Matakuliah Tahun : Bahasa Indonesia dalam Psikologi : 2010 Paragraf 1 Pertemuan 08 Tujuan 1. 2. 3. 4. 5. 6 6. 7. Menjelaskan pengertan paragraf. Menjelaskan ciri-ciri paragraf yang baik dan benar. Menjelaskan fungsi paragraf. Membuat paragraf dengan kalimat topik, kalimat penjelas, pe je as, konjungsi o ju gs (kata ( a a pe penghubung g ubu g a atau au kata aa transisi). Membuat paragraf diakhiri dengan konklusi. Membuat paragraf narasi narasi. Membuat paragraf deduksi, induksi, deduksi-induki, dan pararaf induksi-deduksi. Pengertian Paragraf 1 Paragraf adalah karangan mini. Unsur karangan yang panjang dapat dianalogikan dengan paragraf paragraf. Paragraf merupakan proses komposisi, kualitas paragraf ditandai dengan kelengkapan, kesatuan, pesan, dan koherensi (McCrimmon, 1967:109). Sebuah paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan terkait dengan de ga p pikiran a uta utama a atau kalimat a at top topik (Os (Oshima a da dan Hogue, 2006:2). Pengertian Paragraf 2 Paragraf adalah satuan bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis, dalam satu kesatuan ide, lengkap, utuh, dan padu. Paragraf merupakan bagian suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya (Widjono (Widjono, 2007:174). 5 Pengertian g Paragraf g 3 (2) Paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung satu t tema dalam d l pengembangannya, b b bagian i wacana yang mengungkapkan pikiran yang lengkap yang masih berkaitan dengan g isi keseluruhan wacana, yyang g dapat p terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan (Kridalaksana, 2008:172). Ciri-ciri Paragraf (1) K Kalimat li t pertama t bertakuk b t k k ke k dalam d l lilima kketukan t k untuk t k jjenis i surat, dan delapan ketukan untuk jenis karangan ilmiah. Karangan berbentuk lurus yang tidak bertakuk ditandai dengan jarak spasi merenggang satu spasi lebih banyak daripada jarak antarbaris. (2) Paragraf menggunakan pikiran utama (gagasan utama) yang dinyatakan dalam kalimat topik topik. (3) Paragraf menggunakan sebuah kalimat topik dan selebihnya merupakan kalimat pengembang yang berfungsi menjelaskan menguraikan menjelaskan, menguraikan, atau menerangkan kalimat topik topik. (4) Paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. Setiap kalimat penjelas berisi detail-detail spesifik. (Widjono 2007:174) (Widjono, Menggunakan Unsur-unsur P Paragraf f (1) (2) (3) (4) Kalimat Topik (berisi topik dan ide pengendali) Kalimat Penjelas Kata Transisi Kalimat konklusi Kalimat topik Kalimat topik merupakan kalimat lengkap lengkap, berisi sebuah subjek dan sebuah predikat. Kalimat topik berisi sebuah topik dan sebuah ide pengendali. d li Malas belajar merupakan awal penderitaan. Malas belajar mengakibatkan kebodohan. Kebodohan mengakibatkan kemiskinan. Keimiskinan mengakibatkan penderitaan. Penderitaan menimbulkan keterasingan. Kalimat Penjelas Memperjelas gagasan utama dalam kalimat topik Mengembangkan kalimat topik dengan ide-ide penjelas yang dikendalikan dengan ide pengotrol Mendukung kalimat topik dengan detail-detail yang spesifik Membentuk penalaran Kata Transisi (Kata Penghubung) Kata transisi intrakalimat digunakan sebagai penghubung p g g dalam dalam sebuah kalimat tunggal, gg , dan bukan untuk antar kalimat: sehingga, maka Kata transisi antarkalimat: digunakan untuk menghubungkan kalimat-kalimat kalimat kalimat dalam sebuah paragraf: Oleh karena itu, Tambahan pula, Dengan demikian, Lain halnya dengan hal tersebut, dan lain-lain Kata transisi antarparagraf digunakan untuk menghubungkan sebuah paragraf dan pararaf lain dalam sebuah esai. Tegasnya, Dapat disimpulkan bahwa, Berbeda dengan pendapat tersebut tersebut, Jelaslah bahwa bahwa, Kalimat Konklusi Pada hakikatnya, y , paragraf p g hanya y menggunakan gg satu kalimat topik. Tetapi, paragraf yang panjang (10 kalimat penjelas/analisis) memerlukan hasil analisis, dan diakhiri konklusi. Konklusi dapat berupa penegasan yang isinya sama dengan kalimat topik pada kalimat pertama walaupun kedua kalimat tersebut berbeda berbeda. Fungsi Paragraf ((1)) Mengekspresikan g p g gagasan g tertulis ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam suatu kesatuan. (2) Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran. (3) Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis penulis, dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya, (4) Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan t t unit it pikiran iki yang llebih bih kkecil, il d dan (5) Memudahkan pengendalian variabel terutama g yyang g terdiri atas beberapa p variabel ((Widjono, j karangan 2007:175). Isi Paragraf 1 1. Paragraf narasi: rangkaian kejadian yang diorganisasi secara sistematis, berurutan, atau sorot balik (flashback). 