XXX.XXX,XX
Akumulasi Depresiasi
(XXX.XXX,XX)
AKTIVA TETAP
XXX.XXX,XX
AKTIVA LAIN
XXX.XXX,XX
JUMLAH AKTIVA
XXX.XXX,XX
JUMLAH PASIVA
XXX.XXX,XX
48
Laporan Laba Rugi-1
Terdiri dari 3 bagian utama:
1. Hasil Penjualan (Sales)
2. Biaya (Costs/Expenses)
3. Rugi/Laba (Loss/Profit) : selisih antara hasil penjualan dan biaya
Terkadang dilengkapi dengan:
1. Pajak
2. dll
49
Laporan Laba Rugi-2
Pendapatan Bersih
XXX.XXX,XX
Harga Pokok Produksi
(XXX.XXX,XX)
Laba Kotor dari Pendapatan
XXX.XXX,XX
Biaya Pemasaran
XXX.XXX,XX
Biaya Administrasi
XXX.XXX,XX
Bunga Pinjaman
XXX.XXX,XX
(XXX.XXX,XX)
Laba Bersih dari Operasi
Pendapatan Non Operasi
XXX.XXX,XX
XXX.XXX,XX
Biaya Non Operasi
(XXX.XXX,XX)
Laba Bersih sebelum Pajak
XXX.XXX,XX
Pajak
(XXX.XXX,XX)
Laba Bersih setelah Pajak
XXX.XXX,XX
50
Perhitungan Harga Pokok Penjualan-1
Terdiri dari 5 bagian utama yaitu:
1. Biaya Bahan Langsung: nilai dari semua bahan yang masuk
dalam proses produksi dan menjadi bagian integral dari produk
jadi, dan telah terpakai selama periode waktu yang bersangkutan
2. Biaya Pekerja Langsung: gaji/upah/insentif dari semua pekerja
yang terlibat langsung dalam proses produksi
3. Biaya Pabrik Tak Langsung (Overhead): semua biaya yang
terjadi dalam pabrik dan tidak termasuk biaya bahan langsung
dan biaya pekerja langsung, seperti: biaya bahan tak langsung,
biaya pekerja tak langsung, depresiasi, asuransi dll
51
Perhitungan Harga Pokok Penjualan-2
4. Biaya Produk Setengah Jadi: biaya dari semua produk yang
setengah jadi (sudah mulai dikerjakan tapi belum selesai), yang
terpakai (diproses lanjut sampai selesai dan kemudian ikut terjual)
selama periode waktu yang bersangkutan
5. Biaya Produk Jadi: biaya dari semua produk jadi yang ikut terjual
selama periode waktu yang bersangkutan
52
Perhitungan Harga Pokok Penjualan-3
1
BIAYA BAHAN LANGSUNG
Persediaan awal
XXX.XXX,XX
Pembelian
XXX.XXX,XX
Bahan siap pakai
XXX.XXX,XX
Persediaan akhir
(XXX.XXX,XX)
Bahan terpakai
XXX.XXX,XX
2
BIAYA PEKERJA LANGSUNG
XXX.XXX,XX
3
BIAYA PABRIK TAK LANGSUNG
Bahan tak langsung
XXX.XXX,XX
Pekerja tak langsung
XXX.XXX,XX
Depresiasi bangunan
XXX.XXX,XX
Depresiasi Mesin/Peralatan
XXX.XXX,XX
Perawatan bangunan
XXX.XXX,XX
Pajak Bumi & Bangunan
XXX.XXX,XX
Asuransi
XXX.XXX,XX
XXX.XXX,XX
JUMLAH BIAYA PRODUKSI
XXX.XXX,XX
Perhitungan Harga Pokok Penjualan-4
JUMLAH BIAYA PRODUKSI
4
XXX.XXX,XX
PRODUK SETENGAH JADI:
Persediaan awal
XXX.XXX,XX
Persediaan akhir
XXX.XXX,XX
XXX.XXX,XX
HARGA POKOK PRODUKSI
5
XXX.XXX,XX
PRODUK JADI:
Persediaan awal
XXX.XXX,XX
Persediaan akhir
XXX.XXX,XX
XXX.XXX,XX
HARGA POKOK PENJUALAN
XXX.XXX,XX
54
Analisis Laporan Keuangan
ANALISIS
HORISONTAL
ANALISIS
VERTIKAL
ANALISIS
RASIO
Analisis sekumpulan laporan
keuangan selama beberapa
periode waktu (melihat
trendnya)
Analisis laporan keuangan
dengan menghitung
persentase besar setiap
komponennya terhadap
jumlah total
Analisis laporan keuangan
dengan menghubungkan
beberapa data terpilih dari
laporan keuangan
- Balance Sheet
(Neraca)
- Balance Sheet
(Neraca)
- Income Statement
(Laporan Laba/Rugi)
- Income Statement
(Laporan Laba/Rugi)
- Retained Earnings
Statement
- Likuiditas
- Profitabilitas
- Solvitabilitas
- Aktivitas
Contoh : UU No. 10 thn 1994 dan thn 2000 ttg Pajak Penghasilan
PAJAK
Pajak Karyawan &
Pajak Usaha
Perseorangan
Penghasilan 0 s/d Rp.25jt
Penghasilan 0 s/d Rp.50jt
Contoh PT.ABC thn 2010 ber
= 5%
= 10%
penghasilan bersih Rp.
Penghasilan 25jt s/d Rp.50jt Penghasilan 50jt s/d Rp.100jt
110.000.000
= 10%
= 15%
Rp. 50 jt x 10% = Rp.
Penghasilan 50jt s/d Rp.100jt Penghasilan diatas Rp.100jt
5.000.000
= 15%
= 30%
Rp. 50 jt x 15% = Rp.
Penghasilan 100jt s/d Rp.200jt
7.500.000
= 25%
Rp. 10 jt x 30% = Rp.
Penghasilan diatas Rp.200jt
3.000.000
= 35%
Total Pajak Ph =
Rp.15.500.000