download

Matakuliah
Tahun
: J0104 / Manajemen Keuangan II
: 2009
Pertemuan 8
IMBAL HASIL DAN RESIKO
Pengertian Risiko dan Imbal Hasil
Resiko dan Imbal hasil merupakan dasar untuk
mengambil keputusan investasi.
Resiko (risk) adalah pengukuran dari volatilitas atau
ketidak pastian dari imbal hasil.
Volatilitas adalah banyaknya fluktuasi yang terjadi
dalam sejumlah angka keuangan yang diambil dari
angka rata-rata.
Contoh
Rata-rata dari seri 1,2,3 adalah 2, dan rata-rata dari
1,3,5 adalah tiga. Seri kedua ini dianggap lebih tidak
stabil
dari
yang
pertama.
Semakin
tinggi
volatilitasnya semakin tinggi resikonya.
Imbal hasil (Return) adalah sesuatu yang diharapkan
akan diperoleh atau cash flow yang diantisipasi dari
setiap investasi yang dilaksanakan.
Untuk lebih jelasnya, dapat diilutrasikan antara
Risk and Return. Setiap orang mengetahui kalau
menyimpan uang di bank lebih aman daripada
disimpan dirumah/diinvestasikan dalam operasional.
Deposito bank menjamin adanya bunga tetap dan
stabil karena dijamin oleh Pemerintah, walaupun
“Return/Imbal hasilnya” rendah . Karena itu resiko
menyimpan di bank rendah, hal ini berbeda dengan
orang melakukan judi atau membeli lotre tidak ada
kepastian imbal hasil bagi mereka.
Pengukuran Resiko
•
PT. Kapuas mempunyai dua aktiva A dan B , nilai yang diharapkan
untuk tingkat imbal hasil tiap aktiva 15
Hasil yang
mungkin
Probalitas
(1)
Tingkat pengembalian
(%)
(2)
Nilai Tertimbang
(3)
Aktiva A
Pesimistik
Hampir Pasti
Optimistik
Total
0,25
0,50
0,25
1.00
13
15
17
Tingkat pengembalian
3,25
7,50
4,25
15,00
yang diharapkan
Aktiva B
Pesimistik
Hampir Pasti
Optimistik
Total
0,25
0,50
0,25
1.00
7
15
23
Tingkat pengembalian
yang diharapkan
1,25
7,50
5,75
15,00
Aktiva A
_
T
1
2
3
Pt
P
(%)
(%)
13
15
17
_
_
( Pt  P) ( Pt  P ) 2
15
15
15
(%)
(%)
-2
0
2
0,04
0
0,04
3
 ( P  P)
t 1
 PA 
3
_
i
Prt
_
( Pt  P) 2 X Prt
(%)
0,25
0,50
0,25
_
2
x Prt 
0,01
0
0,01
0,02
2
(
P

P
)
x Prt  0.02%  1.41%
 i
t 1
Aktiva B
_
T
1
2
3
Pt
P
(%)
(%)
7
15
23
_
_
( Pt  P) ( Pt  P ) 2
(%)
15
15
15
(%)
-8
0
8
0,64
0
0,64
3
 ( P  P)
t 1
 PB 
3
Prt
_
( Pt  P) 2 X Prt
_
i
(%)
0,25
0,50
0,25
_
2
x Prt 
0,16
0
0,16
0,32
2
(
P

