download

Matakuliah
Tahun
: D0064 - Sosiologi dan Psikologi Industri
: Sep-2009
PERILAKU PRODUKTIF DAN NONPRODUKTIF
Pertemuan 11 - 12
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
KEMAMPUAN
KINERJA
MOTIVASI
KETERBATASAN
Kinerja yang baik membutuhkan KEMAMPUAN &
MOTIVASI. Keterbatasan organisasi, seperti
kurangnya training, dapat menghambat kinerja
Bina Nusantara University
3
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
KEMAMPUAN & KINERJA:
Gutenberg, Arvey, Osburn, dan Jeanneret (1983) menemukan, bahwa
KEMAMPUAN KOGNITIF mendukung kinerja dalam banyak bidang;
Semakin tinggi tuntutan kerja secara mental, semakin kuat hubungan antara
kemampuan kognitif dengan kinerja
Dengan kata lain, kemampuan kognitif lebih diperlukan untuk pekerjaan
yang membutuhkan kekuatan mental (misalnya seorang insinyur),
dibandingakn untuk pekerjaan yang sederhana (misalnya petugas
administrasi).
Bina Nusantara University
4
MOTIVASI & KINERJA:
Motivasi adalah karakteristik individu, tetapi dapat dikembangkan, baik di
dalam diri individu (sebagai kepribadian, misalnya) maupun di dalam
kondisi lingkungan;
Biasanya organisasi cenderung untuk meningkatkan motivasi para
pekerjanya melalui intervensi-intervensi lingkungan kerja, dari pada
melalui seleksi individu (pemilihan sewaktu interview)
Bina Nusantara University
5
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
Dalam Psikologi Industri dan Organisasi, usaha-usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan motivasi pekerja, lebih
difokuskan melalui:
• STRUKTUR KERJA
• SISTEM INSENTIF
• RANCANGAN TEKNOLOGI
KARAKTERISTIK INDIVIDU & KINERJA:
Beberapa karakteristik individu relevan dengan kinerja dan
mempengaruhi kemampuannya untuk bekerja; yang lainnya
mempengaruhi motivasi individu untuk bekerja keras
Baca: Spector, hal. 246: The Big Five and Performance
Bina Nusantara University
6
2 penelitian meta-analysis menunjukkan, bahwa kepribadian (personality)
berhubungan dengan kinerja (Barrick & Mount, 1991; Tett, Jackson, &
Rothstein, 1991)
Bina Nusantara University
7
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
Barrick & Mount (1991) mendapatkan, bahwa
CONSCIENTIOUSNESS berhubungan erat dengan
kinerja; sedangkan hasil penelitian dari Tett, Jackson, &
Rothstein (1991) menunjukkan AGREEABLENESS
LOCUS of CONTROL & KINERJA:
Locus of control meliputi keyakinan (beliefs) individu
terhadap Kemampuan dirinya untuk MENGONTROL
kolaborasi atau suport (reinforcement) dalam
lingkungannya
Bina Nusantara University
8
Penelitian menunjukkan, bahwa Internals, yang
percaya bahwa mereka dapat mengontrol
reinforcement, memiliki motivasi yang lebih tinggi
dibandingkan externals, yang tidak percaya, bahwa
mereka bisa mengontrol reinforcement
Internals memiliki kinerja yang lebih baik untuk
tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan yang
tinggi; sedangkan externals menunjukkan kinerja
yang lebih baik untuk tugas-tugas administratif
Bina Nusantara University
9
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
Usia & Kinerja:
McEvoy & Cascio (1989) melakukan penelitian meta-analysis,
dan mendapatkan bahwa usia TIDAK BERHUBUNGAN dengan
Kinerja
Karakteristik Kerja & Kinerja:
Individu dapat dimotivasi melalui karakteristik kerja yang
dimilikinya (Hackman & Oldham, 1976, 1980); Jika pekerjaan
yang dimiliki bersifat MENARIK & MENYENANGKAN, individu
cenderung akan menyukai pekerjaannya, TERMOTIVASI
dengan baik, dan memiliki KINERJA
Bina Nusantara University
10
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
Baca: Spector, hal. 249-20; figure 10-2
Bina Nusantara University
11
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
SISTEM INSENTIF & KINERJA:
Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja, paling
tidak secara kuantitas, adalah melalui sistem insentif,
yang memberikan penghargaan kepada individu
untuk setiap unit kerja yang dicapainya (sistem insentif
untuk sales, misalnya)
Meskipun sistem insentif dapat meningkatkan
produktivitas, tingkat suksesnya belum menyeluruh
atau merata.
