download

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG)
Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)
Receivable yang timbul dari penjualan kredit biasanya diklasifikasikan sebagai account
receivable atau notes receivable.
Istilah Receivable meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya termasuk
perorangan, organisasi atau debitor lainnya.
Piutang Usaha (Account Receivable)
Terbentuk dari transaksi penjualan barang dagang atau jasa secara Credit. Receivable dicatat
dengan mendebet Account Receivable.
Account Receivable semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu
yang relatif pendek seperti 30 atau 60 hari.
Account Receivable diklasifikasikan sebagai Current Assets.
Wesel Tagih (Notes Receivable)
Jumlah yang terhutang bagi Customer, di mana Customer yang di maksud telah menerbitkan
surat hutang formal kepada perusahaan.
Piutang Lain-lain (Other Receivable)
Disajikan secara terpisah dalam Balance Sheet. Jika Receivable ini diharapkan akan tertagih
dalam satu tahun, maka Receivable tersebut diklasifikasikan sebagai Current Assets.
Jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai Non Current
Assets dan dilaporkan di bawah judul Investments.
Other Receivables meliputi:
1. Piutang Bunga (Interest Receivable)
2. Piutang Pajak (Taxes Receivable)
3. Piutang dari pejabat atau karyawan
Piutang Usaha Tak Tertagih (Uncollectible Receivable)
Bila suatu barang atau jasa yang dijual secara kredit, pada saat jatuh tempo pembayaran tidak
dilunasi semuanya, atau dengan kata lain ada sebagian yang tak tertagih dan itu merupakan hal
yang umum terjadi.
Beban operasi yang timbul karena tidak tertagihnya piutang disebut Beban Atau Kerugian
Piutang Tak Tertagih (Uncollectible Account), Piutang Ragu-ragu (Doublful Account),
Piutang Macet (Bad Debts)
Ada 2 metode akuntansi yang diterima secara umum mengenai piutang yang diperkirakan tak
tertagih yaitu:
1.
Metode Penyisihan atau Metode Cadangan (Allowance Method)
yaitu dalam metode ini membuat penyisihan atau cadangan dimuka untuk piutang tak
tertagih.
2.
Metode penghapusan langsung (Direct Write off Mehtod) atau metode pembebanan
langsung (Direct charge off Method)
yaitu dalam metode ini baru ditetapkan sebagai expense, jika receivable dinyatakan
secara pasti tidak tertagih
Metode Penyisihan Akuntansi Untuk Piutang Tak Tertagih
(Allowance Method of Accounting for Uncollectibles)
Beberapa perusahaan besar memakai Allowance Method untuk mengestimasi besarnya
uncollectible portion of trade receivable.
Contoh:
PT Bina Nusantara memulai usaha bisnisnya pada bulan Agustus dan memakai tahun kalender
sebagai tahun fiskalnya.
Perkiraan Account Receivable memiliki saldo sebesar Rp 105.000.000 pada akhir bulan
desember yang terdiri dari sejumlah hutang customer yang telah jatuh tempo beberapa waktu
yang lalu.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh pimpinan PT Bina Nusantara, diestimasikan bawah
sejumlah Rp 4.000.000 uncollectible lagi.
Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat estimasi ini pada akhir periode fiskal yaitu:
Des 31
Uncollectible Accounts Expense
Allowance for Doubtful Accounts
4.000.000
4.000.000
Karena pengurangan Account Receivable tersebut merupakan hasil estimasi, maka nilai tersebut
tidak dapat dikreditkan ke perkiraan customer atau ke perkiraan pengendali Account Receivable
dan sebaliknya dikreditkan dengan perkiraan kontra aktiva (Contra Asset) yaitu Allowance for
Doubtful Account.
Penghapusan Perkiraan Penyisihan Piutang Ragu-ragu
(Write-Offs to the Allowance Account)
Jika Account Receivable dari Customer dapat dipastikan tidak tertagih sama sekali, maka
Account Receivable tersebut dihapuskan dari perkiraan allowance.
Contoh:
Diasumsikan dari contoh di atas, bahwa ada Account Receivable PT A sebesar Rp 610.000
benar-benar tidak tertagih, maka Account Receivable tersebut harus dihapuskan dari Allowance
for Doubtful Account.
Jan 21
Allowance for Doubtful Accounts
Account Receivable – PT A
610.000
610.000
Jumlah total Allowance Account yang dihapus selama periode jarang sekali dapat sama dengan
jumlah Allowance Account pada awal periode.
