download

SIMULASI APLIKASI ANFIS (ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE
SYSTEM) TIRUAN PID PADA PENGENDALIAN
TINGGI PERMUKAAN AIR
Oyas Wahyunggoro dan Gideon Charles
Teknik Elektro UGM, Yogyakarta
email : [email protected]
Abstract
Application of the conventional method (PID method) in the control system has some limitation due to the
nonlinear and high order characteristic of the controllred plant, time delay and the disturbance from the
environment. The use of Artificial Neural Network and Fuzzy Logic was expected to overcome that limitation due to
the ability in mapping the nonlinier and multiple input-output data pairs. Artificial Neural Network makes the
knowledge by learning from some data pairs and save its knowledge to be used later. On the other hand, fuzzy system
need the expert in formulating its knowledge. ANFIS is a combination of two methods above.
The research was carried out with simulation using MATLAB. In this research, the the ANFIS controller was
optimized using PID controller supervised learning, then was applied to control water level. As a result, for normal
input, the ANFIS controller has the same performance as PID controller, but for noisy input, the ANFIS controller
has better performance than PID controller.
Keywords : Artificial Neural Network, Fuzzy System, ANFIS, PID System, Water Level Control System.
A. Pendahuluan
1.
Pengendali Logika Fuzi
Metode pengendalian dengan menerapkan
prinsip logika fuzi disebut FLC (fuzzy logic
controller). Cara kerja pengendali ini mirip
dengan seorang operator kendali, tidak
memperhatikan struktur internal plant, hanya
mengamati error sebagai selisih antara setpoint
dengan keluaran sistem dan mengubah setting
panel kendali untuk meminimalkan error tersebut.
Sebuah FLC terdiri atas unit fuzifikasi, basis
pengetahuan fuzi, mesin keputusan fuzi dan unit
defuzifikasi.
2.
Jaringan Saraf Tiruan
Seperti halnya jaringan saraf biologis,
jaringan saraf tiruan terdiri atas satuan-satuan
pemroses, yang berupa neuron. Setiap neuron
mendapat masukan dari neuron yang lain,
melakukan komputasi atas masukan terbobot,
kemudian memberikan keluarannya ke neuron
lain. Satu buah neuron dapat terhubung ke lebih
dari satu neuron lain.
Neuron menjumlahkan isyarat masukan
terbobot, kemudian menerapkan fungsi aktivasi
atas masukan neto.
Jaringan saraf tiruan terdiri atas lapisanlapisan, yang pada setiap lapisan terdapat
beberapa neuron. Jaringan saraf yang paling
sederhana adalah jaringan saraf lapis tunggal,
hanya terdiri atas lapisan masukan dan keluaran.
Jaringan saraf yang memiliki lebih dari dua
lapisan, disebut jaringan saraf lapis banyak.
Lapisan yang ada di antara masukan dan keluaran
disebut lapisan tersembunyi (hidden layer).
Keunggulan utama yang dimiliki oleh
jaringan saraf tiruan adalah kemampuan belajar.
Jaringan saraf dapat dilatih mengenali pola
masukan tertentu dan menyimpan pengetahuannya
dalam bentuk bobot-bobot. Pengetahuan tersebut
dapat digunakan lagi, dengan memberikan
masukan yang sama atau berbeda dengan masukan
sebelumnya.
Secara umum, pembelajaran pada jaringan
saraf tiruan dapat berupa pembelajaran terbimbing
(Supervised
learning)
dan
pembelajaran
takterbimbing (unsupervised learning).
Pada pembelajaran terbimbing diperlukan
"guru" yang berfungsi menentukan target bagi
jaringan dalam proses belajar. Jika keluaran
jaringan tidak sesuai dengan target, maka jaringan
akan
dilatih.
Algoritma
pembelajarannya
menggunakan perambatan balik yang merupakan
pengembangan dari aturan belajar delta (LMS)
yang menggunakan gradien galat untuk mengubah
parameter jaringan.
Pada pembelajaran takterbimbing, jaringan
belajar dari lingkungannya. Contoh jaringan saraf
yang menggunakan pembelajaran takterbimbing
ialah jaringan saraf koheren.
1
3.
