download

ANALISIS DUA KLASIFIKASI DENGAN
INTERAKSI CARA KONFIRMASI
Kita dapat membagi suatu observasi Y atas komponennya, yaitu, observasi = ratarata keseluruhan + pengaruh baris + pengaruh kolom + interaksi + sisa. Komponen ini
dapat digambarkan dengan jelas, baik secara terpisah maupun secara bersama-sama.
Begitupun kita dapat menggambarkannya dengan teratur. Keterampilan seperti ini sangat
berguna dalam pekerjaan eksplorasi dan akan tetap penting dalam menafsirkan analisa
konfirmasi. Namun dalam memaksimalkan kemampuan ini kita membutuhkan suatu alat
konfirmasi yaitu analisis variansi dua arah.
Kita ingin mengambil keputusan tentang tiga hal, pengaruh variabel baris,
pengaruh variabel kolom, dan interaksi antara variabel baris dan kolom. Mungkin saja
ketiganya tidak signifikan atau mungkin juga hanya satu atau dua, ataupun ketiganya
signifikan.
Secara umum dikatakan bahwa :
-
Variabel baris memiliki p tingkat
-
Variabel kolom memiliki q tingkat
Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah sel = pq, dan tiap sel memiliki r ulangan,
dimana r >1.
Tata cara pengujian tepat bila :
1.
Lebih dari satu kasus per sel.
2.
Jumlah kasus dalam tiap sel sama.
3.
Kategori baris dan kolom tertentu, bukan acak.
Perhitungan Analisa Variansi Dua Arah
Seperti pada analisa variansi satu arah, akan sangat memudahkan jika kita terlebih
dulu menghitung jumlah-jumlah kuadrat dasar dan kemudian menggunakannya untuk
menentukan jumlah-jumlah kuadrat dan kuadrat rata-rata yang diperlukan untuk uji F.
1
Untuk mempermudah penghitungan maka dibutuhkan indeks sebagai berikut :
Bagian Tabel
Indeks
Baris
i
Perhatikan bahwa i berjalan dari 1 sampai dengan r,
banyaknya baris adalah r.
Kolom
j
j berjalan dari 1 sampai dengan c, yaitu banyaknya
kolom.
Sel
k
k berjalan dari 1 sampai dengan n, banyaknya
replikasi dalam setiap sel.
Jadi, Yijk adalah isian ke-k dalam sel pada baris ke-I dan kolom ke-j.
Yang merupakan observasi variabel baris ke-i, variabel kolom ke-j dan ulangan
ke-k. Jadi, seluruhnya terdapat pqr = n observasi.
Model yang digunakan adalah :
Yijk = µ + α i + β j + γ ij + ε ijk
i = 1,…, p
j = 1,…, q
k = 1,…, r
Yang diduga dengan :
Ŷijk = Ỹ + ai + bj + cij
α i = pengaruh variabel baris kategori i.
β j = pengaruh variabel baris kategori j.
γ ij = pengaruh interaksi variabel baris kategori I dan variabel kolom
kategori j.
Dalam hal ini kategori baris dan kolom tertentu
dan
i
∑
εij = 0.
2
i
∑
αi = 0,
i
∑
βj = 0, i∑γij = 0,
Rumus-rumus yang digunakan dalam analisis variasi dua arah :


