download

ANALISIS DATA KATEGORIK
Untuk melihat pola hubungan dua
(atau lebih) variabel kategorik
Tabel Kategorik 2 x 2
Tabel Kategorik p x q
2
DATA CACAH DALAM
TABEL KATEGORIK p x q
Hubungan dua variabel kategorik dengan data setiap unit
dalam sampel diklasifikasikan menurut tiap variabel
kategorik .
Misal : Jenis kelamin (laki-laki dan perempuan)
Sampel yang terambil digunakan untuk menguji hipotesis
hubungan variabel dalam populasinya
Maksud data cacah dengan kategorisasi p x q adalah
variabel kategorik I mempunyai p faktor dan variabel
kategorik II mempunyai q faktor
3
TABEL p x q
Bq
Jumlah
n12
n1q
n1.
n22
n23
n2.
B1
B2
A1
n11
A2
n21
…
…
…
Ap
np1
np2
Jumlah
n.1
n.2
…
npq
np.
n.q
n
4
KETERANGAN TABEL
Variabel kategorik I (X):
terbagi menjadi p sifat yaitu A1, A2, … , dan Ap
Variabel kategorik II (Y):
terbagi menjadi q sifat yaitu B1, B2, … , dan Bq
Oleh karena itu tabel tersebut dinamakan Tabel
Kategorik p x q, karena masing-masing variabel
memiliki p dan q sifat, sehingga terdapat pxq sel 5
KETERANGAN TABEL
nij : banyak observasi dengan sifat Ai & Bj
ni. : banyak observasi dengan sifat Ai
n.j : banyak observasi dengan sifat Bj
n : banyak observasi
6
UJI TABEL KATEGORIK 2 x 2
Untuk data cacah dalam tabel p x q ada beberapa
macam uji hipotesis, dengan prosedur yang hampir
sama, yaitu:
1. Goodness of fit tests
2. Test of independence
3. Test of homogenity
7
Goodness of fit tests : tes yang digunakan untuk
mengetes apakah suatu data yang telah kita peroleh
ini sesuai (fit) dengan distribusi yang pilih
Test of independence : suatu tes yang bertujuan
untuk membuktikan bahwa variabel di kolom dan baris
saling tidak berhubungan
Test of homogenity : tes untuk membuktikan bahwa
dalam populasi yang berbeda terdapat beberapa
kesamaan proporsi karateristik
8
LANGKAH UJI HOMOGENITAS
1.
2.
3.
4.
H0 : P1 = P2 = … = Pk = P
H1 : Minimal ada Pi yang berbeda dengan yang lain
Menetapkan taraf nyata uji α
Menentukan wilayah kritis atau daerah penolakan H0,
yang berasal dari Tabel X2 , yaitu
W  (2 ;k 1)
Menghitung W dengan rumus:
k
2
W  
j 1 i 1
O
ij
 Eij 
2
Eij
9
LANGKAH UJI HOMOGENITAS
5. Mengambil kesimpulan :
Bila W berada pada wilayah kritis atau berada
pada daerah penolakan H0, maka H0 ditolak
Bila W berada di luar wilayah kritis atau berada
di luar daerah penolakan H0, maka H0 diterima
10
LANGKAH UJI INDEPENDENSI
1.
H0 : X dan Y independen
atau
H0 : P(X∩Y) = P(X).P(Y)
2.
3.
4.
H1 : X dan Y tidak independen
Menetapkan taraf nyata uji α
Menentukan wilayah kritis atau daerah penolakan H0,
yang berasal dari Tabel X2 dengan derajat bebas
v=(p-1)(q-1), yaitu :
W   (v )
2
11
LANGKAH UJI HOMOGENITAS
5. Menghitung W dengan rumus:
q
p
W  
j 1 i 1
O
ij
 Eij 
2
Eij
6. Mengambil kesimpulan :
Bila W berada pada wilayah kritis atau berada
pada daerah penolakan H0, maka H0 ditolak
Bila W berada di luar wilayah kritis atau berada
di luar daerah penolakan H0, maka H0 diterima
12
Transformasi dari Khi-kuadrat
Penggunaan uji khi-kuadrat pada tabel kategorik p x q sangat
baik, bila ukuran contohnya sangat besar dan dengan
minimum harapan ukuran contoh tiap sel (Eij) adalah 10
Bila hal ini tidak dipenuhi maka nilai X2 atau W ini harus
ditransformasikan, diantaranya adalah koefisien :
W
n
1. Phi (Ф)

2. Cramer (V)
V
dimana: 0    1
W
dimana: 0  V  1 dan s  min( p, q)
n.s
13