2. Paragraf deskripsi: penggambaran fakta agar pembaca seolah-olah mengamati objek (fakta) secara langsung. 3 Paragraf 3. P f ekspositori: k it i menjelaskan, j l k menguraikan ik (menganalisis) sebab-akibat, proses, mengidentifikasi suatu objek, dan lain-lain. Isi Paragraf 2 4. Paragraf persuasi: mengajak pembaca agar mengikuti pendapat, sikap, prinsip, atau pendirian penulis. 5. Paragraf argumentasi: berisi pembuktian atau alasanalasan l mempengaruhi hi pendapat d t atau t sikap ik pembaca b agar menolak, menerima, atau mendukung sikap p penulis. Narasi Penanda narasi: tanpa kalimat topik Penggunaan kata dan frasa transisi, antarkalmat yang berisi kejadian, misalnya: 1 dalam peristiwa itu, 1. itu peristiwa, peristiwa kejadian, kejadian 2. peristiwa itu diawali dengan, pertama, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya; 3 peristiwa itu terjadi 3. terjadi, diawali dengan dengan, setelah itu itu,, lalu lalu, kemudian, akhirnya, 4 pada hari itu terjadi, sekarang ini kejadian tersebut, kejadian itu diawali dengan, dengan dilanjutkan dengan dan diakhiri, diakhiri sebelum peristiwa itu..., diakhiri dengan, 5. dalam peristiwa itu, mula-mula, selanjutnya, akhirnya, akhirnya Contoh 1: Narasi 1Pertempuran Ambarawa terjadi pada 20 November dan berakhir 15 Desember 1945, antara pasukan TKR dan pemuda Indonesia melawan pasukan Inggris. 2Peristiwa ini 3Setelah dil t b l k dilatarbelakangi i oleh l h iinsiden id di M Magelang. l S t l h Brigade Bi d Artileri dari Divisi India ke-23 mendarat di Semarang pada 20 Oktober 1945, oleh pihak RI, mereka diperkenankan mengurus tawanan perang yang berada di penjara Ambarawa dan Magelang. 4Ternyata, mereka diboncengi oleh orangorang NICA, yang kemudian mempersenjatai para bekas tawanan itu. 5Pada 26 Oktober 1945, pecah insiden di Magelang yang berkembang menjadi pertempuran antara TKR dan tentara Serikat. 6Insiden ini berhenti setelah kedatangan Presiden Sukarno dan Brigjen Bethel di Magelang pada tanggal 2 November 1945. (Poeponegoro dan Notosusanto, 1984, h. 116 -118 dalam Widjono, 2007:217218) Penalaran Paragraf Penalaran ditandai dengan penempatan kalimat topik dalam paragraf: 1. Induktif: khusus khusus-umum; umum; kalimat topik pada akhir paragraf; spesifikasi-generalisasi 2. Deduktif: umum-khusus; kalimat topik pada awal paragraf, generalisasi dan spesifikasi 3. Induktif-Deduktif: khusus-umum-khusus; spesifikasigeneralisasi-spesifikasi; kalimat topik pada tengah paragraf 4 Deduktif-Induktif: umum-khusus-umum; generalisasi4. spesifikasi-generalisasi. Kalimat topik pada awal dan akhir pararaf. Kalimat topik pada akhir paragraf merupakan konklusi o us a atau au pe penegas egas ((Widjono, djo o, 2007:177-179 00 9 Contoh 2: Paragraf g Induktif 1Malas belajar j berarti tidak berupaya p y menambah ilmu pengetahuan. 2Kemalasan belajar menyebabkan ketinggalan pendidikan, penguasaan Iptek, dan ketidakmampuan bersaing dalam berbagai bidang kehidupan. 3Hal ini mematikan potensi untuk berkembang. 4Dampaknya,orang malas tidak mampu b bersaing i d dengan orang llain i d dalam l b berbagai b i bid bidang kehidupan. 5Tegasnya, orang malas berpotensi menderita. Contoh 3: Paragraf Deduksi 1Mahasiswa unggulan berkarakter baik. 2Mereka mersemangatt menyikapi ik i gagasan b baru. 3Tambahan T b h pula, mereka juga terlibat penuh selama berinteraksi 4 Lebih daripada pembelajaran. p j p itu, mereka amat serius memperhatikan objek bahasan yang dihadapi. 5 Kepada sesama mahasiswa mereka senantiasa berinisiatif untuk menolong dan melakukan lebih dari yang diharapkan diharapkan. Contoh 4: Paragraf Deduktif Deduktif-Induktif Induktif 1Selain berkarakter tersebut di atas, mahasiswa unggulan mempunyai karakter yang dapat diteladani diteladani. 2Mereka cenderung membuka diri sehingga menghasilkan pertemuan antarpribadi yang menyenangkan dan bukan sekedar transaksi. 3Selain itu, mereka jjuga g memiliki rasa humor dan tidak terlalu serius tentang diri sendiri sehingga orang lain lebih mudah berhubungan. 4Mereka cenderung terbuka terhadap maksud, prioritas, dan keputusannya. 5Mereka pun senantiasa tulus untuk membuat orang lain senang. 6Tegasnya, mahasiswa unggulan dapat diteladani. (Bacon & Pugh, 2003:139-142 dalam Widjono, 2007:6)
© Copyright 2024 Paperzz