  Yijk 


i
j
k

FK = 
n
2
2


1
 Yi jk   FK
JK baris =


qr i  j k

2
1


JK kolom =
 Yi jk   FK

pr j  i k

2
1


JK interaksi =   Yijk   JKbaris  JKkolom  FK
r j i  k

JKKesalahan= JKtotal  JKbaris  JKkolom  JK int eraksi
JK total =
Y
2
ijk
i
j
 FK
k
KR baris = JK baris
db baris
KR kolom = JK kolom
db kolom
KR interaksi = JK interaksi
db interaksi
Derajat bebas (db) ditentukan melalui aturan sebagai berikut :
db baris = p -1
db kolom = q -1
db interaksi = (p – 1)(q – 1)
db total = n – 1
db kesalahan = (n – 1) – (db baris + db kolom + db interaksi)
= (n - 1)- ((p - 1) + (q - 1) + ((p - 1)(q - 1)) )
= (n -1) - (-1 + pq )
3
Dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui adanya pengaruh baris, kolom, dan
interaksi.
Dalam tiap kasus H0 berbentuk umum :
Untuk baris, H0 berarti
:
tidak terdapat perbedaan dalam Y dari kategori baris ke
kategori baris lainnya dalam populasi
Untuk kolom, H0 berarti
:
tidak terdapat perbedaan dalam Y dari kategori kolom ke
kategori kolom lainnya dalam populasi
Untuk interaksi, H0 berarti :
sesudah rata-rata baris dan kolom dihilangkan, tak
terdapat
perbedaan dalam Y dari suatu kombinasi kategorikategori
baris dan kolom ke kombinasi lainnya, dalam populasi
Adapun, perhitungan H0 ditentukan melalui :
a. Menyelidiki ada atau tidaknya pengaruh baris.
Untuk menyelidiki ada atau tidaknya pengaruh baris, dihipotesiskan semua
pengaruh baris sama dengan nol.
H0 : α1 = α2 = …. = αi = … = αp = 0
H1 : Tidak semua αi = 0
Dibawah hipotesis nol F hitung =
 p  1q  1, sehingga
 F ;  p  1, pqr  1.
bebas
KRbaris
brdistribusi F dengan derajat
KRkesalahan
daerah penolakan H0 adalah
F hitung
b. Menyelidiki ada tidaknya pengaruh kolom. Dihipotesiskan semua efek kolom
sama dengan nol.
H0 :  1   2  ...   j  ...   q  0
H1 : Tidak semua  j  0
Dibawah hipotesis nol F hitung =
KRkolom
berdistribusi F dengan derajat
KRkesalahan
q  1, pqr  1 , sehingga
hitung  F ; q  1, pqr  1
bebas
4
daerah
penolakan
H0
adalah
F
c. Menyelidiki ada atau tidaknya pengaruh interaksi. Dihipotesiskan semua efek
interaksi sama dengan nol.
H0 :  i j  0 untuk i= 1, 2,… p
H1 : Tidak semua  ij  0
Dibawah hipotesis nol, F hitung =
 p  1q  1, pqr  1
 F ;  p  1q  1, pqr  1 .
bebas
KR int eraksi
berdistribusi F dengan derajat
KRkesalahan
sehingga daerah penolakan H0 adalah F hitung
Jika
F
hitung
untuk
interaksi
 F ;  p  1q  1, pqr  1 maka H0 tidak ditolak atau interaksi tidak signifikan.
Apabila demikian, maka tabel ANOVA sedikit berubah yaitu,
JK kesalahan baru = JK kesalahan lama + JK interaksi
Apabila F hitung untuk interaksi  F ;  p  1q  1, pqr  1 maka H0 ditolak
atau interaksi signifikan, dengan demikian tidak ada perubahan dalam tabel
ANOVA.
Tabel ANOVA (Analysis of Variance)
Sumber
Jumlah
Derajat
Kuadrat rata-
keragaman
kuadrat
bebas (db)
rata (KR)
Baris
JK Baris
p-1
KR Baris
KRbaris
KRkesalahan
Kolom
JK Kolom
q-1
KR Kolom
KRkolom
KRkesalahan
JK Interaksi
(p - 1) (q -1)
KR Interaksi
KR int eraksi
KRkesalahan
Kesalahan
JKkesalahan
pq(r - 1)
KR Kesalahan
Total
JK Total
pqr - 1
KR Total
Interaksi
kolom-baris
5
F hitung
Contoh soal :
Suatu eksperimen diadakan untuk menyelidiki pengaruh variabel 1 yang terdiri
dari 3 tingkat ( O1, O2,O3 ) dan variabel 2 yang terdiri dari 2 tingkat ( E1,E2 ). Eksperimen
tersebut menghasilkan data sebagai berikut :
Variabel 2
E1
Variabel 1
O1
25
5
42
14
19
13
0
11
-2
4
6
-3
O2
-19
-24
-4
-24
0
-4
5
-1
-9
-5
-6
4
-26
-1
22
3
-26
4
-21
-19
-12
9
-9
-27
O3
E2
-16
-6
-13
-22
9
-6
-25
-23
-28
-22
-22
-10
-20
-24
-24
-22
-23
-19
-2
12
-8
-17
-20
-22
-13
-1
-3
-11
-6
-4
6
-5
14
-11
14
-5
-22
7
14
15
-6
9
-5
-5
-9
3
-5
6
-10
-37
0
-10
-6
-11
-12
-4
13
-27
-7
-20
-4
-10
-3
-11
2
-9
20
9
-8
8
-6
6
Penyelesaian :
p = 3, q = 2, r = 18, n = 108 (untuk perhitungan dasar lainnya, lihat lampiran)
2


