download

DERET BERKALA
(TIME SERIES)
(1)
Matakuliah
Tahun
Versi
: KodeJ0204/Statistik Ekonomi
: Tahun 2007
: Revisi
DERET BERKALA
(TIME SERIES)



Suatu deret berkala merupakan suatu himpunan
observasi dimana variabel yang digunakan diukur
dalam urutan periode waktu, misalnya tahunan,
bulanan, triwulanan, dan sebagainya.
Tujuan dari metode deret berkala adalah untuk
menemukan pola data secara historis dan
mengekstrapolasikan pola tersebut untuk masa yang
akan datang.
Peramalan didasarkan pada nilai variabel yang telah
lalu dan atau peramalan kesalahan masa lalu.
KOMPONEN
DERET BERKALA

Komponen Tren (Trend Component)



Merepresentasikan suatu perubahan dari waktu ke
waktu (cenderung naik atau turun).
Tren biasanya merupakan hasil perubahan dalam
populasi/penduduk, faktor demografi, teknologi, dan
atau minat konsumen.
Komponen Siklis (Cyclical Component)

Merepresentasikan rangkaian titik-titik dengan pola
siklis (pergerakan secara siklis/naik-turun) di atas atau
di bawah garis tren dalam kurung waktu satu tahun.
KOMPONEN
DERET BERKALA

Komponen Musim (Seasonal Component)



Merepresentasikan pola berulang dengan durasi
kurang dari 1 tahun dalam suatu deret berkala.
Pola durasi dapat berupa jam atau waktu yang lebih
pendek.
Komponen Tak Beraturan (Irregular Component)


Mengukur simpangan nilai deret berkala sebenarnya
dari yang diharapkan berdasarkan komponen lain.
Hal tersebut disebabkan oleh jangka waktu yang
pendek (short-term) dan faktor yang tidak terantisipasi
yang dapat mempengaruhi deret berkala.
AKURASI PERAMALAN
Akurasi peramalan dapat diukur dari nilai berikut:
1. Mean Squared Error (MSE)

Merupakan rata-rata jumlah kuadrat kesalahan peramalan.
1 n
' 2
MSE 
(
Y

Y

t
t)
n t 1
2. Mean Absolute Deviation (MAD)

Merupakan rata-rata nilai absolut kesalahan peramalan.
1 n
MAD   Yt  Yt'
n t 1

Yt = nilai observasi
Yt’ = nilai perkiraan
METODE PENGHALUSAN DALAM
PERAMALAN
1. Rata-rata Bergerak (Moving Averages - MA)
 Menggunakan n nilai data terbaru dalam suatu
deret berkala untuk meramalkan periode yang
akan datang.
 Rata-rata perubahan atau pergerakan sebagai
observasi baru.
 Penghitungan rata-rata bergerak adalah sebagai
berikut:
(n nilai data terbaru)

MA 
n
METODE PENGHALUSAN DALAM
PERAMALAN - L
2. Rata-rata Bergerak Tertimbang (Weighted Moving
Averages)
 Melibatkan penimbang untuk setiap nilai data dan
kemudian menghitung rata-rata penimbang
sebagai nilai peramalan.
 Contoh, rata-rata bergerak terimbang 3 periode
dihitung sebagai berikut
Ft+1 = w1(Yt-2) + w2(Yt-1) + w3(Yt)
dimana jumlah total penimbang (nilai w) = 1.
METODE PENGHALUSAN DALAM
PERAMALAN - L
3. Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing)
 Merupakan kasus khusus dari metode Rata-rata
Bergerak Tertimbang dimana penimbang dipilih
hanya untuk observasi terbaru.
 Penimbang yang diletakkan pada observasi
terbaru adalah nilai konstanta penghalusan, α.
 Penimbang untuk nilai data lain dihitung secara
otomatis dan semakin lama periode waktu suatu
observasi nilainya akan lebih kecil.
METODE PENGHALUSAN DALAM
PERAMALAN - L
3. Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing)
(Lanjutan)
Rumus:
Ft+1 = αYt + (1 - α)Ft
dimana
Ft+1 = nilai peramalan untuk periode t+1
Yt = nilai sebenarnya untuk periode t+1
Ft = nilai peramalan untuk periode t
α = konstanta penghalusan (0 < α < 1)
METODE PENGHALUSAN DALAM
PERAMALAN - L
CONTOH : EXECUTIVE SEMINARS, INC.