Allowance for Doubtful Account akan memiliki saldo Credit pada akhir periode jika penghapusan
(Write-Offs) yang dilakukan selama periode tersebut lebih kecil dari saldo awal.
Allowance for Doubtful Account akan memiliki saldo Debit pada akhir periode jika penghapusan
(Wirte-Offs) yang dilakukan selama periode tersebut lebih besar dari saldo awal
Account Receivable yang telah dihapuskan dari allowance for doubtful account mungkin saja
dapat ditagih di kemudian hari. Jika hal itu terjadi, maka Account Receivable harus ditimbulkan
kembali dengan ayat jurnal yang merupakan kebalikan dari ayat jurnal penghapusan.
Contoh:
Diasumsikan bahwa Account Receivable sebesar Rp 610.000 yang telah dihapuskan
sebelumnya ternyata dapat ditagih kembali pada tanggal 10 juni.
Ayat jurnal untuk menimbulkan kembali Account Receivable dan ayat jurnal untuk mencatat
penagihan adalah sebagai berikut:
Juni 10
Account Receivable – PT A
610.000
Allowance for Doubtful Accounts
Untuk menimbulkan kembali account receivable yang telah dihapus sebelumnya.
Juni 10
Cash
Account Receivable – PT A
Mencatat penagihan account receivable
610.00
610.000
610.000
Estimasi Piutang Tak Tertagih (Estimating Uncollectibles)
Estimating Uncollectibles pada akhir periode fiskal didasarkan pada pengalaman masa lampau
serta prakiraan terhadap kegiatan perusahaan dimasa datang.
Estimating Uncollectibles ini dapat didasarkan pada:
1.
Berdasarkan penjualan (Estimate Based on Sales)
2.
Berdasarkan analisis piutang (Estimate Based on Analysis of Receivables)
Estimate Based on Sales
Account Receivable diperoleh dari hasil penjualan kredit. Oleh karenanya, jumlah penjualan
kredit selama suatu periode dapat digunakan untuk mengestimasi jumlah Uncollectible Accounts.
Contoh:
Selama tahun 1995, telah terjadi transaksi Sales sebesar Rp 80.000.000. Saldo Account
Receivable sebesar Rp 10.000.000 (Dr) dan saldo allowance for doubtful account sebesar Rp
250.000 (Cr). Berdasarkan data-data tahun sebelumnya, pada akhir tahun ditaksir jumlah tidak
tertagih (uncollectible) sebesar 1% dari penjualan.
Des 31
Uncollectible Accounts Expense
Allowance for Doubtful Accounts
The adjustment entry uncollectible accounts (80.000.000 * 1%)
800.000
800.000
Penjelasan:
Saldo Allowance for Doubtful Accounts sebesar Rp 250.000 (Cr), dan estimasi uncollectible
account 31 desember 1995 sebesar Rp 800.000.
Maka saldo Allowance for Doubtful Accounts menjadi Rp 1.050.000
(Lihat buku besar)
Allowance for Doubtful Account
Date
Item
P/R
Debit
Credit
Debit
Credit
Balance
250.000
Des 31 Adjusting
800.000
1.050.000
Tapi jika saldo awal Allowance for Doubtful Accounts sebesar Rp 250.000 (Dr), maka saldo akhir
Allowance for Doubtful Accounts menjadi Rp 550.000.
Nb: entries adjustment sama dengan di atas.
Penjelasan:
Saldo normal Allowance for Doubtful Accounts di sebelah kredit. Jika saldo Allowance for
Doubtful Accounts ada di sebelah debit nilainya menjadi negatif. Taksiran kerugian untuk 31
desember 1995 sebesar Rp 800.000.
Maka saldo Allowance for Doubtful Accounts per 31 desember 1995 menjadi 550.000 dengan
perhitungan (-250.000 + 800.000 = 550.000)
(Lihat buku besar)
Date
Des 31
Item
Allowance for Doubtful Accounts
P/R
Debit
Credit
Balance
Adjusting
Debit
250.000
800.000
Credit
550.000
Estimate Based on Analysis of Receivables
Estimasi uncollectible account dapat pula didasarkan pada seberapa lama receivable tersebut
telah beredar. Dalam hal ini dapat dipakai proses yang disebut penentuan umur piutang usaha
(Aging The Receivalbes)
Titik awal dalam menentukan Aging The Receivables adalah tanggal jatuh tempo.
