Sisaan / Galat / Residual Sisa dari Konfirmasi : Y= -1,831X + 45,98 Eksplorasi : Y= -2,4X + 53 1 5,2 0,5;4,4 1 5,2 0 8,6;8,9 3,0;0,6;3,8 0 0,0;2,5;0,5;4,4;0,1 3,2;1,1;7,0;6,3;5,2;2,4 -0 1,8;0,8;0,9;3,8 6,8;6,4 -0 6,0;8,8 1,9 -1 2,1 -1 2 Batang: puluhan daun: satuan dan puluhan Konfirmasi vs Eksplorasi Cara Konfirmasi Eksplorasi dq 7,3 8,2 Rentangan 26,3 27,3 Variansi 44,8 47,94 dq Y ' dq Y 7,3/16,2 = 0,45 8,2/16,2 = 0,51 Var Y ' Var Y 2 Y ' 44,88/77,09 = 0,58 47,94/77,09 = 0,62 628,38 672,62 3 Koefisien Determinasi Ada dua proporsi disini yaitu: 1. Proporsi yang dijelaskan regresi (r2) 2. Proporsi yang tidak dijelaskan regresi(1 – r2) Proporsi yang dapat dijelaskan oleh model: ' Besarnya yang dijelaskan Var Y r2 1 Variansi Y asal Var Y Proporsi yan tak dapat dijelaskan oleh model: Besarnya yang tak dijelaskan Var Y 1 r Variansi Y Var Y ' 2 4 Koefisien Korelasi Bila proporsi yang dapat dijelaskan dalam model (r2) kita tarik akar kuadrat, maka akan diperoleh koefisien korelasi produk momen atau sering disebut sebagai korelasi X dan Y ' Var Y rxy r 2 1 Var Y Tanda untuk koefisien korelasi rxy ini sama dengan tanda pada koefisien b dari persamaan regresi 5 Koefisien Korelasi Tanda korelasi menunjukkan arah hubungan r positif berarti adanya korelasi positif (hubungan searah) antara X dengan Y r negatif berarti adanya korelasi negatif (hubungan berlawanan arah) antara X dengan Y Koefisien korelasi dapat juga dihitung dengan rumus : r X Y X N Y Y N XY N X 2 2 2 2 6 Nilai Koefisien Korelasi Nilai koefisien korelasi r berkisar dari -1,0 (hubungan terbalik sempurna) melalui 0,0 (tak ada hubungan linear) sampai 1,0 (hubungan searah sempurna) Besar kecilnya nilai r (tanpa memperhatikan tanda) menunjukkan keeratan hubungan linier antara X dengan Y Semakin mendekati nilai 0 berarti semakin lemah hubungan liniernya Semakin menjauhi nilai 0 berarti semakin kuat hubungan liniernya 7 Pengujian Koefisien Determinasi Kita dapat menguji koefisien determinasi r2 : H0 : r2 = 0 (X tidak menjelaskan sedikitpun mengenai Y secara linier) H1 : r2 > 0 (X mampu menjelaskan mengenai Y secara linier) Tetapkan taraf nyata uji α Kita cari nilai koefisien determinasi r2, kemudian hitung nilai F dengan rumus: r 2 N 2 Fhit 1 r2 8 Pengujian Koefisien Determinasi Kita cari wilayah kritis untuk F ini, yaitu : F > Fα(1,n-2) (berasal dari tabel F) Tarik Keputusan Bila F berada pada wilayah kritis atau berada pada daerah penolakan H0, maka H0 ditolak Bila F berada di luar wilayah kritis atau berada di luar daerah penolakan H0, maka H0 diterima 9 Pengujian Koefisien Korelasi Kita dapat menguji korelasi r sama mirip dengan menguji koefisien determinasi r2 : H0 : r = 0 (X tidak berkorelasi linier dengan Y) H1 : r ≠ 0 (X berkorelasi linier dengan Y) atau H1 : r > 0 (X berkorelasi positif dengan Y) atau H1 : r < 0 (X berkorelasi negatif dengan Y) Tetapkan taraf nyata uji α Hitunglah nilai t dengan rumus: r N 2 t hit 2 1 r 2 10 Pengujian Koefisien Korelasi Kita cari wilayah kritis untuk t ini, yaitu : t > tα/2(n-2) atau t < -tα/2(n-2) (dua arah) t > tα(n-2) atau t < -tα(n-2) (satu arah) (berasal dari tabel t-Student) Kita tarik keputusan : Bila t berada pada wilayah kritis atau berada pada daerah penolakan H0, maka H0 ditolak Bila t berada di luar wilayah kritis atau berada 11 di luar daerah penolakan H0, maka H0 diterima WEB SUPLEMEN Untuk lebih memahami materi (Menyususn Angka, Sari Numerik, Transformasi, Regresi Eksplorasi, Regresi Konfirmasi, dan Korelasi) yang telah dibahas, Anda dapat mempelajari lebih dalam melalui situs : http://davidmlane.com/hyperstat/index.html http://ellerbruch.nmu.edu/cs255/jnord/boxplot.html http://faculty.vassar.edu/lowry/ vassarstats.html http://www.testing.com/cgi-bin/blog/2004/01/31 12
© Copyright 2024 Paperzz