Executive Seminars bergerak dalam manajemen
penyelenggaraan seminar. Untuk keperluan
perencanaan pendapatan dan biaya pada masa
mendatang yang lebih baik, pihak manajemen ingin
membangun model peramalan untuk seminar
“Manajemen Waktu”. Pendaftar pada 10 seminar
“MW” terakhir adalah:
Seminar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pendaftar 34 40 35 39 41 36 33 38 43 40
METODE PENGHALUSAN DALAM
PERAMALAN - L
CONTOH : EXECUTIVE SEMINARS, INC.

Penghalusan Eksponensial (Exponential Smoothing)
Misal α = 0.2,
F1 = Y1 = 34
F2 = α Y1 + (1 - α)F1
= 0.2(34) + 0.8(34) = 34
F3 = α Y2 + (1 - α)F2
= 0.2(40) + 0.8(34) = 35.20
F4 = α Y3 + (1 - α)F3
= 0.2(35) + 0.8(35.20) = 35.16
. . . dan seterusnya
METODE PENGHALUSAN DALAM
PERAMALAN - L
CONTOH : EXECUTIVE SEMINARS, INC.
Seminar Pendaftar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Ramalan dg Exp. Smoothing
34
40
35
39
41
36
33
38
43
40
Ramalan untuk seminar y.a.d =
34.00
34.00
35.20
35.16
35.93
36.94
36.76
36.00
36.40
37.72
38.18
METODE PENGHALUSAN DALAM
PERAMALAN - L
CONTOH : EXECUTIVE SEMINARS, INC.
44
Jumlah Pendaftar
42
40
38
36
34
32
30
1
2
3
4
5
6
7
Seminar
Pendaftar
Perkiraan
8
9
10
PROYEKSI TREN DENGAN
PERSAMAAN TREN LINIER

Persamaan Tren Linier:
Tt = b0 + b1t
dimana
Tt = nilai tren pada periode t (sebagai variabel tak
bebas/dependent variabel)
b0 = intercept garis tren
b1 = slope/kemiringan garis tren
t = waktu (sebagai variabel bebas/independent
variable)
PROYEKSI TREN DENGAN
PERSAMAAN TREN LINIER - L

Penghitungan Slope (b1) dan Intercept (b0)
b1 
 tYt  
t
2

t  Yt
(  t )2
n
n
  Yt
dan b0  
n


t
  b1
n


dimana
Yt = nilai sebenarnya pada periode t
n = banyaknya periode dalam deret berkala



PROYEKSI TREN DENGAN
PERSAMAAN TREN LINIER - L
CONTOH : PENJUALAN PRODUK “X”

Manajemen perusahaan penghasil produk “X” ingin
membuat metode peramalan yang dapat mengontrol
stok produk mereka dengan baik. Penjualan tahunan
(banyaknya produk “X” terjual) dalam 5 tahun terakhir
adalah sebagai berikut:
Tahun
Penjualan
1
11
2
14
3
20
4
26
5
34
PROYEKSI TREN DENGAN
PERSAMAAN TREN LINIER - L
CONTOH : PENJUALAN PRODUK “X” (Lanjutan)

Prosedur penghitungan untuk mencari b0 dan b1
t
Yt
tYt
t2
1
11
11
1
2
14
28
4
3
20
60
9
4
26
104
16
5
34
170
25
105
373
55
Total
PROYEKSI TREN DENGAN
PERSAMAAN TREN LINIER - L
CONTOH : PENJUALAN PRODUK “X” (Lanjutan)

Menggunakan rumus penghitungan untuk b0 dan b1
diperoleh:
b1 

373  (15)(105)
2
(
15
)
55 
5  5,8

b0  105
5
sehingga
Tt = 3,6 + 5,8 t
Perkiraan penjualan pada tahun ke-6 =
T6 = 3,6 + (5,8)(6) = 38,4
5  (5,8)15 5  3,6
PROYEKSI TREN DENGAN
PERSAMAAN TREN LINIER - L
CONTOH : PENJUALAN PRODUK “X” (Lanjutan)
40
35
30
25
20
15
10
5
0
1
2
3
Yt
4
Yt'
5
EXERCISE

The average price/earnings ratio for a company for the years 19962000 is given below.
year
1996 1997 1998 1999 2000
p/e ratio
16.3
16.5
17.1
19.6
13.1
Predict the 2001 earnings per share using
a. a three-year moving average forecast.
b. an exponential smoothing forecast with  = .2.

Below you are given the size of the civilian labor force employed in
agriculture (in thousands) for the years 1995-2000. Using linear trend
projection, forecast the size of the civilian labor force employed in
agriculture for 2001.
year
1995 1996 1997 1998 1999 2000
number employed
in agriculture
3440 3443 3399 3378 3281 3305
SEKIAN &
SEE YOU NEXT SESSION