download

Matakuliah
Tahun
: O0062 / Pengantar Ilmu Komunikasi
: September 2008
KOMUNIKASI BERDASARKAN JUMLAH PESERTA
Pertemuan 07
Materi
• Komunikasi Antarpribadi
• Komunikasi Kelompok
• Komunikasi Organisasi
• Komunikasi Massa
2
Bina Nusantara
TUJUAN
Mahasiswa dapat menjelaskan sifat dan
karakteristik
komunikasi
berdasarkan
jumlah peserta komunikasi.
3
Bina Nusantara
7.1. Pendahuluan
Komunikasi pada dasar dan umumnya mengandaikan orang lain.
Oleh karena itu, maka komunikasi dapat berlangsung dalam antara
priadi, kelompok, organisasi dan massa. Tingkat kedekatan dan
efek yang terjadi dalam masing-masing komunikasi ini berbeda
antara satu kategori dengan kategori yang lainnya. Demikianpun
tingkat partisipasi peserta dalam masing-masing kategori itu
berbeda. Dalam komunikasi antara pribadi misalnya, tingkat
partisipasi antara peserta sangat tinggi, namun tidak demikian
halnya dalam komunikasi massa. Dalam komunikasi masa
hubungan antara peserta baik komunikator dengan audience-nya
maupun antara audience itu sendiri bersifat anonim. Mereka tidak
memiliki ekspresi-ekspresi empati terhadap pesan tidak dapat
langsung diketahui.
Demikianpun dengan kategori komunikasi yang lainnya. Secara
lebih spesifik mengenai komunikasi berdasarkan jumlah peserta ini
akan dibahas satu persatu mulai dari komunikasi
Bina Nusantara
7.2. Komunikasi Antarpribadi
7.2.1.Pengertian
Komunikasi antarpribadi [interpersonal Communication] merupakan
komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka, antara dua orang
atau lebih baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang
[Wiryanto, 2006:32]. Menurut Everett M.Rgers [ibid.p.35) ada enam
karakteristik atau ciri komunikasi antarpribadi. Keenam ciri tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Arus pesan cenderung dua arah
Konteks komunikasinya dua arah
Tingkat umpa balik yang terjadi tinggi
Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas terutama selektivitas keterpaan
tinggi
5. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif lambat
6. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap
Bina Nusantara
7.2.2. Pendekatan Pemikiran Komunikasi Antarpribadi
7.2.2.1. Berdasarkan kompnen-komponen komunikasi
Bittner [ibid.p.32] mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi
berlangsung apabila pengirim menyampaikan informasi berupa
kata-kata kepada penerima dengan menggunakan suara manusia
[human voice). Sementara itu menurut Bernlund [ibid.] komunikasi
antarpribadi sebagai pertemun antara dua, tiga orang atau mungkin
empat orang yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur.
Beberapa ciri komunikasi antarpribadi menurut Bernlund;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bina Nusantara
Bersifat spontan
Tidak mempunyai struktur
Terjadi secara kebetulan
Tidak mengejar tujuan yang telah direncanakan
Identitas keanggotaan tidak jelas
Dapat terjadi hanya sambil lalu
7.2.2.2. Berdasarkan hubungan diadik
Komunikasi diadik adalah komunikasi diantara dua orang yang
mempuanyai hubungan yang mantap dan jelas, seperti antara
suami dan isteri dan lain sebagainya. Komunikasi diadik biasanya
bersifat spontan dan informal Partisipasi satu dengan yang lain
saling menerima umpan balik secara maksimal Partisipan berperan
secara fleksibel sebagai pengirim dan penerima. Namun setelah
orang ketiga bergabung dalam interaksi, berhentilah komunikasi
antarpribadi dan komunikasi antarpribadi itu menjadi komunikasi
kelompok kecil.
7.2.2.3. Berdasarkan Pengembangan
Komunikasi antarpribadi dilihat sebagai perkembangan dari
komunikasi impersonal pada satu sisi, menjadi komunikasi peribadi
atau intim sisi yang lain. Oleh karena itu, derajat hubungan
antarpribadi turut berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman
informasi yang dikomunikasikan, sehingga memudahkan perubahan
sikap.
Bina Nusantara
7.2.3. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi
Menurut Kumar (Ibid.p.36) efektivitas komunikasi antarpribadi mempunyai
lima ciri yakni:
1.
Keterbukaan
2.
Empati
3.
Dukungan
4.
Rasa positif
5.