Bina Nusantara University
12
Yukl & Latham (1975), misalnya menemukan,
bahwa `piece rate system` meningkatkan
produktivitas hanya untuk 2 atau 3 kelompok kerja,
yang memang menjalankan sistem tersebut.
Coch & French (1948) mendokumentasikan, bahwa
peer pressure di dalam kelompok kerja dapat
merusak `piece rate system`. Produktivitas dari
seorang buruh pabrik dapat dipotong hingga 50%
oleh peer pressure dari rekan kerjanya
Bina Nusantara University
13
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
SISTEM INSENTIF & KINERJA:
Agar sistem insentif dapat berfungsi secara efektif, maka ada 3 elemen yang
perlu diperhatikan:
1. Pekerja harus memiliki kapasitas (ability) untuk meningkatkan produktivitas.
Jika kapasitas pekerja untuk lebih produktif sudah tidak lagi memungkinkan,
maka adanya sistem insentif TIDAK AKAN meningkatkan kinerjanya.
Bina Nusantara University
14
2. Sistem Insentif yang ditawarkan harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
pekerja
3. Sistem insentif tidak berfungsi apabila ada batasan-batasan psikologis atau
fisik, untuk melakukan kinerja
Bina Nusantara University
15
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
PERANCANGAN TEKNOLOGI & KINERJA:
Faktor Manusia atau Engineering psychology, menitik
beratkan pada batasan antara manusia dan
lingkungan fisik, termasuk peralatan, perlengkapan,
dan teknologi
Para `human factor psychologist` dilibatkan dalam
perancangan lingkungan kerja untuk membuat kerja
menjadi lebih aman dan mudah untuk dilaksanakan
Bina Nusantara University
16
Secara signifikan, campur tangan para `human factor psychologist`
umumnya dapat ditemukan dalam perancangan banyak hal, mulai dari
kendaraan bermotor, perlengkapan pesawat militer, dan nuclear power
plants.
2 area penting dalam perancangan ergonomis antara manusia dan mesin:
Presentasi dari informasi kepada manusia (display) & Manipulasi
perlengkapan dan peralatan oleh manusia (control)
Bina Nusantara University
17
PENGERTIAN SISTEM MANUSIA MESIN
Sistem Manusia-Mesin:
• Hubungan timbal balik antara Mesin dan Manusia
• Proses Komunikasi antara Mesin dengan Manusia
Komponen Mesin dalam Sistem Manusia-Mesin:
• Display: menyediakan informasi / feedback tentang proses yang terjadi
• Instrumen Kontrol: Manusia (operator) memberikan input yang akan
ditindaklanjuti oleh sistem mesin
Bina Nusantara University
18
SISTEM MANUSIA - MESIN
OPERATOR
Interpretasi
Keputusan
MESIN
Perseps
i
Instrumen Display
Production
Bina Nusantara University
Handling of
Controls
19
Bagaimana proses komunikasi yang terjadi antara Manusia dengan Mesin-nya
dalam gambar ini?
• Timbal Balik?
• Searah?