Jaringan Saraf Adaptif
Berbeda dengan jaringan saraf tiruan,
jaringan adaptif terdiri atas simpul-simpul yang
terhubung oleh directional link. Pada directional
link tidak terdapat bobot atau parameter.
Parameter jaringan terdapat pada simpul-simpul
penyusunan jaringan. Ada dua jenis simpul yang
menyusun jaringan adaptif, yaitu :
1) simpul bujursangkar, yaitu simpul yang
keluarannya bergantung pada parameter
simpul dan aturan belajar yang ditetapkan
padanya, dan
2) simpul lingkaran yang tidak terdapat
parameter dan simpul hanya melakukan
operasi tertentu (penjumlahan, perkalian,
max, min, dan lain-lain) atas masukan
yangditerimanya.
Pembelajaran pada jaringan adaptif adalah
mengubah parameter simpul sehingga diperoleh
ukuran keluaran jaringan yang sesuai dengan
keluaran target.
4.
ANFIS
ANFIS adalah singkatan dari Adaptive
Neuro-Fuzzy Inference System atau Adaptive
Network Based Fuzzy Inference System. Dari katakata penyusunnya, ANFIS dapat diartikan sebagai
sistem inferensi fuzi berbasis jaringan saraf
adaptif, atau sistem inferensi fuzi berbasis
jaringan adaptif.
ANFIS adalah sistem inferensi fuzi yang
diimplementasikan dalam jaringan adaptif. Pada
ANFIS, parameter adalah fungsi keanggotaan
premis dan konsekuensi. Pembelajaran ANFIS
adalah pengubahan parameter fungsi keanggotaan
masukan dan keluaran. Pembelajaran ANFIS
dapat menggunakan algoritma perambatan balik
atau algoritma hybrid . Algoritma hybrid adalah
gabungan antara algoritma perambatan balik
dengan metode kuadrat terkecil (Least Squares
Estimate). Metode kuadrat terkecil digunakan
untuk menentukan parameter konsekuensi,
sedangkan perambatan balik digunakan untuk
memperbaharui bobot premis.
Fungsi alih pengendali dapat ditulis :
..................................(3)
dengan K adalah bati proporsional, Ti adalah
tetapan waktu integral, dan Td adalah tetapan
waktu diferensial.
B.
Implementasi ANFIS Tiruan PID
pada Pengendalian Tinggi Permukaan
Air
1.
Pengendali Logika Fuzi
Pada sistem kendali, sistem logika fuzi
digunakan sebagai pengendali yang memberikan
isyarat kendali ke plant yang dikendalikan. Pada
umumnya pengendali logika fuzi (fuzzy logic
controller) membangkitkan isyarat kendali
berdasar galat dan perubahan galat antara nilai
target dan nilai terukur. Struktur pengendali logika
fuzi ditunjukkan oleh gambar 1 sebagai berikut.
Gambar 1.
Sistem kendali
logika fuzi.
dengan
pengendali
Pada penelitian ini disimulasikan pengendali
logika fuzi dengan dua masukan, satu keluaran
yang masing-masing ada lima fungsi keanggotaan,
dan sistem inferensi fuzi Mamdani. Banyaknya
aturan ada 25. Masukan adalah peubah dengan
semesta wacana [-1,1] dan lima fungsi
keanggotaan Bell seperti terlihat di gambar 2.
5.
Pengendali PID
Pengendali PID mempunyai persamaan
hubungan masukan-keluaran sebagai berikut.
....(1)
Dalam ranah Laplace dituliskan sebagai berikut.
atau
....................(2)
Gambar 2.
Fungsi keanggotaan masukan error dan
error rate.
Parameter fungsi keanggotaan tersebut terdapat di
tabel 1.
Aturan fuzi yang digunakan disusun dalam
sebuah FAM (Fuzzy Allocation Map) seperti di
tabel 2.
2
pengendali PID konvensional, kemudian ANFIS
digunakan untuk mengendalikan plant.
Sebagai tiruan PID, ANFIS belajar
menirukan PID selama pelatihan. ANFIS yang
dihasilkan
kemudian
digunakan
untuk
membangkitkan isyarat kendali yang selanjutnya
dilolohkan ke plant. Konfigurasi ANFIS sebagai
tiruan PID saat pelatihan terlihat di gambar 4.