Contoh:
PT ABC
Estimated Uncollectible Account per 31 Desember 1995
Age Interval
Balance
Percen
Belum jatuh tempo
01 - 30 Setelah jatuh tempo
31 - 60 setelah jatuh tempo
61 - 120 setelah jatuh tempo
121 lebih
Total
7.200.000
800.000
400.000
300.000
900.000
9.600.000
1%
3%
8%
20 %
50 %
Amount
72.000
24.000
32.000
60.000
450.000
638.000
Jika saldo Allowance for Doubftul Account sebesar Rp 160.000 (Cr)
Des 31
Uncollectible Accounts Expense
Allowance for Doubtful Accounts
Estimasi Uncollectible berdasarkan Analysis of Receivables
478.000
478.000
Penjelasan:
Saldo awal Allowance for Doubtful Accounts sebesar Rp 160.000, dan berdasarkan analisis
piutang 31 desember 1995 ditetapkan bahwa saldo Allowance for Doubtful Accounts menjadi
sebesar Rp 638.000. Maka supaya menjadi 638.000 Allowance for Doubtful Accounts harus
ditambah sebesar Rp 478.000
(Lihat buku besar)
Date
Des 31
Item
Allowance for Doubtful Accounts
P/R
Debit
Credit
Balance
Adjusting
Debit
478.000
Credit
160.000
638.000
Tapi jika saldo Allowance for Doubtful Accounts sebesar Rp 160.000 (Dr) maka jurnalnya
Des 31
Uncollectible Accounts Expense
Allowance for Doubtful Accounts
Estimasi Uncollectible berdasarkan Analysis of Receivables
798.000
798.000
Penjelasan:
Saldo awal Allowance for Doubtful Accounts sebesar Rp 160.000 (Dr) berarti mempunyai nilai
minus karena saldo normal Allowance for Doubtful Accounts disebelah kredit.
Setelah dibuat Analysis of Receivables, Allowance for Doubtful Accounts pada akhir bulan
menjadi sebesar Rp 638.000. Maka untuk menjadi sebesar Rp 638.000, jurnal penyesuaian
untuk uncollectible ini adalah sebesar Rp 798.000. (-160.000 + 789.000 = 638.000)
(Lihat buku besar)
Date
Des 31
Item
Allowance for Doubtful Accounts
P/R
Debit
Credit
Balance
Adjusting
Debit
160.000
798.000
Credit
638.000
Metode Penghapusan Langsung dalam Akuntansi untuk Piutang
Tak Tertagih
(Direct Write-Off Method of Accounting for Uncollectibles)
Dalam Direct Write-Off Method, Account Receivable yang tak tertagih baru diakui sebagai
Expense jika dinyatakan bahwa receivable tersebut sudah tidak dapat ditagih lagi.
Contoh:
PT Bina Nusantara menyimpulkan bahwa Account Receivable PT C sudah tidak dapat ditagih
lagi sebesar Rp 420.000.
Ayat jurnal untuk mencatatan penghapusan piutang yaitu:
Mei 10
Uncollectible Accounts Expense
Account Receivable – PT C
Direct Write-Off
420.000
420.000
Jika Customer tersebut ternyata mampu membayar Receivable yang telah dihapus itu di
kemudian hari, maka Receivable yang telah dihapus tersebut ditimbulkan kembali dengan
mendebet Account Receivable dan mengkredit Uncollectible Accounts Expense.
Contoh:
Diasumsikan bahwa PT C berniat melunasi hutangnya kepada PT Bina Nusantara. Ayat jurnal
untuk menimbulkan kembali receivable yang telah dihapus yaitu:
Mei 10
Account Receivable – PT C
420.000
Uncollectible Accounts Expense
Penghapusan piutang tak tertagih (secara langsung)
420.000
Saat Cash diterima maka PT Bina Nusantara dapat mencatat penerimaan Cash tersebut dalam
journal :
Juni 20
Cash
Account Receivable – PT C
Penerimaan Cash
420.000
420.000
Contoh Soal
Tanggal 1 Januari 1995, dari Account Receivable sebesar Rp 8.500.000, ditaksir jumlah kerugian
sebesar Rp 470.000.
Pada tanggal 10 Maret 1995, diterima kabar bahwa ada salah satu dari pelanggan perusahaan
yaitu PT Makmuri yang mempunyai Account Payable sebesar Rp 257.000, menyatakan bangkrut
dan tidak dapat melunasi hutangnya.
