download

Matakuliah
T h
Tahun
: Bahasa Indonesia dalam Psikologi
: 2010
Pendahuluan
Pertemuan 01
Diksi
Pertemuan 2
Sumber utama: Widjono Hs, Bahasa Indonesia Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian untuk Perguruan
Tinggi, Jakarta: Grasindo, 2007
Sumber pendukung: Rahayu, Minto, Bahasa Indonesia
di Perguruan Tinggi Mata Kulian Pengembangan
Kepribadan, Jakarta: Grasindo, 2007.
3
Tujuan
1.
2.
3.
Memahami pengertian diksi.
Memahami dan mengaplikasi syarat-syarat ketepatan
kata dalam paragraf komunikasi akademis
akademis.
Memahami dan mengaplikasi syarat-syarat
kesesuaian kata dalam paragraf untuk komunikasi
akademis.
1. Diksi (1)
1.1
Pengertian: diksi adalah ketepatan dan kesesuaian
pilihan kata
1.2
Ketepatan Kata
Ketepatan kata adalah penggunan diksi secara
benar, bermakna tunggal, bermakna tepat sehingga
menghasilkan kalimat yang efektif, dan tidak
menimbulkan p
perbedaan p
pemahaman.
1 Diksi (2)
1.
Syarat ketepatan kata:
(1) Membedakan makna denotasi dan konotasi dengan
cermat:
t d
denotasi
t i ((makna
k llugas d
dan tid
tidak
kb
bermakna
k
ganda), lazim digunakan dalam karangan ilmiah atau
esai akademis. Sedangkan konotasi (makna kias)
dapat menimbulkan makna yang bermacam-macam
bermacam macam,
lazim digunakan dalam pergaulan, untuk tujuan
estetika, kesopanan.
1.2 Syarat ketepatan kata (1)
(2) Membedakan kata yang hampir bersinonim, kata
yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah,
yaitu, merupakan, dalam pemakaiannya berbedabeda.
(3)
Membedakan kata yang mirip ejaannya, misalnya:
inferensi (kesimpulan) dan interferensi (saling
mempengaruhi), sarat (penuh, bunting) dan syarat
(ketentuan),
1 2 Syarat ketepatan kata (2)
1.2
(4)
Memaknai kata berdasarkan kamus; tidak
menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan
pendapat sendiri, makna kata dapat diketahui secara
pasti dan tepat dalam kamus, misalnya: modern
sering diartikan secara subjektif canggih menurut
kamus modern berarti terbaru, mutakhir, atau terkini;
canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu,
banyak mengetahui, bergaya intelektual.
1.2 Syarat ketepatan kata (3)
(5) Mencermati ketepatan imbuhan asing, jika
di l k
diperlukan,
h
harus memahami
h i makna
k d
dan
penggunaannya secara tepat, misalnya: dilegalisir
seharusnya
y dilegalisasi, koordinir seharusnya
y
koordinasi,
(6) Mencermati penggunaan kata-kata idiomatik, kata-kata
idiomatik berdasarkan pasangan yang benar
benar, misanya:
sesuai bagi (salah) seharusnya sesuai dengan,
1.2 Syarat ketepatan kata (4)
(7) Mencermati kata umum dan kata khusus
menggunakan kata umum dan kata khusus, secara
cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik
karangan ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus,
misalnya: mobil (kata umum) corolla (kata khusus,
sedan buatan Toyota).
(8) Mencermati perubahan makna kata misalnya: isu
(b h
(bahasa
IInggris
i issue
i
b
berarti
ti publikasi,
blik i kkesudahan,
d h
perkara) isu (dalam bahasa Indonesia berarti kabar
yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desasd
desus),
)
1.2 Syarat ketepatan kata (5)
((9)) Mencermati kelaziman kata bersinonim, menggunakan
gg
dengan cermat kata bersinonim (misalnya: pria dan
laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitab);
y bang
g dan bank, ke tahanan dan
berhomofoni ((misalnya:
ketahanan); dan berhomografi (misalnya: apel buah,
apel upacara; buku ruas, buku kitab).
(10) Mencermati
M
ti kkata
t abstrak
b t k dan
d kata
k t konkret
k k t
menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara
cermat, kata abstrak (konseptual, misalnya: pendidikan,
wirausaha, dan pengobatan modern).
Kata konkret atau kata khusus, misalnya: mangga
harum manis, sarapan, dan berenang).
1.3 Kesesuaian Kata (1)
Kesesuaian kata adalah pilihan kata yang bertujuan untuk
memelihara suasana agar tetap baik, santun dan sopan
sehingga menghasilkan bahasa yang baik, dan menjalin
keharmonisan hubungan
g sehingga
gg tidak merusak kerjasama,
j
kemitraan, dan persahabatan.
Syarat kesesuaian kata, kecermatan menggunakan:
(1) Ragam bahasa baku tanpa unsur nonbaku, misalnya:
hakikat (baku), hakekat (tidak baku), konduite (baku),
kondite (tidak baku),
(2) Kesantunan kata yang berhubungan dengan nilai
sosial, misalnya: kencing (kurang santun), buang air
kecil
((lebih santun),
), p
pelacur ((kasar))
tunasusila ((lebih
halus), Bapak-Ibu lebih santun daripada Anda.
12
1.3 Kesesuaian Kata (2)
(3) Kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna
dengan cermat, misalnya: sesuai bagi (salah),
sesuai dengan (benar),
(benar) bukan hanya…
hanya melainkan juga
(benar), bukan hanya… tetapi juga (salah), tidak
hanya…tetapi juga (benar).
(4) Kata bernuansa tertentu, misalnya: berjalan lambat,
mengesot, dan merangkak; merah darah, merah hati;
meminta secara paksa – merampas.
1.3 Kesesuaian Kata (3)
(5) Kata ilmiah untuk penulisan karangan
ilmiah/akademis, dan komunikasi nonilmiah (suratmenyurat,
t diskusi
di k i umum)) menggunakan
k kkata
t populer,
l
misalnya: argumentasi (ilmiah), pembuktian (populer),
psikologi (ilmiah), ilmu jiwa (populer)
(6) Kecermatan berbahasa tulis, kata kerja menggunakan
imbuhan: menulis, menuliskan, membaca,
membacakan bekerja,
membacakan,
bekerja mengerjakan,
mengerjakan dikerjakan; tanpa
unsur bahasa lisan yang hanya digunakan dalam
pergaulan, kata kerja tanpa imbuhan baca, kerja.
14
1.3 Kesesuaian Kata (4)
(7) Tidak menggunakan kata tanya yang tidak
menanyakan sesuatu: di mana, yang mana.
a. Universitas Bina Nusantara di mana kami kuliah,
kini berusaha keras menuju kelas dunia. (salah)
Seharusnya Universitas Bina Nusantara
Seharusnya,
Nusantara, tempat
kami kuliah, kini berusaha keras menuju
kelas dunia. Di mana Universitas Bina NUsantara
itu? (benar)
b. Sahabatku yang mana sangat baik kepadaku ketika
kuliah dulu sekarang menjadi pengusaha yang
sukses (salah) Sahabatku yang sangat baik
sukses.
kepadaku ketika kuliah dulu sekarang menjadi
pengusaha sukses. (benar)
15
1.3 Kesesuaian Kata (5)
b. Sahabatku yang mana sangat baik kepadaku ketika
kuliah dulu sekarang menjadi pengusaha yang
sukses. (salah) Sahabatku yang sangat baik kepadaku
ketika kuliah dulu sekarang menjadi pengusaha sukses
sukses.
(benar)
16