download

Matakuliah
Tahun
: S0174 / Evaluasi dan Manajemen Proyek
: 01 Februari 2006
“INVESTASI PROYEK”
KULIAH :
EVALUASI DAN MANAJEMEN PROYEK
(Evaluasi Proyek)
Dosen : Ir. Dwi Dinariana,MT
Pertemuan 3-4
1
INVESTASI PROYEK
• Suatu PROYEK merupakan suatu rangkaian kegiatan
investasi dengan menggunakan modal/ sumber-sumber
alam/faktor produksi, diharapkan memperoleh manfaat
(benefit/profit) setelah suatu jangka tertentu.
• Adapun yang dimaksud dengan INVESTASI di sini ialah
pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan oleh investor
(pemerintah maupun swasta) untuk pembelian barangbarang/jasa yang dibutuhkan dalam rangka investasi.
2
• Faktor atau ukuran yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan untuk melakukan investasi
adalah:
1. Marginal efficiency of capital (MEC)
2: Keuntungan absolut (total profit)
3. Ranking by inspection
4. Payback period
3
1. MARGINAL EFFICIENCY of
CAPITAL (MEC)
• Teori makro menurut Keynes bahwa keputusan apakah
suatu investasi akan dilaksanakan atau tidak, tergantung
pada/ditentukan oleh dua hal yakni; keuntungan yang
diharapkan (MEC dinyatakan dalam persen per satuan
waktu) di satu pihak dan ongkos penggunaan dana atau
tingkat bunga (interest rate) di pihak lain, dengan demikian:
– Kalau MEC lebih besar daripada tingkat bunga (i), maka
investasi dilaksanakan.
– Jika MEC lebih kecil daripada tingkat bunga (i), investasi
tidak dilakukan/ditolak.
– Jika MEC sama dengan tingkat bunga (i), investasi bisa
dilakukan atau tidak dilakukan, tergantung pada pemilik
modal untuk memutuskannya, karena pada tingkat ini
terjadi apa yang dinamakan break even point.
4
1. MARGINAL EFFICIENCY of
CAPITAL (MEC)
Contoh:
Jika terdapat proyek A, B, C dengan jumlah investasi dan
MEC seperti pada tabel berikut :
Macam
proyek
A
B
C.
Nilai Investasi
(jutaan Rp.)
15
25
20
MEC (dalam %)
60
45
30
• Kalau tingkat bunga 4% per bulan atau 48% per tahun hanya
Proyek A yang dapat dilaksanakan karena 60% (MEC-nya)
lebih besar daripada tingkat suku bunga setahun 48%.
5
• Sedangkan proyek B MEC-nya 45% dan suku bunga
48%/tahun, jadi tidak dilaksanakan, begitu juga proyek C
besar MEC-nya hanya 30% lebih kecil daripada suku
bunga sebesar 48%, juga proyek C tidak dilaksanakan.
6
2. KEUNTUNGAN ABSOLUT
(TOTAL PROFIT)
Perhitungan pendahuluan diarahkan pada total profit,
dalam pengertian keuntungan absolut, dengan
rumusnya sebagai berikut:
Total profit (absolut) π = TR - TC.
Dimana :
– π = (baca phi) merupakan simbol total profit
– TR = Total revenue (jumlah seluruh pendapatan)
– TC = Total cost (jumlah biaya)
Profit rate = π x 100%
TC
7
2. KEUNTUNGAN ABSOLUT
(TOTAL PROFIT)
• Jika jumlah angka menghasilkan angka positif (π = +), maka
investasi dinyatakan "go", kalau phinya negatif (π = minus),
maka investasinya dinyatakan "no go" (reject/ditolak).
• Tetapi perhitungan atas dasar total profit (absolut) belum dapat
dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk memutuskan
apakah suatu proyek go atau no go.
Karena kita harus memperhitungkan, tingkat inflasi
(dinyatakan dalam %) pada tahun yang bersangkutan.
Karenanya setelah kita memperoleh hasil perhitungan yang
didasarkan pada total profit (π/phi) berada di atas tingkat
inflasi (inflation rate) pada tahun itu atau di bawah inflation
rate (%) maka kita harus menghitung tingkat keuntungan
(perhitungan rate dalam %), dengan rumus total profit (π)
dibagi total cost (TC) dikalikan 100%.
8
2. KEUNTUNGAN ABSOLUT
(TOTAL PROFIT)
Contoh:
• Diketahui proyek A, TC-nya Rp 77.500 juta, TRnya Rp 70.000 juta, sedangkan proyek B, TCnya Rp 5.000 juta,TR-nyaRp 7.500 juta, jika
inflation rate 10%, cari profit rate, bagaimana
kedua proyek itu go atau no go.
Jawab :
• Proyek A total profit-nya minus Rp 7.500 juta,
penilaian "no go". Proyek B total profit-nya Rp
2.500 juta, profit rate-nya 50%, penilaian proyek
B "go".
9
3. RANKING by INSPECTION
• Dalam menilai investasi cara ini, maka untuk
suatu proyek hanya dilihat dari biaya investasi
dan aliran net benefit (selisih antara gross
benefit dengan operation maintenance cost).
10
4. PAYBACK PERIOD
Payback period
“merupakan penilaian investasi suatu proyek
yang didasarkan pada pelunasan biaya investasi
oleh net benefit dari proyek
(jangka waktu tercapainya net benefit
menyamai biaya investasi)”.
11
4. PAYBACK PERIOD
CONTOH
• Suatu proyek pada tahun pertama dikeluarkan untuk
investment cost sebesar Rp 20 juta, untuk operationl
productionl maintenance cost Rp 5 juta. Tahun kedua
untuk O/P/M cost Rp 5 juta. Jadi pada tahun pertama
jumlah cost-nya Rp 25 juta, gross benefit diketahui Rp
10 juta, maka net benefit tahun pertama Rp 5 juta,
tahun kedua total cost Rp 5 juta, diketahui gross
benefit Rp 17 juta, maka net benefit tahun kedua Rp 12
juta, tahun ketiga total cost Rp 5 juta, diketahui gross
benefit tahun ketiga 11,5 juta, maka net benefit tahun
ketiga Rp 6,5 juta.
12
Penyelesaiannya:
• Dari masa tiga tahun itu jumlah net benefit
sebesar=(5+12+6.5)jt= Rp 23,5 juta.
• Untuk menyamakan jumlah benefit = investment cost pada
tahun kedua jumlah net benefit baru mencapai Rp 17 juta,
supaya sama dengan Rp 20 juta, masih dibutuhkan Rp 3 juta
lagi. Oleh karena pada tanggal ketiga masih diperoleh net
benefit Rp 6,5 juta, maka untuk mencapai nilai Rp 20 juta net
benefit harus diambil sebanyak Rp 3 juta dari masa selama
tahun ketiga yakni dari net benefit Rp 6,5 juta. Dengan
demikian payback period untuk proyek ini yakni :
payback =2 thn + Rp 3 juta = 2 tahun + 0,4615 thn
Rp 6,5 juta
(0,4615 thn dibulatkan 0,5 thn)
Jadi payback period-nya dua tahun ditambah 0,5 tahun atau
2,5 tahun.
13
• Jika proyeknya banyak tiap-tiap proyek dihitung
payback-nya masing-masing untuk menentukan
ranking-nya, yang payback period-nya mempunyai
waktu terpendek adalah ranking teratas dan
seterusnya.
14