download

PENGENDALIAN KUALITAS
Anom Yudistira
E-mail: [email protected]
Kode Matakuliah
Pertemuan
: I0092 – Statistik Pengendalian Kualitas
:6
Anom Yudistira
1/30
Bentuk Khusus dari Bagan Kendali
Variabel
• Ada beberapa bentuk-bentuk khusus dari
bagan kendali variabel, yang dirancang
untuk digunakan pada situasi-situasi yang
khusus. Ada tiga bagan yang akan dibahas
yaitu:
– Bagan – S
– Bagan Delta
– Bagan X- Range Bergerak (X – Moving Range)
Click
Anom Yudistira
2/30
Bagan - S
• Pada ukuran sampel yang kecil (n<11) bagan
Range sudah cukup efisien untuk memonitor
keragaman antar sampel. Pada ukuran sampel
yang lebih besar (n>10) bagan-S (Standard
Deviation Chart) adalah lebih efisien
• Jadi pada ukuran sampel lebih dari 10, bagan
kendali-X digunakan berpasangan dengan bagan
kendali-S
Click
Anom Yudistira
3/30
Bagan - S
• Data dikumpulkan dengan cara yang sama seperti
membuat bagan kendali-R, kecuali perhitungan R
diganti dengan menghitung simpangan baku S, dan
kemudian menghitung rata-rata S dengan rumus
sebagai berikut:
Click
Anom Yudistira
4/30
Bagan - S
• Batas Kendali untuk bagan-S dihitung
sebagai berikut
Click
Nilai B3 dan B4 diperoleh dari Tabel
Anom Yudistira
5/30
Teladan untuk Bagan-X dan S
• 36 sampel masing-masing terdiri dari dari 15 pengamatan
dikumpulkan dari suatu proses. Rataan sampel & simpangan
baku sampel dihitung dan diperoleh sebagai berikut
Nomor Rata-rata Simpangan
Sampel Sampel Baku
Click
1
2
3
4
5
.
.
34
35
36
Rataan ->
92,28
102,59
104,67
105,43
99,99
.
.
101,56
101,23
91,24
100,16
Anom Yudistira
7,65
3,19
5,33
7,22
7,58
.
.
10,05
13,15
9,16
9,12
Rataan umum dan rataan simpangan baku juga dihitung
6/30
Teladan untuk Bagan-X dan S
Simpangan baku sampel
Standard
deviation
Sigma Control Chart
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
1
6
11
16
21
26
31
36
Std-dev
LCLs
Sbar
UCLs
Subgroup number
Click
• Kemudian bagan kendali S dibuat. Catatan: Bagan Kendali X
pasangannya dicari dengan rumus
Anom Yudistira
7/30
Bagan Delta – suatu bentuk
khusus bagan kendali variabel
• Bagan Delta adalah bentuk khusus bagan X-bar,
yang digunakan jika suatu proses yang sama
memproduksi tipe “item” yang berbeda, dalam
jangka waktu produksi yang pendek. Misalnya
proses cuting, melakukan pemotongan pipa
dengan 3 macam panjang yang berbeda. Jika
ragam sebaran 3 macam panjang tersebut relatif
sama, maka sebuah bagan delta dapat digunakan
dibanding membuat bagan X-bar terpisah untuk
masing-masing panjang. Dengan cara yang sama
Click
juga dilakukan untuk bagan rangenya.
Anom Yudistira
8/30
Bagan Delta – suatu bentuk
khusus bagan kendali variabel
• Dalam menggunakan bagan delta, sampel diambil dan
diukur persis sama seperti dalam membuat bagan Xbar. Akan tetapi perbedaan antara besarnya ukuran
dan nilai target juga dicatat. Terakhir ini disebut
statistik Delta.
Click
Anom Yudistira
9/30
Bagan Delta – suatu bentuk
khusus bagan kendali variabel
• Bagan Delta dibuat persis sama dengan
membuat bagan x-bar, hanya saja data yang
digunakan adalah statistik delta tersebut.
• Bagan Delta digunakan memantau proses
dalam hanya seperangkat grafik, walaupun
ada beberapa tipe pergeseran nilai target
(dalam jangka pendek)
Click
Anom Yudistira
10/30
Bagan X-Range Bergerak – suatu
bentuk khusus bagan kendali variabel
• Bila ukuran sampel yang dapat diambil hanya 1, maka
range sampel tidak dapat diperoleh, yang mana diperlukan untuk membuat bagan range dan untuk menghitung
batas-batas kendali bagan x-bar. Bila demikian kasus
yang dihadapi maka bagan x (atau individual) dan
bagan - range bergerak (moving range) yang mesti
digunakan.
• Misalnya seorang atlet lari bermaksud untuk memonitor kinerjanya pada standar pelatihan tertentu. Catatan
waktu larinya adalah sebuah sampel berukuran 1, disini
Click
bagan x dan range bergerak yang akan digunakan
Anom Yudistira
11/30
Bagan X-Range Bergerak – suatu
bentuk khusus bagan kendali variabel
• Nilai Range dihitung dengan cara mencari
selisih absolut antara dua pengamatan yang
berturutan.
Click
Anom Yudistira
12/30
Teladan Bagan X-Range Bergerak
Click
Anom Yudistira
13/30
Bagan Kendali Atribut
• Bagan Kendali Atribut: digunakan untuk
karakteristik produk yang dievaluasi dengan ukuran diskret
(lolos/gagal, ya/tidak, baik/buruk, jumlah cacat)
– Contoh Bagan Kendali Atribut
•
•
•
•
Bagan p
Bagan np
Bagan c
Bagan u
Click
Anom Yudistira
14/30
Bagan Kendali Atribut
• Proses pengumpulan data (paling sedikit 25 sampel)
adalah sama, baik untuk bagan kendali atribut
maupun variabel (lihat kembali pertemuan sebelumnya).