Tetapi pada tanggal 15 Juni 1995, yang bersangkutan datang dan menyatakan akan membayar
sebesar Rp 150.000, pada tanggal 1 Juli 1995.
Penerapan Allowance Method of Accounting for Uncollectibles
Jan 01
Uncollectible Account Expense
Allowance for Doubtful Account
Taksiran kerugian piutang
Mar 10
Allowance for Doubtful Account
Account Receivable
Penghapusan piutang
Jun 15
Account Receivable
Allowance for Doubtful Account
Pernyataan kesanggupan membayar
Jul 01
Cash
Account Receivable
Penerimaan kas
470.000
470.000
257.000
257.000
150.000
150.000
150.000
150.000
Penerapan Direct Write-Off Method of Accounting for Uncollectibles
Jan 01
No Journal
Taksiran kerugian piutang
Mar 10
Uncollectible Account Expense
Account Receivable
Penghapusan Piutang
Jun 15
Account Receivable
Uncollectible Account Expense
Pernyataan kesanggupan membayar
Jul 01
Cash
Account Receivable
Penerimaan Kas
257.000
257.000
150.000
150.000
150.000
150.000
Karakteristik Wesel Tagih
(Characteristics of Notes Receivable)
Suatu klaim yang di dukung oleh promise atau wesel (janji tertulis untuk membayar sejumlah
uang) memiliki kekuatan yang lebih dibanding klaim berbentuk account receivable, karena
dengan menandatangani promise (wesel), debitor mengakui hutang dan setuju untuk
membayarnya sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Surat Promes (Promissary Note) yaitu surat berharga yang berisi perintah dari penarik kepada
penerima untuk membayar sejumlah uang setelah jangka waktu tertentu, kepada yang ditunjuk.
Interest
Promise atau wesel biasanya menetapkan jumlah interest yang akan di bayar untuk periode
antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo.
Suku bunga promes biasanya dinyatakan atas dasar tahunan, terlepas dari jangka waktu aktual
yang terlibat
Rumus:
Jumlah Pokok
(Principal)
X
X
Suku Bunga
(Rate)
X
X
Jangka Waktu
(Time)
=
=
Bunga
Interest
Nb: Principal = nilai nominal
Contoh:
Sebuah note dengan nilai nominal
Suku bunga wesel
Jangka waktu wesel
Rp 10.000
12%
30 hari
Bunga = 10.000 x 12% x (30/360)
= 100
Catatan: dalam perhitungan bunga wesel, diasumsikan bahwa 1 tahun = 360 hari.
Tanggal Jatuh Tempo (Due Date or Maturity Date)
Tanggal suatu promise atau wesel (Notes) dibayarkan disebut Due date atau maturity date
Contoh:
Sebuah wesel dengan nilai nominal
Suku bunga wesel
Jangka waktu wesel
Tanggal wesel
Rp 10.000
12%
30 hari
10 januari 1990
Perhitungan Due Date:
Januari
Pebuari
Total
31 - 10 = 21
= 09 +
30 hari
Jadi tanggal jatuh tempo wesel tertanggal 09 pebuari 1990
Penjelasan:
Dalam penghitungan tanggal jatuh tempo, maka harus diketahui terlebih dahulu jumlah hari
dalam 1 bulan. Misal bulan januari ada sebanyak 31 hari, bulan pebuari ada sebanyak 28 hari
jika bukan tahun kabisat dan jika tahun kabisat maka ada sebanyak 29 hari, dan seterusnya
untuk bulan yang berikutnya.
Nilai jatuh tempo (Maturity Value)
Jumlah yang harus dibayarkan pada tanggal jatuh tempo dinamakan dengan maturity value.
Rumus Maturity Value:
Nilai Nominal + Bunga = Nilai Jatuh Tempo
Contoh:
Sebuah wesel dengan nilai nominal
Suku bunga wesel
Jangka waktu wesel
Tanggal Wesel
Tentukan:
1.
Interest
2.
Due Date
3.
Maturity Value
1.
Interest
= Rp 20.000 x 12% x (60/360)
= Rp 400
2.
Due Date
Januari 31 - 31
Pebuari
Maret
April
Total
=
=
=
=
0 hari
28 hari
31 hari
01 hari +
60 hari
Jadi Due Date wesel adalah 01 april 1990
3.
