download

Mata kuliah : F0824 - Akuntansi Biaya I
Tahun
: 2010
COSTING BY-PRODUCTS
AND JOINT PRODUCTS
Pertemuan 15-16
Learning Objective
1. Membedakan antara by-product (produk sampingan)
dari joint product (produk gabungan).
2. Mendefinisikan joint cost (biaya gabungan).
3. Membebankan by-product dengan 4 metode.
4. Mengalokasikan joint cost dengan menggunakan 4
metode.
5. Mengevaluasi kaitan joint cost dengan decision
making dan profitability analysis.
Bina Nusantara University
3
By-Product
Karakteristik :
a. Diproduksi bersamaan dengan produk lain yang
jumlahnya relatif besar.
b. Jumlah produk sampingan relatif kecil dibandingkan
dengan main product (produk utama).
c. Perusahaan mempunyai sedikit kendali pada produk
sampingan.
By-Product
Alternatif pilihan bisnis untuk produk sampingan :
•
By-product yang dapat dijual dalam bentuk asalnya
tanpa proses lebih lanjut.
•
By-product yang memerlukan proses lanjut baru
kemudian dijual.
Joint Product
Karakteristik :
a. Diproduksi secara bersama-sama melalui proses atau
serangkaian proses umum sehingga menghasilkan
produk-produk tidak dapat dihindari.
b. Joint product hanya terjadi pada titik sebelum Split-off
karena produknya masih homogen, setelah split-off
produknya menjadi individual.
Methods of Costing By-Product
Metode 1 : Recognition of Gross Revenue
a. By-Product revenue as other income
Penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai
pendapatan lain-lain dalam laporan rugi laba. Laporan
rugi laba disajikan dalam format multiple step, dimana
pendapatan dari hasil penjualan by-product dimasukkan
sebagai other income.
Lihat : calculation result, halaman 8-4
By-Product Revenue as
b. Additional Sales Revenue
Hasil penjualan produk sampingan digabungkan dengan
penjualan produk utama, sehingga total pendapatan
penjualan perusahaan menjadi bertambah.
Namun demikian, laba sebelum pajak sama besar dengan
hasil perhitungan metode 1a diatas, yaitu sebesar
$ 4,500.
By-Product Revenue as
c. Deduction from the Cost of Goods Sold
• Dengan mengurangi COGS sebesar pendapatan dari
penjualan by-product maka laba kotor yang diperoleh
jadi meningkat sebesar $ 1.500, namun earning before
tax tetap sama dengan $ 4.500
• Dari ketiga metode perhitungan terbukti bahwa cara kita
memasukkan pendapatan dari produk sampingan tidak
mempengaruhi besarnya laba sebelum pajak.
By-Product Revenue
d. Deduction from Production Cost
• Pendapatan dari penjualan by-product dikurangkan
terhadap biaya produksi mengakibatkan berubahnya
biaya per unit.
• Dengan biaya produksi per unit persediaan awal sebesar
$1,35 dan biaya produksi per unit periode berjalan $ 1,5
maka biaya produksinya turun menjadi $ 1,3625.
• Adanya perbedaan tersebut menjadikan laba bersih
turun menjadi $4.375.
Recognition of Net revenue
a. Pembebanan biaya yang dapat ditelusuri ke produk
samping.
b. Biaya setelah split-off point dialokasikan ke akun
tersendiri disebelah debet.
c. Pendapatan yang diperoleh dikreditkan pada akun
tersendiri tersebut, lazimnya dibuka akun By-Products
d. Akumulasi biaya produksi yang dapat dibebankan ke ByProducts yang belum terjual dilaporkan dalam Balance
Sheet.
Replacement Cost Method
a. By-Product yang dihasilkan digunakan oleh
perusahaan itu sendiri.
b. Didebet oleh departemen yang menerima dan biaya
produksi dari main product dikreditkan, ini sebagai
biaya penggantian.
Market Value (Reversal Cost) Method
a. Mengurangi biaya produksi Main Product.
b. Bukan dari pendapatan aktual, melainkan dari estimasi
nilai By-Product saat dijual.
c. Akun By-Product didebet dan Biaya produksi dari Main
Product dikreditkan.
d. Tambahan Raw material, Payroll dan FOH dibebankan
ke By-Product.
Lihat : perhitungan di halaman 8-6
METHODS OF of ALLOCATING JOINT PRODUCT
1. Market Value Method
a. Alokasi joint cost berdasarkan anggapan dari harga
pasarnya.
b. Penentuan alokasi joint cost dari harga pasar
menjadikan profitabilitas joint product menjadi netral.
c. Perhitungan proporsi dilakukan secara arbiter
Joint Product salable at split-off
a. Mengalokasikan joint cost berdasarkan harga pasar
relatif dari joint product.
b. Produk dijual di split-off point, tidak diperlukan proses
lebih lanjut.
c. Menghitung laba kotor dengan cara mengurangkan
antara penjualan dengan biaya produksi ( diperoleh dari
%tase relatif harga pasar) dikurangi lagi dengan
persediaan akhir.
Lihat perhitungan halaman 8-8/9
Joint Product not salable at split-off
a. Tidak dapat dijual karena tidak ada pasarnya, maka
diperlukan proses lebih lanjut.
b. Digunakan harga pasar hipotetis pada split-off.
c. Total joint cost masing-masing produk adalah biaya
proses lebih lanjut ditambah dengan pembagian joint
cost.
d. Laba kotor = Penjualan – COGS ( biaya produksi
gabungan + Biaya proses lebih lanjut – persediaan
akhir).
Average Unit Cost Method
• Dihitung dengan membagi total joint cost dengan
jumlah produksi.
• Setiap produk mendapat proporsi joint cost yang
seimbang dengan unit yang ada.
• Lihat perhitungan halaman 8-10/11
Weighted-Average Method
• Setiap produk diberi bobot berdasarkan ukuran unit,
tingkat kesulitan, lama waktu produksi, jenis tenaga
kerja, jenis bahan baku , dsb.
• Alokasi biaya gabungan dihitung dengan cara
mengalikan antara unit produksi dengan pembobotan
dikalikan lagi dengan biaya per unit.
• Lihat perhitungan halaman 8-11
Quantitative-Average Method
• Alokasi biaya gabungan dengan pengukuran yang sama,
misalnya :pon, ton, galon,meter2 dsb.
• Bila tidak sama ukurannya maka diperlukan konversi ke
satuan ukuran yang sama.
• Lihat perhitungan halaman 8-12