Perbedaan hanya terletak pada tipe datanya (atribut
vs. variabel) dan ukuran sampel yang diperlukan.
Bagan Kendali atribut umumnya memerlukan ukuran
sampel yang lebih besar (30 – 100+). Interpretasi
atas sinyal yang diberikan oleh bagan kendali atribut
sama seperti pada bagan kendali variabel.
• Pertama-tama akan dibahas bagan kendali p dan np
Click
yang didasari pada sebaran binomial.
Anom Yudistira
15/30
Proporsi Unit Cacat
(Defective) atau Bagan - p
• Bagan p digunakan untuk mengendalikan proporsi
item cacat pada sebuah sampel yang diambil dari
suatu proses. Pada bagan p ukuran sampel boleh
tidak sama, tetapi untuk membuat agar batas
kendali sama untuk setiap sampel, maka sebaiknya
ukuran sampelnya dibuat sama.
• Rata-rata proporsi cacat pada 25-30 sampel yang
diambil dari suatu proses tertentu digunakan untuk
menghitung batas-batas kendali, dinotasikan
dengan
Click
Anom Yudistira
16/30
Proporsi Kecacatan
(Defective) atau Bagan - p
• Garis tengah bagan kendali-p adalah
• UCL dan LCL dihitung dengan persamaan
Click
Anom Yudistira
17/30
Teladan Bagan - p
Click
Anom Yudistira
18/30
Jumlah Unit Cacat atau
Bagan - np
• Bagan – np digunakan untuk mengendalikan jumlah
item yang cacat pada suatu sampel yang berukuran
tetap, yang diambil dari suatu proses.
• Rata-rata banyaknya cacat (dinotasikan dengan
)
dari 25-30 sampel yang diambil dari suatu proses
untuk mendapatkan batas-batas kendali, dihitung
dengan rumus berikut
Click
Anom Yudistira
19/30
Jumlah Cacat atau
Bagan - np
• Garis tengah bagan-np adalah
• UCL dan LCL dihitung dengan rumus berikut,
• Keuntungan menggunakan bagan-np dibanding
bagan-p adalah kesederhanaannya. Operator lebih
mudah memahami bagan-np dan lebih mudah
menggunakannya, karena tidak perlu menghitung
Click
proporsi cacat setiap kali sampel diambil.
Anom Yudistira
20/30
Teladan Bagan - np
Click
Anom Yudistira
21/30
Bagan Kendali Atribut
untuk Cacat-cacat (Defects)
• Tipe kedua dari bagan atribut yang akan dibahas
disini adalah bagan-c dan u, yang didasari pada
sebaran Poisson. Kedua bagan kendali ini digunakan
untuk memantau cacat-cacat (defects) bukan unit-unit
cacat (defective units)
• Perhatikan kasus berikut: Suatu proses dipan-tau
dengan menggunakan bagan p dan np. Pelanggan
dianggap akan menerima produk yang dihasilkan bila
mengandung tidak lebih dari 4 cacat minor (cacatClick
cacat) pada produk itu
Anom Yudistira
22/30
Bagan Kendali Atribut
untuk Cacat-cacat (Defects)
• Misalkan dari sampel pertama yang diambil ternyata
rata-rata jumlah cacat-cacat=0. Maka 0 diplot pada
bagan-p. Sampel kedua rata-rata jumlah cacat-cacat
=1 tetapi tak satupun produk pada sampel tersebut
mengandung lebih dari 4 cacat-cacat (karena itu p=
0). Maka 0 juga diplot pada bagan-p. Sampel
ketiga, keempat dan kelima berturut-turut rataan
jumlah cacat-cacatnya adalah 2, 3, dan 4. Karena itu
juga diplot 0 pada bagan-p
• Dapat diamati bahwa rata-rata jumlah cacat-cacat
Click
cendrung terus meningkat, tetapi bagan-p tidak
memberikan indikasiAnom
kecendrungan
ini
Yudistira
23/30
Bagan - c
• Bagan-c digunakan untuk mengendalikan rata-rata
jumlah cacat-cacat pada sampel berukuran tetap yang
diambil dari suatu proses. Bagan-c akan memberikan bukti adanya kecendrungan menaik pada ratarata jumlah cacat-cacat dari kasus terdahulu.
• Rata-rata jumlah cacat-cacat dari 25-30 sampel yang
diperoleh dari suatu proses yang digunakan untuk
mendapatkan batas-batas kendali, dinotasikan dengan
Click
Anom Yudistira
24/30
Bagan - c
• Garis tengah (CL, center line) bagan-c adalah
• UCL dan LCL dihitung sebagai berikut,
Click
Anom Yudistira
25/30
Teladan Bagan - c
Click
Anom Yudistira
26/30
Bagan - u
• Bagan-u digunakan untuk mengendalikan rata-rata
jumlah cacat-cacat pada sampel dengan ukuran yang
tidak sama yang diambil dari suatu proses
• Rata-rata jumlah cacat-cacat per unit dari 25-30
sampel yang diperoleh dari suatu proses yang
digunakan untuk mendaptakan batas-batas kendali,
dinotasikan dengan
Click
Anom Yudistira
27/30
Bagan - u
• Garis tengah (CL, center line) bagan-u adalah
• UCL dan LCL dihitung sebagai berikut,
Click
Anom Yudistira
28/30
Teladan Bagan – u
Click
Anom Yudistira
29/30
Ada Pertanyaan?
Anom Yudistira
30/30