Maturity Value
Rp 20.000 + Rp 400 = Rp 20.400
Rp 20.000
12%
60 hari
31 Januari 1990
Akuntansi untuk Wesel Tagih
(Accounting for Notes Receivable)
Wesel dibagi 2 yaitu:
1. Wesel berbunga (Interest Bearning Notes)
2. Wesel tak berbunga (Non Interest Bearning Notes)
Wesel yang membebankan pembayaran bunga untuk periode antara tanggal pengeluaran dan
Tanggal jatuh tempo disebut Interest-Bearing Notes.
Sedangkan wesel dibuat tidak membebankan bunga disebut Non-Interest-Bearing Notes.
Non-Interest-Bearing Note
Non-Interest-Bearing Note, tidak menentukan suku bunga, tapi jumlah nominalnya sudah meliputi
interest expense.
Contoh untuk penerimaan Non-Interest-Bearing Note dan pelunasannya
Berikut dibawah ini adalah contoh transaksi yang dilakukan oleh PT Indah
Jan 01
Jan 02
Peb 01
Jan 01
PT Indah menjual Merchandise secara kredit sebesar Rp 10.000 kepada PT Makmur
PT Indah menerima sebuah Non-Interest-Bearing Note dengan nilai nominal Rp
10.100 (sudah termasuk bunga), jangka waktu 30 hari, dari PT Makmur sebagai
pelunasan hutangnya.
Diterima pelunasan wesel dari PT Makmur
Account Receivable
Sales
10.000
10.000
Jan 02
Notes Receivable
Account Receivable
Discounts on Notes Receivable
Penjelasan:
Notes Receivable selalu dicatat sebesar nilai nominalnya.
10.100
Peb 01
10.100
Peb 01
10.000
100
Cash
Notes Receivable
10.100
Discounts on Notes Receivable
Interest Revenue
100
100
Penjelasan:
Jika ketiga transaksi di atas diposting (dipindahkan ke dalam ledger), maka akan tampak buku
besarnya adalah sebagai berikut:
Date
Peb 01
Date
Jan 01
Jan 02
Item
PT Makmur (Pelunasan)
Item
PT Makmur
PT Makmur (Pelunasan)
Cash
P/R
Debit
10.100
Account Receivable
P/R
Debit
10.000
Credit
Debit
10.100
Credit
Credit
Debit
10.000
0
Credit
10.000
Date
Jan 02
Peb 01
Date
Jan 01
Date
Jan 02
Peb 01
Item
PT Makmur
PT Makmur (Pelunasan)
Notes Receivable
P/R
Debit
10.100
Debit
PT Makmur
Item
Discounts on Notes Receivable
P/R
Debit
PT Makmur
Pendapatan bunga
Date
Peb 01
Item
Debit
10.100
0
Credit
Credit
10.000
Debit
Credit
10.000
Credit
100
Debit
Credit
100
0
Credit
100
Debit
Credit
100
10.100
Sales
P/R
Item
Credit
100
Interest Revenue
P/R
Debit
Penjelasan Buku Besar:
Asumsi: Semua perkiraan tidak mempunyai saldo awal.
Setelah jurnal diposting ke dalam buku besar, saldo perkiraan-perkiraan buku besar adalah
sebagai berikut:
Account
Cash
Account Receivable
Notes Receivable
Discounts on Notes Receivable
Sales
Interest Revenue
Debit
10.100
0
0
0
Credit
10.000
100
Penjelasan perkiraan-perkiraan ledger:
Dari ketiga transaksi diatas setelah dilakukan posting, maka perkiraan yang mempunyai saldo
adalah perkiraan Cash, Sales dan Interest Revenue, sedangkan perkiraan lainnya tidak
mempunyai saldo lagi.
Interest-Bearing Notes
Ditulis sebagai janji untuk membayar jumlah nominal (face amount) di tambah bunga
berdasarkan suku bunga tertentu
Contoh penerimaan Interest-Bearing Notes dan pelunasannya
Jan 01
Jan 02
Peb 01
Jan 01
Jan 02
PT Indah menjual barang dagang secara kredit kepada PT Makmur sebesar Rp
10.000
PT Indah menerima sebuah wesel dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000, suku
bunga 12%, jangka waktu 30 hari dari PT Indah sebagai pelunasan hutangnya.
