download

Matakuliah
Tahun
Versi
: A0692/ AUDIT KEUANGAN
: 2006
: versi 1/revisi 0
Pertemuan 3
Materi 3. Perencanaan Audit
1
Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa
akan mampu :
• Menunjukkan diterapkannya NPA (Norma
Pemeriksaan Akuntan), Materiality Perencanaan
Audit.
2
Outline Materi
•
•
•
•
•
•
•
•
Materi 1. NPA (Norma Pemeriksaan Akuntan)
Materi 2. Identifikasi Perencanaan Audit
Materi 3. Independensi Auditing
Materi 4. Pentingnya Informasi Klien
Materi 5. Materiality Perencanaan Pemeriksaan
Materi 6. Risiko Pemeriksaan dan Pengendalian
Materi 7. Pencapaian Tujuan Audit
Materi 8. Sifat dan Scope Program Pemeriksaan
3
Perencanaan Audit
•
•
Untuk pengendalian kualitas penerimaan
tugasdan
kelanjutan pemeriksaan klien menerapkan langkah pertama
penerimaan penugasan pemeriksaan, yaitu mengevaluasi
integritas manajemen.
Dalam merencanakan audit, langkah- langkah yang harus
ditempuh auditor adalah:
a. Memperoleh pemahaman tentang industri dan usaha klien
b. Melaksanakan prosedur- prosedur analisis
c. Membuat judgment awal tentang tingkat materialitas
d. Mempertimbangkan resiko audit
e. Menyusun strategi audit awal untuk asersi- asersi yang
signifikan
f. Memperoleh pemahaman struktur pengendalian intern klien
4
Materi 1. NPA (Norma Pemeriksaan Akuntan)
• Norma Pemeriksaan Akuntan menetapkan
kualitas pemeriksaan dan tujuan keseluruhan
yang harus dicapai dalam pemeriksaan.
• Mereka digunakan oleh rekan sejawat dalam
mereview, pengadilan dan lembaga yang
berkepentingan dalam menilai kualitas
pemeriksaan.
• Pengelompokannya adalah norma umum,
norma pelaksanaan, dan norma pelaporan.
5
Materi 2. Identifikasi Perencanaan Audit
• Langkah-langkah dalam penerimaan tugas pemeriksaan
adalah:
1. Menilai Integritas manajemen
2. Menilai Kemampuan Akuntan memenuhi NPA
3. Menyiapkan surat Penugasan Pemeriksaan
• Untuk klien yang baru, akuntan dapat memperoleh informasi
tentang manajemen dengan:
a. Tanya jawab dengan orang yang berkompeten,
b. Mengkomunikasikan kepada pemeriksa auditor sebelumnya
apabila klien telah diperiksa tahu sebelumnya. Sedangkan
untuk pemeriksaan ulang, akuntan harus mempertimbang
kan pengalaman sebelumnya dengan manajemen klien. 6
Materi 3. Independensi Auditing
• Independensi adalah lebih penting dibandingkan dengan
kompetensi. Pendapat akuntan terhadap laporan keuangan
akan kurang bermanfaat bila orang yang mempercayai
pendapat yakin bahwa akuntan tidak bebas dalam
hubungannya dengan klien.
• Akuntan harus bebas secara nyata (infact) dan penampilannya
(appreance). Kebebasan secara nyata membutuhkan akuntan
bertindak dengan terintegritas dan objektif.
• Kebebasan secara penampilan, akuntan harus menghindari
hubungan finansial dengan klien yang dapat menyebabkan
orang-orang tertentu menyimpulkan bahwa akuntan tidak
bebas secara nyata.
• Misalnya ia harus tidak boleh mempunyai kepentingan
langsung secara keuangan (cq. Memiliki) perusahaan atau
menjadi anggota manajemen atau dewan direksi.
7
Materi 4. Pentingnya Informasi Klien
Informasi klien penting dalam perencanaan audit
1. Usaha klien, organisasi dan karakteristik
usahanya.
2. Industri dimana perusahaan beroperasi
3. Peraturan Pemerintah
4. Prosedur dan kebijakan akuntansi
5. Metode prosesing datadan metode
pengendaliannya
6. Laporan (yang diharapkan) yang harus
disampaikan, misalnya ke bursa efek.
Cara/ teknik mendapatkannya
8
Cara/ teknik mendapatkannya
Tahap pelaksanaan atas pemahaman klien:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengkomunikasikan kepada komite audit
(pemeriksaan)
Telaah kertas kerja tahun yang lalu,
Telaah data industri dan bisnis,
Melihat operasi kegiatan klien,
Telaahpedoman akuntansi,
Melakukan tanya jawab,
Melakukan telaah analitis.