Tabel 1. Parameter masukan sistem fuzi.
Tabel 2. Fuzzy Allocation Map
Gambar 4.
Fungsi keanggotaan keluaran berupa lima
buah fungsi keanggotaan segitiga dengan semesta
wacana [-1,1], ditunjukkan di gambar 3.
Gambar 3.
Pelatihan ANFIS tiruan PID.
Dari hasil tuning PID didapatkan nilai K=1,
Ti = 2, dan Td = 0,2. Data pelatihan ANFIS
berjumlah 250 pasang data dengan setiap pasang
data terdiri atas [e(k) de(k) u(k)]. Data pengecekan
berjumlah sama dengan data pelatihan. Jumlah
parameter yang diperbaharui pada saat pelatihan
adalah 30 parameter taklinier dan 75 parameter
linier untuk fungsi keanggotaan Bell dan 20
parameter taklinier serta 75 parameter linier untuk
fungsi keanggotaan segitiga.
Kinerja pelatihan ANFIS dinyatakan dengan
akar rerata kuadrat galat (RMSE) antara target
pelatihan dan keluaran ANFIS.
Setelah ANFIS dilatih menirukan PID,
pengendali PID dilepas dan digunakan untuk
mengendalikan plant. Gambar 5 menunjukkan
konfigurasi ANFIS pada saat pengendalian.
Fungsi keanggotaan keluaran sistem
fuzi.
Parameter fungsi keanggotaan
adalah seperti terdapat di tabel 3.
keluaran
Tabel 3. Parameter fungsi keanggotaan keluaran.
Gambar 5.
ANFIS tiruan PID saat pengendalian.
Setelah dilatih ANFIS digunakan untuk
mengendalikan sistem tinggi permukaan air. Hasil
pengendalian
dengan
ANFIS
kemudian
dibandingkan dengan hasil pengendalian fuzi
konvensional dan PID sebagai "guru"-nya.
3.
Sistem Tinggi Permukaan Air
Sistem tinggi permukaan air
digambarkan sebagai berikut.
dapat
2.
Pengendali ANFIS
Kelebihan ANFIS adalah kemampuan
belajaran, seperti yang dimiliki oleh jaringan saraf
tiruan. Pengendali ANFIS dapat belajar dari
3
Pada pengendali ANFIS, fungsi keanggotaan
sebelum pelatihan terlihat di gambar 9 dan
sesudah pelatihan terlihat di gambar 10.
Gambar 6.
Sistem tinggi permukaan air.
Gambar 9.
Fungsi keanggotaan sebelum pelatihan.
Hubungan antara perubahan tinggi dan
perubahan aliran adalah resistansi R . Secara
matematis ditulis :
perubahan tinggi ( m)
R=
....................(4)
perubahan aliran ( m 3 / s )
Persamaan hubungan masukan-keluaran dapat
ditulis sebagai berikut.
Gambar 10. Fungsi keanggotaan sesudah pelatihan.
RC dh + h = Rqi ......................................(5)
dt
Kurva RMSE pelatihan ANFIS tiruan PID terlihat
di gambar 11.
Sistem tinggi permukaan air yang digunakan
dalam penelitian ini memiliki parameterparameter sebagai berikut.
Resistansi, R = 10 s/m2
Kapasitansi, C = 0,1963 m2
Bati katup, K v = 1.
C. Hasil dan Pembahasan
Hasil
pengendalian
menggunakan
pengendali logika fuzi konvensional terlihat di
gambar 7.
Gambar 11. Kurva RMSE pelatihan ANFIS tiruan
PID.
Keluaran plant terkendali PID (sebagai "guru")
terlihat di gambar 12.
Gambar 7.
Keluaran plant terkendali logika kabur
(fuzi) konvensional.
Hasil pengendalian plant berderau acak
untuk pengendali logika fuzi terlihat di gambar 8.
Gambar 12. Keluaran plant terkendali PID.
Keluaran plant terkendali ANFIS tiruan PID
terlihat di gambar 13.
Gambar 8.
Keluaran plant terkendali logika fuzi
untuk masukan berderau acak.
4
Gambar 13. Keluaran plant terkendali ANFIS tiruan
PID.
Keluaran plant terkendali PID untuk masukan
berderau acak terlihat di gambar 14.
