download

Matakuliah
Tahun
: S0084 / Teori dan Perancangan Struktur Beton
: 2007
PENULANGAN LENTUR KOLOM UNIAKSIAL
PENAMPANG DENGAN TULANGAN PADA
DUA SISI
Pertemuan 18
Learning Outcomes
Mahasiswa akan dapat mendesign penulangan
lentur kolom uniaksial penampang dengan
tulangan pada dua sisi
Bina Nusantara
Outline Materi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Bina Nusantara
Tipe-tipe kolom
Gaya gaya yang bekerja
Kombinasi Pembebanan
Faktor reduksi kekuatan
Mutu Bahan
Tegangan pada beton dan tulangan
Garis Netral
Kapasitas Penampang pada kondisi seimbang
Diagram Interaksi
Tulangan Minimum
Tulangan Maksimum
DIAGRAM INTERAKSI
(1) Jika pada suatu penampang kolom
dilakukan analisis untuk
mendapatkan nilai Pn dan Pn*e pada
berbagai nilai eksentrisitas mulai
dari eksentrisitas = 0 sampai
dengan tak hingga, akan didapat
suatu Kurva yang disebut dengan
Diagram Interaksi.
(2) Pada kasus dimana nilai
eksentrisitas tidak terhingga,
Kapasitas momen penampang
dihitung sama seperti menghitung
kapasitas momen pada balok.
Bina Nusantara
DIAGRAM INTERAKSI
(3) Diagram interaksi adalah uniq untuk
setiap penampang.
(4) Jika kita memiliki kurva diagram
inetraksi suatu penampang, dan
juga gaya Aksial Pu dan Momen Mu
yang akan bekerja, jika setelah di
plot koordinat (Mu,Pu) berada di
luar diagram interaksi, maka
penampang tersebut tidak kuat
menahan gaya tersebut, demikian
sebaliknya.
Bina Nusantara
DIAGRAM INTERAKSI
(5) Jika Pu < Pb, maka yang terjadi
adalah keruntuhan Tarik,
sedangkan jika Pu > Pb akan terjadi
keruntuhan tekan
Bina Nusantara
DIAGRAM INTERAKSI
Bina Nusantara
LANGKAH PEMBUATAN DIAGRAM
INTERAKSI – TULANGAN 2 SISI
(1). Hitung Po

P0  0.85  0.85  f c'  Ag  Ast   f y  Ast
Bina Nusantara

LANGKAH PEMBUATAN DIAGRAM
INTERAKSI – TULANGAN 2 SISI
(2). Menghitung Pb dan Mb
(2.a) Menghitung lokasi Garis netral
cb 
0.003
fy
Es
d 
 0.003
600
d
f y  600
(2.b) Tegangan pada tulangan tarik
f ' s   s'  E s  f y
cb  d '
 
 0.003
cb
'
s
cb  d '
f ' s  600 
 fy
cb
Bina Nusantara
LANGKAH PEMBUATAN DIAGRAM
INTERAKSI – TULANGAN 2 SISI
(2.c) Menghitung Cc
C c  0.85  f c'   1  cb  b
(2.d) Menghitung Ts
Ts  As  f y
(2.e) menghitung C’s
C s  A' s  f ' s  As'  0.85  f c'
f ' s   s'  E s  f y
cb  d '
 
 0.003
cb
'
s
(2.f). Menghitung Pb
Pb  C c  C s  T
(2.g). Menghitung Mb
Bina Nusantara
h
 h 0.85  cb 
h


Pb  eb  C c   
  C s    d '   Ts   d  
2
2
2


2

LANGKAH PEMBUATAN DIAGRAM
INTERAKSI – TULANGAN 2 SISI
3. Menghitung M0
(3.a) Garis Netral
Lokasi
garis
netral
didapat
berdasarkan
keseimbangangaya arah Horisontal pada penampang
dengan mengasumsikan tegangan pada tulangan
tarik sama dengan tegangan leleh fy dan tegangan
pada tulangan tekan sama dengan f’s
H  0
C c  C s  Ts  0
Cc  C f  C w
C f  0.85  f c'  be  bw   h f  c
C w  0.85  f c'  bw   1  c
0.85  f c'  be  bw   h f  c  0.85  f c'  bw   1  c  A' s  f ' s  As  f y  0
c
Bina Nusantara
As  f y  As'  f s'
0.85  f c'  be  bw   h f  0.85  f c'  bw   1
LANGKAH PEMBUATAN DIAGRAM
INTERAKSI – TULANGAN 2 SISI
Dimana
f s'   s'  E s
 s'  0.003
c  d '
c
c  d ' E
f s'  0.003
c
Jika dilai f’s dimasukkan ke dalam persamaan untuk
menghitung nilai c akan didapat persamaan kuadrat
Lokasi garis netral dapat di tentukan dengan rumus
ABC
(3.b). Pemeriksaan Asumsi Keruntuhan
Bina Nusantara
Asumsi tegangan pada tulangan tarik sama dengan
tegangan leleh fy dan pada tulangan tekan belum
mencapai tagangan leleh harus diperiksa dengan
menghitung regangan yang terjadi pada kedua
tulangan
LANGKAH PEMBUATAN DIAGRAM
INTERAKSI – TULANGAN 2 SISI
Regangan pada Tuangan Tarik
s

d  c
 0.003 
harus lebih besar atau sama dengan
c
fy
Es
Regangan pada Tuangan Tekan
 's
c  d ' harus lebih kecil dari
 0.003 
c
fy
Es
Jika tidak terpenuhi, maka diambil asumsi lain (
sama seperti kasus penulangan balok segi empat)
Bina Nusantara
LANGKAH PEMBUATAN DIAGRAM
INTERAKSI – TULANGAN 2 SISI
(3.c). Kapasitas Momen Penampang (Mn)
Kapasitas Momen penampang dihitung dengan
menghitung statis momen terhadap sembarang titik
di penampang. Misalnya terhadap lokasi tulangan
tarik.
h

1  c 

'
M n  0.85  f  bw   1  c   d 
  0.85  f c  h f  be  bw    d 
2 
2


'
c
Bina Nusantara