Matakuliah : L0022 – Filsafat Ilmu dan Logika Tahun : 2007 BAB V FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGANNYA Pertemuan 05 Tujuan: Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan sejarah, esensi, aliran-aliran Filsafat Ilmu Pengetahuan dan perkembangannya Bina Nusantara Filsafat Ilmu dalam Kerlingan Sejarah • Emansipasi, kebebasan, otonomi pribadi dan otoritas ratio: nilai yang diagungkan manusia barat sejak ranaisans (abad 15), Aufklaerung (abad 18), abad modern (abad 19-20) bahkan hingga era kontemporer saat ini. Nilai-nilai ilmu pengetahuan terus dieksplorasi (tidak terlepas dari peran para filsuf sejak Copernicus hingga sekarang). Bina Nusantara • Banyak teori, orbitan ilmu, paradigma kelimuan terus berkembang sampai melahirkan teknologi sebagai anak kandung ilmu pengetahuan. • Kemajuan Iptek menerbitkan optimisme bagi masa depan manusia yang lebih baik/cerah. Teori Auguste Comte tentang 3 tahap perkembangan ilmu: teologismetafisis-positif (riil) berkembang dan jadi panutan manusia di planet bumi ini. Bina Nusantara • Esensi Filsafat Ilmu Esensi Filsafat ilmu ditentukan oleh fondasi/landasan yang menimbulkan eksistensi ilmu: – Ontologi = cabang filsafat yang menyelidiki hakikat ada sesuatu (termasuk idealisme, spiritualisme, materialisme, dualisme, pluralisme). – Epistemologi = cabang filsafat yang menyelidiki sarana/media dan tata cara/teknik mencapai pengetahuan dan indikator mana saja yang menunjukkan karakter kebenaran ilmiah itu (empirisme, rasionalisme, kritisisme, positivisme, fenomenologi, filsafat bahasa, logika, matematika dan metodologi). Bina Nusantara – Aksiologi: cabang filsafat yang mempelajari nilai/manfaat ilmu pengetahuan secara umum. Jadi, mempertanyakan asas manfaat dari penggunaan ilmu pengetahuan itu. Secara umum: Ilmu Pengetahuan harus mendatangkan manfaat etispraktis bagi manusia dan dunia (segala produk ilmu pengetahuan yang merusak manusia, ditolak secara tegas). Bina Nusantara Aliran-Aliran Filsafat Ilmu Pengetahuan • Rasionalisme (Descartes, Spinoza, Leibnitz): – Akal sumber pengetahuan – Andalkan metode deduksi • Empirisme (John Locke, Barkley, Hume): – Pengalaman empiris sumber pengetahuan yang benar – Andalkan metode induksi Bina Nusantara • Kritisisme (Imanuel Kant) – Mendamaikan rasionalisme dan empirisme – Membedakan 3 jenis pengetahuan: • Analitis (predikat termuat dalam Subjek).Misalnya: Segitiga punya 3 sudut. • Sintetis-Aposteriori (predikat dihubungkan dengan subjek setelah melewati pengalaman indrawi). Misalnya: Mery sudah ada di kelas. • Sintetis Apriori: akal budi dan pengalaman indrawi bekerja serentak. Misal: 5 + 5 = 10. Bina Nusantara Perkembangan Filsafat Ilmu • Filsafat Ilmu terus berkembang dan tak lepas dari konteks masyarakat dunia yang dinamis dan plural. Maka, tak boleh tertutup, mesti terbuka untuk kritik agar tak tinggal dalam dogma yang anakronistik. • Terus mengembangkan metode dan strategi dalam mencari arah baru pengembangan ilmu pengetahuan • Namun tetap berpegang teguh pada nilai etis-moral dan metodis-ilmiah. • Membuka diri untuk saling menyapa antarilmu • Perlu kerjasama antardisiplin ilmu Bina Nusantara
© Copyright 2024 Paperzz