P
)
x Prt  0.32%  5.66%
 i
t 1
Dengan tingkat probabilitas dari imbal hasil asumsikan distribusi
normal, antara 68%, 95% dan 99% maka hasilnya sbb :
a.
68% dari hasil berada 1 standar deviasi dari nilai yang di
harapkan, akan mempunyai imbal hasil dengan sebaran
Aktiva A, antara 15% -1,41 =13,59% dan 15%+1,41%= 16.41%
Aktiva B, 15%-5,66%=9,34% dan 15%+5,66%=20,66%
dan seterusnya.
Jadi semakin besar resiko aktiva B dengan sebaran yang lebih
besar dari tingkat imbal hasil untuk tingkat kepercayaan antara
68% s/d 95% ( cara sama dengan butir a diatas).
Risiko dan Hasil Pengembalian Ekuilibrium
Menurut CAPM
Capital
Asset
Pricing
Model
(CAPM)
menjelaskan keseimbangan antara tingkat resiko yan
sistematis dan tingkat keuntungan yang disyaratkan
sekuritas
portofolio
atau
menentukan
tingkat
keuntungan minimum required rates of return dari
investasi aset yang berisiko.
Konsep CAPM pasar modal efisien. Sangat sulit
untuk mengukur resiko portofolio yang terdiri dari
banyak saham karena berarti kita harus mencari nilai
coefisien korelasi antar saham saham tersebut. Berikut
akan kita lihat bagaimana proses perhitungan resiko
portofolio yang terdiri dari banyak saham
Saham
1
W1 W1σ1σ1
2
W1 W2σ12
3
W1 W3σ13
N
W1 WNσ1N
2
W2W1σ21
W2 W2σ2σ2
W2 W3σ23
W2 WNσ2N
3
W3 W1σ31
W3W2σ32
W3 W3σ3σ3
W3 WNσ3N
WN W2σN2
WNW3σN3
WN WNσNσN
Saham 1
N WN W1σN1
σ yang berpasangan seperti σ1 σ1, σ2 σ2 dst atau bisa juga kita
notasikan dengan σ12, σ22 kita kenal dengan sebutan variance.
Sedangkan σ12 , σ13 dan seterusnya kita sebut dengan covariance.
Perhatikan gambar tersebut !
Adakah yang menarik ?
Semakin banyak aktiva yang kita gunakan
maka kita akan memiliki sebanyak N variance
dan N ( N – 1 ) covariance dan jika kita
menginvestasikan dana yang kita miliki dengan
jumlah yang sama untuk masing masing aktiva
maka persamaan variance portofolio yang
terdiri dari N aktiva adalah :
Var (Rp)
= N (1/N 2 var ) + N (N-1) (1/N 2 cov )
= 1/N var + (N2 – N) (1/N 2 cov )
= 1/N var + ( 1 – 1/N ) cov
jika N sangat besar maka persamaan 1/N var akan
mendekati nol dan persamaan ( 1 – 1/N ) cov akan
mendekati covariance. Apa artinya ? hal ini bermakna
bahwa jika kita mempunyai portofolio yang terdiri dari
banyak saham maka resiko variance yaitu resiko yang
dimiliki oleh perusahaan itu sendiri dapat dihilangkan,
sedangkan resiko covariance tidak dapat dihilangkan.
Secara skematis hal ini dapat ditunjukan oleh gambar
berikut :
resiko
Unsytematis risk
Sytematis risk
Jumlah
saham
Bagian resiko yang bisa dihilangkan dengan
diversifikasi kita sebut sebagai resiko tidak sistimatis
atau resiko unik, sedangkan yang tidak dapat
dihilangkan dengan diversifikasi kita sebut dengan
resiko sistematis. Penjumlahan kedua resiko tersebut
disebut sebagai resiko total.
Resiko sistematis yang terkadang disebut resiko pasar
atau resiko tidak dapat dibagi merupakan sebagian dari
perubahan aktiva yang dapat dihubungkan dengan faktor
umum. Resiko sistematis merupakan tingkat umum resiko
yang dapat diperoleh bagi suatu portofolio melalui
diversifikasi sejumlah besar aktiva yang dipilih secara acak,
seperti perubahan perekonomian, gejolak politik dan
sebagainya
Resiko tidak sistematis merupakan sebagian dari
perubahan aktiva yang dapat didiversifikasi. Resiko ini
terkadang disebut juga resiko dapat didiversifikasi, resiko
unik, resiko residual atau resiko khusus perusahaan.
Contoh resiko ini adalah pemogokan kerja, tuntutan hukum
atau bencana alam.
Koefisien Beta
Apabila portofolio tersebut mencapai jumlah
sekuritas yang sangat besar yang mewakili seluruh
pasar (dan karenanya kita sebut sebagai portofolio
pasar ), dan portofolio tersebut kita beri notasi M, maka
sumbangan resiko saham i terhadap portofolio M
adalah σiM. Apabila ukuran ini kita stadardisir dengan
membaginya dengan variance portofolio pasar, maka
rasio ini disebut sebagai beta (β ), sehingga
 iM
i 
M
2
Jika kita membentuk portofolio yang
terdiri dari seluruh saham dipasar (portofolio
pasar) l RM dan beta dari portofolio tersebut
adalah 1.
Jika terdapat pula suatu investasi bebas
resiko seperti SBI maka return dari bentuk
investasi ini akan lebih kecil dari return pasar.
Berikut akan kita lihat bagaimana
hubungan antara return pasar (RM), return
aktiva bebas resiko (Rf) dan beta dalam rumus
dari CAPM.
Rumus dari CAPM :
Ks
= Rf+ (Km- Rf) Beta
Ks
= Biaya ekuitas.
Rf
= tingkat return bebas resiko.
Km-Rf =selisih antara return pasar dengan
return of risk.
B
= beta .
Konsep Beta dalam CAPM
1. Koefisien Beta adalah jumlah resiko dari
suatu saham yang dikontribusikan untuk
portofolio pasar.
2. Saham dengan SD tinggi akan mempunyai
Beta yang tinggi pula. Karena itu, saham
dengan kondisi “stand alone tinggi” akan
mengkontribusikan banyak resiko untuk
portofolio.
3. Beta mengukur volatilitas suatu saham
relatif dengan saham rata-rata.
Return
Security Market
Line
RM
Rf
β =1
β
Security market line menunjukan posisi saham-saham
individual semakin besar betanya akan semakin besar
pula return yang diperolehnya dan sebaliknya.
Persamaan return untuk saham individual adalah:
Ri = Rf + (RM- Rf)βi
Persamaan ini disebut dengan standar CAPM
Dengan adanya pengukuran resiko yang
diwakili oleh beta maka resiko yang dihadapi
oleh suatu portofolio sekarang dapat di ukur
dengan :
βp = WAβA +WBβB + ……
Sedangkan Rpnya masih sama yaitu:
Rp = WARA + WBRB + …….
CLOSING
CAPM
mencoba
menyerderhanakan
perhitungan resiko suatu portofolio yang
telah kita pelajari sebelumnya.
Resiko yang dihitung dalam CAPM adalah
resiko yang dikaitkan dengan satu variabel
yang mempengaruhi semua bentuk
investasi yaitu pasar.