PT Indah menerima pelunasan wesel dari PT Makmur
Account Receivable
Sales
Notes Receivable
10.000
10.000
10.000
Peb 01
Account Receivable
Cash
Interest Revenue
Notes Receivable
10.000
10.100
100
10.000
Perhitungan Interest:
Nilai nominal * Suku Bunga * Jangka Waktu = Nilai Bunga
10.000 * 12% * (30/360) = 100
Jika ketiga transaksi di atas di posting ke dalam buku besar maka akan nampak sebagai berikut:
Cash
Date
Item
P/R
Debit
Credit
Debit
Credit
Peb 01 PT Makmur
10.100
10.100
Date
Jan 01
Date
Jan 01
Jan 02
Date
Jan 01
Item
Notes Receivable
P/R
Debit
10.000
Credit
Debit
10.000
Credit
Item
Account Receivable
P/R
Debit
10.000
Credit
Debit
10.000
0
Credit
Credit
10.000
Debit
Credit
10.000
Credit
100
Debit
Credit
100
PT Makmur
PT Makmur
PT Makmur
10.000
Item
Sales
P/R
Debit
PT Makmur
Date
Peb 01
Item
Interest Revenue
P/R
Debit
Penjelasan Ledger:
Asumsi: Semua perkiraan tidak mempunyai saldo awal.
Setelah jurnal diposting ke dalam Ledger, saldo perkiraan-perkiraan Ledger adalah sebagai
berikut:
Item
Cash
Account Receivable
Notes Receivable
Sales
Interest Revenue
Debit
10.100
0
0
Credit
10.000
100
Dari perkiraan di atas, perkiraan yang mempunyai saldo adalah Cash, Sales dan Interest
Revenue. Sedangkan Account Receivable dan Notes Receivable bersaldo 0 (nol).
Contoh penerimaan Interest-Bearing Notes dan tidak dilunasi
Jan 01
Jan 02
Peb 01
Jan 01
Jan 02
Peb 01
PT Indah menjual barang dagang secara kredit kepada PT Makmur sebesar Rp
10.000
PT Indah menerima sebuah wesel dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000, suku
bunga 12%, jangka waktu 30 hari dari PT Indah sebagai pelunasan hutangnya.
PT Makmur tidak melunasi weselnya
Account Receivable
Sales
Notes Receivable
Account Receivable
Account Receivable
Interest Revenue
Notes Receivable
10.000
10.000
10.000
10.000
10.100
100
10.000
Perhitungan bunga:
Nilai nominal * Suku Bunga * Jangka Waktu = Nilai Bunga
10.000 * 12% * (30/360) = 100
Penjelasan:
Jika PT Makmur tidak melunasi weselnya maka PT Makmur tetap mempunyai Account Payable
dan PT Indah tetap mempunyai Account Receivable. Account Payable PT Makmur menjadi
sebesar Rp 10.100 yang terdiri dari Account Payable sebesar Rp 10.000 dan Interest Payable
sebesar Rp 100 dan Account Receivable PT Indah menjadi sebesar Rp 10.100.
Pendiskontoan Wesel Tagih (Discounting Notes Receivable)
Kadang kala perusahaan memerlukan uang tunai yang mendesak pada saat tertentu dengan
alasan tertentu. Jika perusahaan mempunyai wesel dan memerlukan uang tunai, maka
perusahaan dapat mendiskontokannya ke bank.
Pada waktu mendiskontokan wesel berbunga, berikut langkah-langkah untuk menentukan jumlah
atau hasil yang akan diterima:
1. Determine the maturity value of the note
Maturity Value = face Amount + Interest
Interest = Face Amount X Interest Rate X Interest Period
Interest Period = date of Note to date of maturity
2. Determine the amount Discount
Discount = Maturity Value X discount Rate X Discount Period
Discount period = Date of Discount to date of Maturity
3. Determine the proceeds
Proceeds = Maturity Value – Discount
Contoh pendiskontoan wesel dan pelunasannya
Mar 01
Mar 03
Apr 02
Mei 02
Mar 01
Mar 03
Apr 02
Mei 02
PT Indah menjual merchandise inventory secara kredit kepada PT Makmur sebesar
Rp 10.000
PT Indah menerima sebuah Notes dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000, suku
bunga 12%, jangka waktu 60 hari sebagai pelunasan hutangnya.
