download

Matakuliah
Tahun
: S0084 / Teori dan Perancangan Struktur Beton
: 2007
PERENCANAAN PENULANGAN BALOK
TPertemuan 10
Learning Outcomes
Mahasiswa akan dapat menghasilkan perencanaan
penulangan lentur balok T
Bina Nusantara
Outline Materi
•
•
•
•
•
Bina Nusantara
Lebar sayap balok T
Tegangan dan regangan pada penampang
Lokasi Garis Netral
Kapasitas Penampang
Kebutuhan Luas Tulangan
Lebar Efektif Balok T
bE
bE
bE
hr
bW
Lo
Gambar 2.1
Bina Nusantara
b
Lo
Lebar efectif balok T
b
Lebar Efektif Balok T
Menurut SK-SNI-T-15-1991-03
Lebar Efektif Balok T yang mempunyai 2 sisi adalah
nilai minimum dari
a.
Seperempat bentang balok
b.
L
be 
4
Delapan kali tebal pelat
be  8  h f
c.
Setengah Jarak Bersih dari balok yang
bersebelahan
be 
Bina Nusantara
L0
2
Lebar Efektif Balok T
Lebar efektif balok T yang mempunyai 1 sisi adalah
nilai minimum dari
a.
Seperduabelas dari bentang balok
be 
b.
L
12
Enam kali tebal pelat
be  6  h f
c.
Setengah Jarak bersih dari badan balok yang
bersebelahan
L0
be 
2
Bina Nusantara
PRINSIP PENULANGAN BALOK T
(1). Prinsip penulangan balok T sama dengan
penulangan balok segi empat
(2). Ada dua kasus yang mungkin terjadi yaitu
(garis netral terletak di sayap dan garis netral
terletak di badan.
(3). Kasus Garis Netral terletak di sayap 
Penulangan sama dengan balok segi empat
dengan dimensi be x h
(4). Kasus Garis Netral terletak di badan 
Diagram tegangan beton terdiri atas 2
komponen yaitu pada daerah sayap dan pada
daerah badan.
(5). Biasanya Garis Netral terletak di Sayap.
Bina Nusantara
BALOK T – GARIS NETRAL DI BADAN
(1) Garis Netral
Lokasi
garis
netral
didapat
berdasarkan
keseimbangangaya arah Horisontal pada penampang
dengan mengasumsikan tegangan pada tulangan
tarik sama dengan tegangan leleh fy dan tegangan
pada tulangan tekan sama dengan f’s
H  0
C c  C s  Ts  0
Cc  C f  C w
C f  0.85  f c'  be  bw   h f  c
C w  0.85  f c'  bw  1  c
0.85  f c'  be  bw   h f  c  0.85  f c'  bw  1  c  A' s  f ' s  As  f y  0
c
Bina Nusantara
As  f y  As'  f s'
0.85  f c'  be  bw   h f  0.85  f c'  bw  1
BALOK T – GARIS NETRAL DI BADAN
Dimana
f s'   s'  E s
 s'  0.003
c  d '
c
c  d ' E
f s'  0.003
c
Jika dilai f’s dimasukkan ke dalam persamaan untuk
menghitung nilai c akan didapat persamaan kuadrat
Lokasi garis netral dapat di tentukan dengan rumus
ABC
Bina Nusantara
BALOK T – GARIS NETRAL DI BADAN
(2). Pemeriksaan Asumsi Keruntuhan
Asumsi tegangan pada tulangan tarik sama dengan
tegangan leleh fy dan pada tulangan tekan belum
mencapai tagangan leleh harus diperiksa dengan
menghitung regangan yang terjadi pada kedua
tulangan
Regangan pada Tuangan Tarik
 s  0.003 
d  c  harus lebih besar atau sama dengan
c
fy
Es
Regangan pada Tuangan Tekan
c  d ' harus lebih kecil dari
 ' s  0.003 
c
fy
Es
Jika tidak terpenuhi, maka diambil asumsi lain (
sama seperti kasus penulangan balok segi empat)
Bina Nusantara
BALOK T – GARIS NETRAL DI BADAN
(3). Kapasitas Momen Penampang (Mn)
Kapasitas Momen penampang dihitung dengan
menghitung statis momen terhadap sembarang titik
di penampang. Misalnya terhadap lokasi tulangan
tarik.
hf

1  c 

'

M n  0.85  f  bw  1  c   d 
  0.85  f c  h f  be  bw    d 
2
2



'
c
Bina Nusantara

  As'  f ' s d  d '

LANGKAH PENULANGAN BALOK T
(1). Tentukan Nilai Mu dan Momen Perlu Mn
Mn 
Mu

(2). Tentungan Rasio Tulangan Tekan dan Tarik 
(3). Asumsikan Luas Tualangan Tarik ( As)
Berdasarkan nilai  tentukan Luas Tulangan Tekan
A'    As
(4). Asumsikan Kondisi Keruntuhan Penampang
Mis : Tulangan Tarik Leleh  fs = fy
Tulangan Tekan Belum  f’s = s * Es
Bina Nusantara
LANGKAH PENULANGAN BALOK T
(5). Asumsikan lokasi garis netral (di sayap atau di
badan)
(6). Hitung lokasi garis netral ( c ) berdasarkan
keseimbangan gaya arah Horisontal
(7). Periksa apakah lokasi garis netral sesuai dengan
asumsi pada point (6). Jika tidak kembali ke point
(6) dan ubah asumsi.
(8). Periksa asumsi keruntuhan Penampang pada
langkah (4) dengan menghitung nilai regangan
pada tulangan tarik dan tulangan tekan.
Bina Nusantara
Jika asumsi keruntuhan penampang salah, kembali
ke langkah (4) dengan membuat asumsi kondisi
keruntuhan yang baru
(9). Hitung Kapasitas Momen Penampang (Mn) Dengan
LANGKAH PENULANGAN BALOK T
Menghitung Statis Momen terhadap titik tertentu di
penampang.
(10). Periksa apakah tulangan memadai.
Jika M n 
Mu

Nilai As terlalu besar, Kembali ke
langkah (3) dengan mengambil nilai As yang lebih
kecil
Jika M n 
Mu

Nilai As terlalu kecil, Kembali ke
langkah (3) dengan mengambil nilai As yang lebih
besar
(11). Periksa Terhadap Tulangan Minimum dan Tulangan
Maksimum
Bina Nusantara
CONTOH SOAL
Balok yang menahan pelat lantai dengan tebal 12
cm, mempunyai lebar 30 cm dan bentang 8 m. Jarak
antara balok 4 m.
Jika Beban mati yang ditahan oleh balok T tersebut
adalah 2 t/m dan beban hidup 1.5 t/m, Hitung
kebutuhan penulangan balok T tersebut untuk
tulangan tunggal.
Mutu beton = K-350 dan mutu tulangan U-40
Bina Nusantara