Bina Nusantara University
20
DISPLAY EQUIPMENT
3 Kategori Display pada umumnya:
A circular scale with moving
pointer
Bina Nusantara University
A fixed marker over a
moving scale
Digital Display in a “window”
21
Informasi tentang bagaimana jalannya sebuah proses, atau arah
perubahan yang terjadi, mudah dibaca melalui DISPLAY yang
memiliki sistem SKALA dengan JARUM BERGERAK 0
A circular scale with
moving pointer
Skala yang bergerak dengan penunjuk yang paten (fixed) juga
dapat dipakai untuk menunjukkan sebuah proses, tetapi memiliki
kelemahan, yaitu:
‘menyulitkan operator untuk mengingat informasi angka yang
diberikan sebelumnya, seiring dengan berjalannya sebuah proses’
A fixed marker over a
moving scale
Bina Nusantara University
22
Untuk mendapatkan jumlah / angka tertentu, Display
dengan sistem DIGITAL dapat memberikan informasi
secara cepat dan tepat
Digital Display in a “window”
Bina Nusantara University
23
READING ERROR
(Sleight, 1948)
10
‘
7
‘
6
‘
5
‘
8
‘
‘
9
‘
4
5 6
7
0.5%
Bina Nusantara University
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
‘ ‘ ‘ ‘ ‘ ‘ ‘ ‘ ‘ ‘ ‘
28%
‘
2
1
0
‘
Skala dalam ½ lingkaran
 17%
3
‘ ‘
Skala dalam
lingkaran 11%
36%
24
REKOMENDASI ERGONOMIS
Tinggi, tebal, dan jarak tingkatan skala harus di rancang
sedemikian rupa, sehingga kemungkinan keliru membaca
menjadi sangat minimal, bahkan dalam kondisi
penerangan yang tidak sempurna
Informasi yang ditampilkan harus sesuai dengan
ekspektasi pembaca / pengguna (operator);
Pembagian skala hendaknya tidak terlalu kecil;
kualitatif informasi harus sederhana (simple) dan
sangat mudah dibaca
Bina Nusantara University
25
Sub-divisi harus ½ atau ¹/5 ; atau dalam
pembagian yang mudah dibaca
Bina Nusantara University
26
REKOMENDASI ERGONOMIS
Ujung jarum penunjuk tidak boleh
melewati angka atau garis penunjuk, dan
ketebalannya sebaiknya tidak melebihi
garis skala
(Gambar disamping ini memiliki jarum
penunjuk yang tidak ergonomis)
5 6
Bina Nusantara University
7
(Skala dengan jarum penunjuk yang
ergonomis)
27
REKOMENDASI ERGONOMIS UNTUK INSTRUMEN KONTROL
Penggunaan instrumen kontrol harus membutuhkan usaha yang minimal:
push-buttons, toggle switch, small hand-levers, rotating and bar knobs; semua
model kontrol tersebut mudah dilakukan oleh jari
Bina Nusantara University
28
REKOMENDASI ERGONOMIS UNTUK INSTRUMEN KONTROL
Instrumen Kontrol yang membutuhkan usaha otot:
Hand-wheels, cranks, heavy levers and pedals; biasanya membutuhkan usaha
yang cukup besar dari otot lengan dan kaki
HAND-WHEELS
Bina Nusantara University
CRANK
29
REKOMENDASI ERGONOMIS UNTUK INSTRUMEN KONTROL
Instrumen Kontrol yang membutuhkan usaha otot:
Hand-wheels, cranks, heavy levers and pedals;
biasanya membutuhkan usaha yang cukup besar dari
otot lengan dan kaki
HEAVY LEVER (refrigerator)
Bina Nusantara University
PEDAL
30
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
Baca Spector: hal 252-254, Displays and Controls
Bina Nusantara University
31
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
BATASAN ORGANISASI& KINERJA:
Aspek-aspek lingkungan kerja yang menghalangi
terjadinya kinerja yang baik; misalnya:
• Aspek Pekerjaan itu sendiri, termasuk
lingkungan fisik
• Praktek monitoring (supervisory practices)
• Kurangnya pelatihan, perlengkapan, perlatanan,
ataupun waktu
Bina Nusantara University
32
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
Batasan Organisasi menurut Peters & Connor (1980):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Job-related information: data & informasi yang diperlukan untuk bekerja
Peralatan & Perlengkatapn
Material dan supplies
Budgetary supports: uang untuk mendapatkan resources yang diperlukan dalam bekerja
Required services & help from others: bantuan dari orang lain
Task preparation: ada tidaknya faktor-faktor: Knowledge, Skill, Abality, & other personal
characteristics), didalam diri pekerja
7. Time availability: waktu yang disediakan untuk mengerjakan tugas
8. Work environment: aspek-aspek fisik dari linkungan kerja, seperti gedung, cuaca, temperatur
ruangan, dll
Bina Nusantara University
33
PERILAKU PRODUKTIF: KINERJA
Baca Spector: hal 257-259, Organizational
Citizenship Behavior
Bina Nusantara University
34
PERILAKU NON-PRODUKTIF: WITHDRAWAL
Perilaku withdrawal meliputi:
Pekerja tidak datang ke tempat kerja sesuai dengan
jadwal atau pada saat diperlukan, apakah untuk
sementara waktu (absen) atau permanen (berhenti
bekerja)
Baca Spector: hal 264-265; Counter Productive
Behavior: Agression, Sabotage, Theft
Bina Nusantara University
35
PERILAKU NON-PRODUKTIF:
WITHDRAWAL
Low
control
Constraints
Feeling of
FRUSTRATION &
DISSATISFACTION
High
control
Bina Nusantara University
Distructive
Behavior
Constructive
Behavior
36