PT Indah mendiskontokan Notes-nya ke bank dengan tingkat bunga 14%
PT Makmur melunasi Notes-nya
Account Receivable
Sales
Notes Receivable
Account Receivable
Cash
Interest Revenue
Notes Receivable
Tidak Ada jurnal
Perhitungan Pendiskontoan:
Keterangan
Face Value
Interest
Maturity Value
Discount on Maturity value
Proceeds
10.000
10.000
10.000
10.000
10.081
81
10.000
Rumus
(10.000 * 12% * (60/360)
10.000 + 200
10.200 * 14% * (30/360)
10.200 – 119
Nilai
10.000
200
10.200
119
10.081
Periode diskonto selama 30 hari = dari tanggal 02 april sampai dengan tanggal 02 Mei
Nb: Jika hasil pendiskontoan lebih besar dari nilai nominal maka selisihnya disebut sebagai
Interest Revenue, jika hasil pendiskontoan lebih kecil dari nilai nominal maka selisihnya disebut
Interest Expense.
Penjelasan
Karena PT Makmur melunasi Notes, maka tidak ada jurnal.
Alasannya: PT Makmur membayar kepada PT Indah sebesar Maturity Value yaitu Rp 10.200.
Berarti Account payable PT Makmur sudah lunas. Setelah PT Indah menerima uang tersebut,
maka uang tersebut dibayarkan kepada pihak Bank sebesar Maturity Value yaitu Rp 10.200,
karena PT Indah telah mendiskontokan Notes ke bank dan PT Indah sudah menerima uang dari
hasil pendiskontoannya. Jadi dari transaksi tersebut PT Indah tidak menerima uang atau tidak
mengeluarkan uang.
Dengan kata lain, transaksi tadi tidak mempengaruhi Financial Report PT Indah. Maka dari itu
tidak diperlukan jurnal saat PT Makmur melunasi Notes.
Contoh pendiskontoan wesel yang tidak dilunasi
Mar 01
Mar 03
Apr 02
Mei 02
PT Indah menjual Merchandise Inventory secara kredit kepada PT Makmur sebesar
Rp 10.000
PT Indah menerima sebuah Notes dengan nilai nominal sebesar Rp 10.000, suku
bunga 12%, jangka waktu 60 hari sebagai pelunasan hutangnya.
PT Indah mendiskontokan Notes ke bank dengan tingkat bunga 14%
PT Makmur tidak melunasi Notes dan bank membebankan biaya protes sebesar Rp
100.
Mar 01
Mar 03
Apr 02
Mei 02
Account Receivable
Sales
Notes Receivable
Account Receivable
Cash
Interest Revenue
Notes Receivable
Account Receivable
Cash
Perhitungan:
Keterangan
Face Value
Interest
Maturity Valeu
Discount on maturity value
Proceeds
Perhitungan:
Keterangan
Pembayaran ke bank
10.000
10.000
10.000
10.000
10.081
81
10.000
10.300
10.300
Rumus
Nilai
10.000
200
10.200
119
10.081
(10.000 * 12% * (60/360)
10.000 + 200
10.200 * 14% * (30/360)
10.200 - 119
Rumus
10.200 + 100
Nilai
10.300
Penjelasan:
Karena PT Makmur tidak melunasi Notes, maka PT Makmur tetap mempunyai Account payable
dan PT Indah tetap mempunyai Account Receivable. PT Indah harus membayar terlebih dahulu
ke bank sebesar Rp 10.300, yaitu terdiri dari Maturity Value sebesar RP 10.200 dan biaya protes
(Protest Fee) sebesar Rp 100. Account Payable PT Makmur menjadi 10.300, terdiri dari nilai
nominal wesel sebesar Rp 10.000, bunga wesel sebesar Rp 200 dan Protest Fee yang
dibebankan ke PT Makmur sebesar Rp 100.
Penyajian Piutang pada Neraca
(Receivable on The Balance Sheet)
Seluruh Receivable yang diperkirakan akan terealisasi dalam waktu setahun, disajikan pada
bagian Current Assets di Balance Sheet.
Penyajikan asset harus menurut urutan likuiditasnya, karena urutan likuiditas ini mencerminkan
seberapa cepat asset dapat dikonversi menjadi cash.
Contoh:
PT Indo Binus
Balance Sheet
Des 31, 2000
Assets
Current Assets
Cash
Notes Receivable
Account Receivable
-/- Allowance for doubtful account
Interest Receivable
195.000.000
350.000.000
500.000.000
50.000.000
450.000.000
125.000.000