Gambar 14. Keluaran plant terkendali PID untuk
masukan berderau acak.
Hasil keluaran plant terkendali ANFIS tiruan PID
untuk masukan berderau acak terlihat di gambar
15.
digunakan, dengan demikian kemampuan "pakar"
dalam menyusun pengetahuan fuzi sangat penting.
Untuk plant dengan masukan berderau
(gambar 8), hasil pengendalian dengan logika fuzi
konvensional lebih baik dari hasil pengendalian
dengan pengendali PID konvensional (gambar
14).
Gambar 9 dan 10 menunjukkan fungsi
keanggotaan sebelum dan sesudah pelatihan.
Secara makro, fungsi keanggotaan sebelum dan
setelah pelatihan hampir sama, tetapi secara mikro
berbeda, yaitu fungsi keanggotaan kedua pada
masukan 1 maupun masukan 2.
Kinerja pelatihan ANFIS dinyatakan dengan
akar rerata kuadrat galat (RMSE) antara target
pelatihan dan keluaran ANFIS seperti terlihat di
gambar 11.
Salah satu keunggulan sistem fuzi adalah
bersifat taklinier sehingga sesuai untuk
memodelkan sistem-sistem taklinier. Isyarat
kendali yang masuk ke plant tidak linier terhadap
galat yang diterima oleh pengendali. Penggunaan
ANFIS sebagai pengendali plant dengan masukan
berderau (gambar 15) dapat memberikan hasil
yang lebih baik dari pengendali PID (gambar 14).
Sedangkan untuk masukan tanpa derau hasil
pengendali ANFIS (gambar 13) sama dengan
pengendali PID (gambar 12) karena dilatih
menggunakan PID sebagai "guru"-nya.
D. Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
Gambar 15. Keluaran plant terkendali ANFIS tiruan
PID untuk masukan berderau acak.
Hasil dari gambar 7 menunjukkan bahwa
pengendali logika fuzi konvensional dapat
memberikan hasil yang cukup memuaskan pada
pengendalian sistem tinggi permukaan air. Hasil
pengendalian yang diperoleh hampir sama dengan
hasil pengendalian dengan pengendali PID
(gambar 12) ataupun pengendali ANFIS (gambar
13).
Hasil pengendalian dengan pengendali
logika fuzi konvensional bergantung pada
pengetahuan yang dimiliki oleh sistem fuzi yang
ANFIS memiliki kemampuan belajar dari
data, seperti yang dimiliki oleh jaringan saraf
tiruan.
ANFIS dapat digunakan sebagai pengendali
sistem tinggi permukaan air.
ANFIS dapat belajar menirukan pengendali
PID, kemudian ANFIS dapat digunakan
untuk menggantikan pengendali PID sebagai
"guru"-nya.
Hasil pengendali ANFIS tiruan PID tidak
lebih baik dari pengendali PID sebagai
"guru"-nya untuk masukan biasa, namun
untuk masukan berderau hasil pengendali
ANFIS dapat lebih baik dari pengendali PID.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Fuzzy Logic Toolbox User Guide.
The Mathworks, Inc. Apple Hill Drive,
Natick.
Fauset, L. 1994. Fudamental of Neural Network,
Algorithm and Application. Prentice Hall,
Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.
Hanselman, D. Littlefield, B. 1996. Mastering
Matlab, A Comprehensive Tutorial and
5
Reference. Prentice Hall, Upper Saddle
River, New Jersey.
Jacquet, R.G. 1981. Modern Digital Control
System. Marcel Dekker, Inc. 70 Madison
Avenue, New York.
Ogata, K. 1990. Modern Control Engineering.
Prentice Hall, Inc., New Jersey.
Olsson, G., Piani, G. 1992. Computer Systems for
Automation and Control. Prentice Hall
International (UK) Ltd.
Tarsimin. 2001. "Simulasi ANFIS dalam Sistem
Kendali". Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik UGM.
Wang, L.X. 1997. A Course in Fuzzy System and
Control. Prentice Hall, Inc. Upper Saddle
River. New Jersey.
Widrow, B., Stearns, S.D. 1985. Adaptive Signal
Processing. Prentice Hall Inc, Englewood
Cliffs, New Jersey.
6