  Yijk 


2
i
j
k
 = (599) = 3322,2315
FK = 
108
n
6
2


1
 Yi jk   FK
JK baris =



qr i  j k

=


1
 2492   1102   2402  3322,2315
36
 336,129
2
1


JK kolom =
 Yi jk   FK

pr j  i k

=


1
 2222   377 2  3322,2315
54
= 222,454
2
1


 Yijk   JKbaris  JKkolom  FK

r j i  k

1
802   3292   1252  152   177 2  632

18
 336,129  222,454
= 5329,686
JK interaksi =

JK total =
Y
ijk
i
j
2

 FK
k
= 24101  3322,2315
= 20778,7685
JK kesalahan = JK total – JK baris – JK kolom – JK interaksi
= 20778,7685 -336,129 -222,454 -5329,686
= 14890,4995
 14890,5
Tabel ANOVA
Sumber Keragaman
db
JK
KR
F hitung
F tabel (α =
0,05)
Baris
2
336,129
1,680,645
1,151
3,09
Kolom
1
222,454
222,454
1,524
3,94
Interaksi
2
5,329,686
2,664,843
18,254
3,09
Kesalahan
102
14890,5
145,985
Total
107
207,787,685
7
Dari table ANOVA diatas tampak bahwa :
F hitung baris  F0, 05
;
F hitung kolom  F0, 05
; dan
F hitung interaksi  F0, 05
Sehingga dapat dikatakan bahwa efek baris dan kolom tidak signifikan, sementara
interaksi segnifikan berbeda dengan nol, sehingga tabel ANOVA tidak perlu diubah.
Anggapan dalam Analisis Variansi Dua Arah
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis variansi dua arah,yaitu :
1. Dalam setiap sel data haruslah berdistribusi normal. Namun, seperti pada
analisis variansi satu arah, anggapan ini dapat dikendurkan apabila n
(banyaknya kasus per sel) berjumlah besar. Makin banyak perulangan, makin
tinggi toleransi terhadap non-normalitas.
2. Pada tiap sel variansi data seharusnya sama. Sekalipun demikian, walaupun
anggapan ini penting tapi dapat dikendurkan bila banyaknya isian dalam tiap
sel sama.
Dalam contoh soal tadi, setiap sel memiliki 18 data, jumlah ini cukup besar,
sehingga anggapan normalitas dapat dikendurkan. Dari diagram batang dan
daun berikut, dapat dikatakan bahwa masing-masing sel cukup normal
(sehingga normalitas tidak dibutuhkan).
8
Variansi sel :
O1
O2
O3
E1
237,2
71,4
216,7
E2
106,1
109,3
135,2
Diagram batang dan daun dari data contoh soal diatas :
O1E1 4
3
2
1
0
-0
-1
-2
O2E1
0
-0
-1
-2
O3E1
2
2
O1E2 1
0
-0
-1
-2
-3
5
4931
50469
2366
63
2
045
4411349566
319
44
O2E2 1
0
-0
-1
-2
2
O3E2 2
1
2
28
970
32204423258
0
4445
67936
5565595
1
2
0
1
3
3490
0
2986
-0
196
-0
4743986
-1
92001
-1
201
-2
6617
-2
70
-3
7
0
Keterangan : Batang = puluhan
Daun
= satuan
9
Variansi terbesar (237,2) dan yang terkecil (17,4) kira-kira berbanding tiga
dengan satu. Bila besarnya sel tidak sama, perbandingan tiga dengan satu akan
sulit diterima; perbedaan yang jauh lebih besar akan terlalu sulit untuk
diterima. Tapi karena besarnya sel dalam contoh sama (18) maka perbedaan
variasi ini dapat diterima.
Tetapi jika variansi sel sangat berbeda dan besarnya sel tidak sama, maka kita
dapat menggunakan transformasi.
3. Galat (atau bagian yang tidak dijelaskan oleh variabel baris, kolom, dan
interaksi) haruslah bebas. Dalam prakteknya, hal ini berarti bahwa tiap kasus
haruslah diambil dan diukur secara bebas sehingga setiap data dari tiap kasus
tidak merupakan fungsi dari suatu data kasus lain.
Sebagai ringkasan, analisis variansi adalah suatu teknik yang amat kuat, sehingga
anggapannya tidak perlu dipenuhi dengan sempurna dan malah dapat sedikit jauh
menyimpang bila suatu perencanaan yang baik telah menghasilkan :
Cukup banyak isian dalam setiap sel
Banyaknya isian dalam setiap sel sama
Isian didasarkan atas kasus yang disampel secara acak dan diukur dengan
bebas.
10