9
Materi 5. Materiality Perencanaan Pemeriksaan
• Materiality adalah:
suatu besaran tidak dicatatnya (omission) atau kelirudisajikannya
(mistated) informasi keuangan yang, dalam situasi/ keadaan sekitarnya
membuat kemungkinan bahwa judgement (pertimbangan) orang- orang
tertentu yang mempercayai informasi tersebut akan berubah atau
dipengaruhi oleh tidak dicatatnya atau keliru disajikannya besaran
tersebut.
• Perencanaan materialitydigunakan dalam perencanaan pemeriksaan
apabila akuntan akan melakukan judgement pendahuluan
tentangtingkat materiality.
• Perencanaan materiality dapat berbeda dari tingkat materiality yang
digunakan dalam mengevaluasi temuan-temuan pemeriksaan karena:
1. Keadaan sekitarnya berubah,
2. informasi tambahan untuk klien dapat diperoleh selama pemeriksaan.
10
Materi 6. Risiko Pemeriksaan dan Pengendalian
• Risiko pemeriksaan adalah risikobahwa akuntan dengan tidak
mengetahui gagal memodifikasi secara layak pendapatnya
(opini) terhadap laporan keuangan yang secara materiil keliru
disajikan.
• Komponen- komponen dalam pengendaliannya:
- Risiko melekat, yaitu risiko yang berhubungan dengan saldo rekening
yang keliru secara materiil dan tidak ada hubungannya dengan SPI,
- Risiko pengendalian adalah risiko kesalahan materiil dalam suatu saldo
yang tidak akan dapat mendeteksi atau dihindari dengan SPI
- Risiko pencegahan adalah risiko bahwa pemeriksaan akuntan tidak akan
dapat mendeteksi kesalahan materiiil dalam saldo rekening.
11
Materi 7. Pencapaian Tujuan Audit
• Tujuan pemeriksaan adalah berasal dariukuran yang
ditentukan oleh manajemen dalam laporan keuangan
• Tujuan tersebut harus meliputi penentuan persediaan yang
dilaporkan pada neraca:
- Secara fisik ada,
- Menunjukkan pengaruh semua transaksi terjadi hingga tanggal neraca,
- Dimiliki oleh perusahaan,
- Dinilai secara wajar pada tingkat harga pokok atau harga pasar yang
lebih rendah
- secara layak diklasifikasikan dan dasar penilaiannya diungkapkan
secara cukup pada neraca.
12
Materi 8. Sifat dan Scope Program Pemeriksaan
• Program pemeriksaan adalah daftar prosedur pemeriksaan
yang dilaksanakan selama tahap pemeriksaan lapangan.
Prosedur tersebut secara komprehensif guna menjamin dapat
dipenuhinya tujuan pemeriksaan.
• Program Pemeriksaan meliputi:
- Garis besar pekerjaan yang harus dilakukan dan instruksi
(pedoman) bagaimana melaksanakannya.
- Sebagai dasar untuk koordinasi, supervisi, dan pengendalian
pemeriksaan.
- Suatu pekerjaan yang dilakukan.
13
Tim Pemeriksaan
Suatu tim pemeriksaan biasanya terdiri dari:
1. Partner yang punya tanggung jawab keseluruhan
dan akhir untuk suatu pemeriksaan,
2. Satu manajeratau lebih yang mengkoordinasikan
dan mengawasi pelaksanaan program
pemeriksaan.
3. Satu senior atau lebih yang punya tanggung
jawab untuk bagian –bagian program
pemeriksaan dan yang mengawasi dan
mentelaah pekerjaan asisten,
4. Asisten yang melaksanakan hampir semua
prosedur pemeriksaan.
14
Simpulan
• Sebelum auditor memutuskan untuk menerima
penugasan audit, auditor harus yakin bahwa dia mampu
untuk menyelesaikan audit sesuai dengan seluruh
standar profesional yang ditetapkan termasuk standarstandar auditing yang diterima umum, kode etik Akuntan
Indonesia, dan standar-standar pengawasan mutu.
• Langkah-langkah penting dalam menerima penugasan
termasuk mengevaluasi integritas manajemen,
mengidentifikasi kondisi-kondisi khusus dan resikoresiko yang tidak biasa, memperkirakan kompetensi,
mengevaluasi independensi, menentukan apakah
penugasan dapat diselesaikan dengan cermat dan
seksama, dan membuatsurat perjanjian.
15
Simpulan…
• Perencanaan yang tepat merupakan hal yang
sangat penting dalam pekerjaan audit. Langkahlangkah perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan
memperoleh pemahaman tentang industri dan
usaha klien, melaksanakan prosedur-prosedur
analisis, membuat judgment awal tentang
tingkat materialitas, mempertimbangkan risiko
audit, menyusun strategi audit awal untuk
asersi-asersi yang signifikan dan memperoleh
pemahaman tentang struktur pengendalian
intern klien.
16