Matakuliah : CB142 / Character Building IV Tahun : 2009 Pertemuan 2 MANUSIA DAN LINGKUNGAN HIDUP Learning outcome Mahasiswa mampu membedakan beberapa teori etika lingkungan dan konsekuensinya terhadap lingkungan hidup Bina Nusantara Materi : • • • • Bina Nusantara Teori etika lingkungan hidup Bumi sebagai kesatuan ekosistem Kesatuan manusia dengan lingkungan hidupnya Mengembangkan paham yang tepat tentang lingkungan 1. Teori etika lingkungan hidup 1.1. Antroposentrisme Antroposenstrisme (antropos=manusia) adalah suatu pandangan yang menempatkan manusia sebagai pusat dari alam semesta. Tinjauan kritis terhadap Antroposentrisme : – Didasarkan pada pandangan filsafat tentang manusia – Sangat bersifat instrumentalistis: pola hubungan manusia dan alam hanya terbatas pada relasi instrumental semata. – Sangat bersifat teleologis, karena pertimbangan yang diambil untuk peduli terhadap alam didasarkan pada akibat dari tindakan itu bagi kepentingan manusia – Teori ini telah dituduh sebagai salah satu penyebab bagi terjadinya krisis lingkungan hidup – Walau demikian, sebenarnya argumen di dalamnya cukup sebagai landasan yang kuat bagi pengembangan sikap kepedulian terhadap alam Bina Nusantara 1.2. Biosentrisme Biosentrisme merupakan suatu pandangan yang menempatkan alam sebagai yang mempunyai nilai dalam dirinya sendiri, bukan tergantung pada manusia. Tinjauan Kritis terhadap Biosentrisme – Menekankan kewajiban terhadap alam bersumber dari pertimbangan bahwa kehidupan adalah sesuatu yang bernilai, baik kehidupan manusia maupun spesis lain di bumi ini – Melihat alam dan seluruh isinya mempunyai harkat dan nilai dalam dirinya sendiri – Memandang manusia sebagai makhluk biologis yang sama dengan makhluk biologis lainnya – Pada intinya teori biosentrisme berpusat pada komunitas biotis dan seluruh kehidupan yang ada di dalamnya. – Teori ini memberi bobot dan pertimbangan moral yang sama kepada semua makhluk hidup Bina Nusantara 1.3. Ekosentrisme Ekosentrisme (merupakan perluasan dari biosentrisme): Merupakan suatu paham yang mengajarkan bahwa baik komunitas biologis yang hidup maupun yang mati saling berkaitan satu sama lain. Tinjauan kritis terhadap Ekosentrisme: – Versi lain dari ekosentrisme adalah Deep Ecology yang diperkenalkan oleh Arne Naes (filsuf norwegia). – Deep Ecology disebut sebagai ecosophy, yang berarti kerifan mengatur hidup selaras dengan alam sebagai sebuah rumah tangga dalam arti luas. – Deep Ecology menganut prinsip biospheric egalitarianism, yaitu pengakuan bahwa semua organisma dan makhluk hidup adalah anggota yang sama statusnya dari suatu keseluruhan yang terkait sehingga mempunyai martabat yang sama Bina Nusantara 2. Bumi sebagai kesatuan ekosistem 2.1. Ekosistem Bumi Bumi terdiri dari berbagai lapisan atau bagian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Keseluruhan lapisan itu disebut biosfer (bio = hidup; sphere = bola) 2.2. Manusia hanya sebagai salah satu lapisan manusia dalam kesatuan ekosistem ini tidak memiliki independensi mutlak. Kualitas hidupnya tergantung pada kualitas ekosistem yang lainnya. 2.3. Peran manusia yang semakin besar Walaupun manusia hanya merupakan salah satu bagian dari keseluruhan ekosistem, namun manusia merupakan satu-satunya mahluk yang paling dinamis. Manusia dengan demikian tidak hanya dideterminir oleh lingkungannya, tetapi juga dapat merekayasa lingkungannya sesuai dengan kehendaknya. Dengan demikian manusia memiliki pengaruh yang begitu besar (baik secara positif maupun negatif) terhadap ekosistem Bina Nusantara 3. Kesatuan manusia dengan lingkungan hidupnya 3.1. Pengaruh seleksi alam Manusia, seperti adanya, yaitu fenotipenya, terbentuk oleh interaksi antara genotipe dan lingkungan hidupnya. 3.2. Gambaran Kedudukan Manusia dalam alam lingkungannya 3.2.1. Dari struktur prilaku manusia. Dari segi struktur perilaku manusia yang paling dinamis dan adaptable dengan lingkungannya. Hal ini disebabkan manusia memiliki kualitas akal budi dan memiliki kehendak yang bebas 3.2.2. Dari segi kedudukan dalam keseluruhan ekosistem Dalam keseluruhan ekosistem, manusia hanya merupakan salah satu bagian dari bagian yang lainnya. Bagian-bagian ini saling menentukan. Alam dapat menentukan kualitas hidup manusia dan manusia dapat menentukan kualitas alam. Bina Nusantara 4. Mengembangkan paham yang tepat tentang lingkungan • Baik antroposentrisme, biosentrisme maupun ekosentrisme samasama memiliki perhatian yang sama tentang kehidupan. • Antroposentrisme menekankan kehidupan manusia sebagai pusat dari alam; biosentrisme menekankan kehidupan makhluk biotik; dan ekosentrisme menekankan saling ketergantungan antara berbagai elemen dari ekosistem, baik manusia, lingkungan biotik maupun abiotik. • Ketiganya, baik manusia, lingkungan biotik maupun abiotik saling menentukan. Manusia tidak akan dapat berkembang sebagai manusia tanpa didukung oleh lingkungan, baik lingkungan biotik maupun abiotik yang baik. Inilah prinsip dasar dari apa yang disebut dengan deep ecology. • Deep ecology bukan hanya sekedar paham filosofis mengenai relasi yang seharusnya antara berbagai elemen dalam ekosistem, melainkan merupakan suatu gerakan baru, kesadaran baru, paradigma baru yang harus menjadi kultur kita dalam setiap prilaku dan pengambilan kebijakan, baik kebijakan politis, ekonomis maupun akademik. Bina Nusantara
© Copyright 2024 Paperzz