Kesetaraan
7.3. Komunikasi Kelompok
7.3.1. Pengertian
Komunikasi antara kelompok merupakan komunikasi antara tiga orang
atau lebih yang berlangsung secara tatap muka. Menurut Michael Burgoon
(ibid.p.46) komunikasi antara kelompok adalah interaksi secara tatap muka
antara tiga orang atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui seperti
berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana
anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggotaanggota yang lain secara tepat.
7.3.2. Keikutsertaan Individu dalam Kelompok
Keikutsertaan individu dalam komunikasi kelompok disebabkan alasanalasan sebagai berikut.
Bina Nusantara
1.
2.
Solidaritas kelompok
Individu akan lebih mudah merubah sikap dalam kelompok di satu pihak dan pada pihak
yang lain keputusan-keputusan kelompok akan lebih diterima oleh individu.
3.
Kepercayaan besar yang diberikan oleh kelompok.
7.3.3. Karakteristik Unik Komunikasi Kelompok
7.3.3.1. Kepribadian kelompok
Kelompok memiliki kepribadian yang berbeda dengan kepribadian individu
7.3.3.2. Norma kelompok
Tiap kelompok memiliki sistim nilai dan konsep perilaku normatif mereka sendiri. Menurut
Napier dan Gershenfield seperti yang di kutip oleh Joseph A. DeVito (ibid. p.49) para
anggota kelompok akan menerima norma kelompok apabila; 1) anggota kelompok
menginginkan keanggotaan yang kontinyu dalam kelompok; 2) Pentingnya keanggotaan
kelompok; 3) kelompok bersifat kohesif; 4) keanggotaan seseorang dalam suatu kelompok
semakin penting; dan 5) pelanggaran kelompok dihukum dengan reaksi negatif dari
kelompok,
7.3.3.3. Kohesivitas kelompok
Faktor-faktor yang menentukan kohesivitas kelompok antara lain:
a. Perilaku normatif yang kuat ketika individu diidentikan ke dalam kelompok yang diakui
b. Lamanya menjadi anggota kelompok. Semakin lama seseorang menjadi anggota
kelompok akan memperlihatkan sifat kooperatif dan solidaritas yang tinggi.
7.3.3.4. Pemenuhan tujuan
7.3.3.5. Pergeseran risiko
Bina Nusantara
7.4. Komunikasi Organisasi
7.4.1. Pengertian komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal.
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu
sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Adapun
komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial yang
orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara
individual.
7.4.2. Arus Komunikasi Organisasi
7.4.2.1. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki
yang lebih rendah ke tingkat hierarki yang lebih tinggi.
7.4.2.2. Komunikasi ke bawah
Komunikasi kebawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki
yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah.
Bina Nusantara
7.4.2.3. Komunikasi lateral
Komunikasi lateral adalah pengiriman pesan antara
sesama.Pesan semacam ini bisa bergerak dibagian
yang sama di dalam organisasi atau mengalir
antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar
pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan
masalah. Hal ini dapat membantu organisasi untuk
menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang
lainnya, serta membangun semangat kerja dan
kepuasan kerja. Komunikasi lateral dapat membantu
mengkoordinasikan berbagai kegiatan di dalam
organisasi dan memungkinkan berbagai divisi untuk
mengumpulkan pengalaman serta keahliannya.
Bina Nusantara
7.5. Komunikasi Massa
7.5.1. Lahirnya komunikasi massa
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi antara
manusia. Komunikasi ini lahir seiring dengan penggunaan alat-alat
mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi.
Konsep komunikasi massa erat kaitannya dengan publistik. Dovifat
(ibid.p.67) mendefenisikan publistik sebagai segala usaha untuk
menggerakkan dan membimbing tingkah laku publik secara
rohaniah. Dovifat juga mengemukakan terdapat enam unsur pokok
publistik yakni;
a. Ditujukan kepada publik
b. Bersifat aktual
c. Berdasarkan norma
d. Persuasi dan koersif kolektif
e. Menggunakan pernyataan yang jelas dan mengesankan
f. Digerakan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian.
Bina Nusantara
7.5.2. Unsur-unsur komunikasi
Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur sumber
(source), pesan (message), saluran (channel),
penerima (receiver), serta efek (effect). Menurut Harold
D. Lasswell, unsur-unsur tersebut dapat digunakan
untuk memahami komunikasi massa. Berdasarkan
unsur-unsur tersebut di atas kita dapat
memformulasikan dalam bentuk pertannyaan;
a. Who
b. Says what
c. In Which Channel
d. To Whom
e. With What Effect
Bina Nusantara